EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 8 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 8 jam lalu, #Saham AS

Ulasan Saham 17 November: Arah IHSG Setelah Periode Sell-Off

Penulis

IHSG berhasil rebound dari penurunan dalam 3 hari berturut-turut, secara teknikal seperti apa laju IHSG kedepan? lalu bagaimana dengan valuasi IHSG saat ini jika dibandingkan dengan kawasan ASEAN?

Technical Story

Ulasan Saham 17 November: Arah IHSG

IHSG berhasil rebound setelah mencatatkan penurunan harian berturut-turut yang cukup dalam sejak tahun 2008 lalu dimana, dalam 3 hari IHSG terkoreksi -7%. Kemarin IHSG berhasil rebound dengan kenaikan yang relatif tinggi di angka +2.1%, setelah sempat ditradingkan pada level terendahnya di 5,043, atau level terendahnya sejak awal juli lalu.

IHSG memiliki gap di 5,196-5,230. Jika technical rebound, maka pergerakan IHSG akan ke level-level tersebut. MA200 ada di 5,050, dan harga penutupan kemarin IHSG terlihat cukup baik dan mempertahankan level support kuat-nya untuk tetap di atas harga rata-rata 200 hari. Saya melihat IHSG masih dalam fundamental dan teknikal yang kuat, di tengah aksi jual investor yang terjadi beberapa hari yang lalu, namun sampai dengan akhir pekan ini IHSG masih akan bergerak sideways dengan koreksi yang minor.


Economy Update

AS: Salah satu petinggi The Fed, James Bullard, menilai tingkat suku bunga AS sangat berpeluang naik, kemungkinan berpotensi bulan depan. Pasar keuangan sendiri memang melihat The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga lebih agresif setelah Donald Trump berjanji akan mendorong laju perekonomian AS dengan menambah belanja infrastruktur.


What Market Says

Yield US-bond tertahan di level 2.2%, tekanan pada rupiah sedikit mereda dan begitu pula pada Indo-Bond 10yr. beberapa pejabat penting The Fed melihat kenaikan suku bunga akan sangat besar di bulan Desember nanti, membuat tekanan bukan hanya terjadi pada emerging market, namun bursa sahal global. Investor masih mencermati kebijakan ekonomi Trump selagi mengukur imbal hasil di pasar saham masing-masing.

Valuasi IHSG di pasar ASEAN saat ini terlihat cukup mahal dengan P/E 15.9x. Begitu pula dengan P/BV basis yang berada di level 2.3x. sementara untuk standar deviasi +1 IHSG masih dihargai di atas rata-rata historical P/E dalam 6 tahun. Sementara performa Indonesia jika diukur dengan emerging market pada umumnya selama periode koreksi (10-15 Nov), Indonesia sebagai negara tertinggi yang mengalami koreksi dengan 6.8%, di ikuti oleh Filipina -4.5%, Brazil dan Thailand masing-masing dengan -2.5%.

Bagaimana strategi trading saat ini? tentu saja buying opportunity dengan kondisi pasar saat ini. Lihat saja saham-saham perbankan dimana jika kita ukur dengan performa laporan keuangan di kuartal-III hasilnya cukup positif, dan saham-saham perbankan pada periode sell-off lalu mengalami tekanan jual yang tinggi, semisal BBRI (-13.2%), BBNI (-10.3%), BBCA (-4.4%), selain itu saham-saham barang konsumsi juga mengalami kejadian yang serupa, seperti saham-saham GGRM (-10%), INDF (-8.4%), KLBF (-11.7%), ICBP (-8.2%) serta UNVR (-6.2%).

Saham-saham tersebut merupakan saham blue chips dan memiliki fundamental serta management yang baik, jadi penurunan tajam yang terjadi lalu adalah kesempatan beli yang baik atau time to buy.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
276266
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.