EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,161.14   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 44 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 45 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 46 menit lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 52 menit lalu, #Saham AS

Ulasan Saham 20 Januari: Mempelajari Hasil Pertumbuhan PDB China

Penulis

Tren pergerakan harian IHSG saat ini masih condong bearish, hal ini tergambar pada MACD secara umum, kemudian China telah melaporkan hasil pertumbuhan ekonominya pada kuartal IV tahun lalu, lalu apa yang dapat kita pelajari?

Technical Story

Ulasan Saham 20 Januari: Mempelajari

Tren pergerakan harian IHSG saat ini masih condong bearish, hal ini tergambar pada MACD secara umum dimana weekly dan monthly-nya masih sideways, harga bertahan di MA5, dengan menunggu sinyal berikutnya apakah MA5 tertekan dan memotong ke bawah MA50. RSI juga menunjukkan sinyal overbought dan terus turun menuju garis


Economy Update

Ekonomi China terakselerasi pada kuartal IV tahun lalu sebesar 6.8%. Tumbuh di atas estimasi analis yang berada di kisaran 6.7%, namun jika melihat akselerasi yang terjadi, pertumbuhan ekonomi China tampak mengalami perlambatan. Nah, di sini terlihat demand dari ekonomi China belum memadai, artinya seluruh negara yang tergantung pada China sebagai tujuan ekspor dari barang, belum dapat menikmati kenaikan yang aktual pada pos neraca perdagangan-nya; atas dari itu pula, pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya berkisar 3.6%-3.8%.

 

What Market Says

China telah melaporkan hasil pertumbuhan ekonominya pada kuartal IV tahun lalu, kemudian apa yang dapat kita pelajari?

China diibaratkan sebagai pasar utama dari berkumpulnya para penjual dan pembeli. Namun, saat ini pasar tersebut sedang kekurangan pembeli, dan penjual-nya pun akhirnya menurun. Pembeli berkurang dikarenakan sulitnya mereka mendapatkan akses ke pasar dan mereka juga kekurangan uang, kemudian si penjual juga bingung, dan akhirnya mereka mulai mengurangi produksi barang mereka, dan lalu akhirnya mereka mencari peluang di luar China.

Keadaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2008 hingga sekarang. Penjual dan pembeli masih enggan dan sulit dalam mendapatkan dana dan akses. Semua negara yang memproduksi barang juga bingung mau di arahkan kemana produksi mereka? Hal ini pula yang terjadi pada Indonesia, pertumbuhan ekonomi menggambarkan seberapa besar faktor-faktor ekonomi dapat berkontribusi secara maksimal yang pada akhirnya memberikan pemerataan.

Singkat kata, China adalah mitra dagang Indonesia saat ini; semua produk migas dan non migas yang dihasilkan Indonesia, berharap China dapat menyerapnya, namun nyatanya tidak. Sekarang ini dengan pertumbuhan China yang ‘hanya’ 6.8%, itu tidak mudah. Indonesia telah merasakannya, tekanan ekonomi juga langsung berdampak pada sektor ekonomi secara keseluruhan dan pada akhirnya mempengaruhi laba perusahaan. Kami melihat pidato Trump nanti akan sangat penting untuk mengukur seberapa jauh Trump melihat China dalam kaidah ekonomi dunia dan proteksionisme, karena jika AS melihat pasar China sebagai sumber masalah, maka Indonesia secara langsung akan merasakan dampaknya, yang kami khawatirkan akan sangat berdampak pada ekonomi dan pasar saham Indonesia. Mari kita nantikan pidato Trump.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
277277
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.