EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,175.55   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 4 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Ulasan Saham 22 Agustus: Saham Rokok Membebani Pergerakan IHSG

Penulis

Tercatat hingga pukul 3:50 sore ini, saham GGRM dan HMSP mengalami tekanan koreksi masing-masing sebesar 1.5% dan 1%. Minim sentimen positif di dalam negri, IHSG masih mencoba bertahan di level 5,400.

IHSG Dalam Catatan

Ulasan Saham 22 Agustus: Saham Rokok Membebani

MACD IHSG terlihat konsolidasi/flat, artinya gerak pasar akan cukup sideways, (positif-negatif). Asing masih cukup labil dimana hari ini kembali mencatatkan net buy, namun nilainya tidak sebesar minggu-minggu sebelumnya, MA20 di sekitar 5,360 masih menjadi level acuan IHSG untuk bertahan, RSI terlihat kembali naik mencoba menembus 70%, apakah RSI bisa terus menguat dan overbought? mari kita tunggu.

Pekan ini menjadi penentuan bagi IHSG apakah bisa mencatatkan kinerja yang positif di bulan Agustus, dimana pada bulan Agustus di tahun-tahun sebelumnya selalu mencatatkan return yang negatif.

 

Economy Update

Pernyataan pejabat bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) belakangan ini cenderung semakin hawkish, Terbaru, adalah pernyataan Fed Williams akhir pekan lalu yang menjadi pembahasan utama pelaku pasar di akhir pekan.

Mayoritas perusahaan Jepang meragukan dampak positif dari kebijakan stimulus pemerintahan Shinzo Abe. Menurut survei terbaru Reuters terhadap perusahaan-perusahaan di Jepang, mayoritas responden percaya paket stimulus baru-baru ini yang diumumkan Perdana Menteri Shinzo Abe hanya berdampak kecil ke pertumbuhan ekonomi.

 

Equity Comment

Hasil pertemuan Bank Indonesia memutuskan untuk tetap menahan BI 7 days repo rate di level 5.25%. Bi beralasan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pulih dan pertumbuhan ekonomi global juga masih melambat di tengah ketidakyakinan The Fed apakah akan menahan atau menaikkan suku bunga acuan di medio September/Desember. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi BI merevisi rentang pertumbuhan di sekitar 4.9%-5.3%.

Di pekan ini tidak ada data ekonomi penting di domestik. Pasar menunggu di awal bulan depan, dengan fokus pasar akan mencari arah kenaikan suku bunga The Fed, potensi rally harga minyak dunia, dan besaran stimulus di Jepang serta China. Investor asing cukup variatif saat ini, net buy tidak akan rally dalam jangka panjang seperti sebelumnya, dengan investor domestik akan mencoba bermain swing trading. Beberapa saham yang sempat meningkat di pekan-pekan terakhir sangat rawan untuk terkena profit taking: INDS, PYFA, DSFI, GJTL, RALS, TLKM.

Ada yang menarik di pasar saham saat ini terkait kenaikan tarif rokok hingga 2-3x lipat dari harga saat ini di pasaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif merokok bagi masyarakat. Cukai rokok yang dinaikkan tujuannya jelas untuk menaikkan penerimaan negara, di samping saat ini tekanan publik akibat kesehatan merokok juga semakin tinggi.

Saya berpendapat, sektor rokok masih cukup stabil dalam jangka panjang. Meskipun dalam jangka pendek ada ketakutan akan pendapatan perusahaan yang menurun dari melemahnya penjualan, namun dalam jangka panjang resiko itu ada dan saya melihat kondisi beban operasional perusahaan akan terus meningkat dari sisi bahan baku dan pekerja yang setiap tahunnya memang naik. Sementara di sisi penjualan indikasi penurunan jelas terlihat. Jika begini maka margin operasional perusahaan rokok akan flat dan cenderung terkoreksi kedepan, so.. rating yang cocok untuk perusahaan rokok saat ini adalah netral.

Jangan lupa bobot perusahaan rokok seperti Gudang Garam dan HM Sampoerna sangat besar, jadi jika kedua perusahaan tersebut terkena sentimen negatif maka dapat dipastikan kinerja IHSG juga akan terganggu/terkoreksi.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
270859
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.