EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,128.93   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Update Forex: Akankah Masalah Turki Memicu Krisis Euro Berikutnya?

Penulis

Jika Anda trading Euro, masalah yang membayangi Turki perlu dipertimbangkan baik-baik karena pelemahan Lira bisa ikut menekan EUR/USD.

Dalam waktu 3 bulan terakhir, EUR/USD cenderung diperdagangkan dalam range harga sebesar 200 poin, yakni antara 1.1200 dan 1.1400. Ada saat-saat ketika range tersebut ditembus, tapi break harga selalu singkat dan tak pernah berlanjut membentuk ekstensi breakout.

Namun, kondisi itu berubah di minggu lalu, ketika mata uang berjuluk Single Currency ini mematahkan batas bawah range di level 1.1200 dan menyentuh level terendah 2 tahun di 1.1110 pada Jumat kemarin (26/April). Pada akhir pekan, Euro kemudian sedikit pulih ke kisaran 1.1145/50.

Katalis penurunan harga yang paling banyak disorot adalah melemahnya indeks sentimen Ifo Jerman yang mencapai level 99.2. Hasil tersebut membalikkan optimisme pasar yang sebelum ini meyakini, bahwa kontraksi sektor manufaktur Jerman di kuartal pertama akan membaik di awal kuartal kedua.

Dengan masalah Brexit yang masih berlarut-larut, protes "rompi kuning" di Prancis yang sudah memasuki minggu ke-24, dan pemilu parlemen Uni Eropa di akhir Mei, European Central bank (ECB) kemungkinan besar tengah menghadapi rintangan kuat dalam upaya meningkatkan suku bunga di tahun 2019.

Lebih lanjut, masalah-masalah di atas juga berpotensi diperberat oleh isu yang kian berkembang di Turki. Hal ini pun semakin membebani pergerakan Euro.

Outlook negatif dari Turki berasal dari berbagai perkara, mulai dari kekacauan politik, kurangnya stabilitas sosial, hingga penyelesaian masalah finansial yang layak dipertanyakan.

Awal bulan ini, Bank Sentral Turki (CBT) merilis laporan mengenai kepemilikan cadangan devisa sebesar 25 miliar USD dari pendapatan internal. Namun perlu diperhatikan juga bahwa Turki memiliki utang senilai 180 miliar USD yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. Dengan demikian, CBT tidak dalam posisi kuat untuk mengatur utang eksternal ataupun melindungi nilai tukar mata uangnya, Lira (TRY).

Masalah Turki bisa membebani Euro

Parahnya lagi, data statistik dari bank-bank Uni Eropa pekan lalu mengkonfirmasi bahwa dari Balance Sheet CBT yang sebesar 25 miliar USD itu, lebih dari 12 miliar di antaranya berasal dari transaksi swap jangka pendek, yang pada gilirannya nanti perlu dibayarkan kembali dalam waktu 2 bulan ke depan.

Bisa disimpulkan, CBT telah keliru mengenai kesehatan keuangan negaranya, dalam upaya menstabilkan nilai TRY dan mencegah penurunan peringkat kredit atas utang eksternal bruto yang sebesar 400 miliar USD. Diperkirakan, Turki memiliki utang luar negeri terhadap ECB dan bank-bank negara anggota Uni Eropa sebesar 250 miliar USD.

Lantas, mengapa masalah Turki perlu diperhatikan bagi para trader Euro? Terakhir kali Turki mengalami goncangan adalah Agustus 2018 lalu. Antara 1 Agustus hingga 13 Agustus, USD/TRY menguat dari 5.10 ke 7.10. Dengan kata lain, Lira Turki telah kehilangan 40% dari nilai tukarnya tehadap USD. Pada periode waktu yang sama, EUR/USD anjlok 3.2% dari 1.1680 ke 1.1310.

Selama 10 hari terakhir, TRY telah melemah 10% seiring dengan terungkapnya fakta di balik klaim CBT. Saat ini, USD/TRY sudah mendekati area 5.95. Meski masih cukup sulit untuk memperhitungkan di level mana pair ini akan bergerak, adanya breakout di atas 6.00 akan menimbulkan risiko downside bagi Euro.

Secara teknikal, rebound EUR/USD dari level rendah Jumat lalu bisa mencapai 1.1180, tapi pergerakan harga masih dibayangi oleh indikator Daily Momentum yang menunjukkan pelemahan.

Sementara itu, pasar finansial Jepang akan ditutup minggu ini dalam rangka kenaikan takhta Kaisar yang baru. Walaupun arus perdagangan dari Tokyo bakal menipis, ACY memaklumi jika jika Yen Jepang nantinya bisa menguat di berbagai pair cross. Garis MA 30 pada chart USD/JPY saat ini tengah berada di kisaran 111.30 dan menjadi support kunci. Jika harga tembus ke bawah level tersebut, maka Dolar AS bisa tenggelam lebih dalam ke level 110.70.

Setelah jatuh 100 poin pada hari Rabu lalu (24/April), AUD/USD akhirnya memulai pemulihan dari bawah level 0.7000 di akhir pekan. Namun, rebound pair ini hanya akan terbatas sampai ke 0.7050, untuk memenuhi kondisi Oversold jangka pendek yang telah tampak. Level terendah hari Kamis di 0.6988 tidak memiliki signifikansi teknikal di chart Daily, sehingga harga lebih berpeluang merosot ke 0.6980 daripada menanjak ke sekitar 0.7125.

Di sisi lain, BoE sudah diproyeksi untuk tidak mengumumkan perubahan kebijakan apapun pada hari Kamis mendatang (2/Mei). MPC telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dengan hasil voting 9-0 dalam 12 pertemuan terakhir, dan ACY memperkirakan jika perubahan pada hasil pemungutan suara itu akan menjadi kejutan yang bisa menjadi market mover. Secara teknikal, GBP/USD terlihat sedikit Oversold. Pair ini kemungkinan akan mengalami retracement ke 1.3000 dalam beberapa hari berikutnya.

 

ACY


ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik.

Arsip Analisa By : ACY
288301
Penulis

ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik. Profil Selengkapnya