Analisa Fundamental
Menjelang penutupan sesi Asia hari Senin (7 Januari), mata uang safe haven Yen Jepang diperdagangkan menguat di tengah kembali meningkatnya selera investor terhadap aset berisiko. Hal ini terjadi menyusul adanya pelonggaran moneter yang agresif oleh China. Di sisi lain, US Dollar diperdagangkan sebaliknya, di mana investor tengah menantikan notulen pertemuan The Fed pada hari Rabu (9 Januari) mendatang, serta pidato dari Ketua The Fed Jerome Powell sehari setelahnya.
Bank Sentral China (PBoC) pada hari Jumat (4 Januari) pekan kemarin, memutuskan untuk memangkas Reserve Reuqirement Ration sebesar 1%, sebagai langkah untuk kembali merangsang pinjaman menyusul data PMI yang lebih lemah dari perkiraan. Kebijakan ini diindikasikan sebagai sebuah tanda bahwa negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tengah melambat.
Dari Amerika Serikat, Indeks Dolar AS yang digunakan untuk mengukur kekuatan USD terhadap mata uang utama lainnya bergerak melemah 0.2% ke level 95.523, seiring adanya sikap wait and see investor terhadap prospek kebijakan moneter The Fed selanjutnya.
Analisa Teknikal
Pasangan mata uang USD/JPY tengah berkonsolidasi di sekitar level 108 setelah terkena aksi sell-off pada perdagangan Kamis sebelumnya. Meskipun secara sekilas USD/JPY mencoba rebound, akan tetapi, rentetan katalis negatif yang membebani US Dollar cenderung menekan pergerakan pasangan mata uang ini. Selain itu, pergerakan harga pada grafik 1 jam yang terlihat berhasil menembus level support pertama, juga menjadi sebuah indikasi awal bahwa USD/JPY lebih berpotensi untuk bearish pada perdagangan hari ini.
Rekomendasi
- Entry Sell: 107.921
- Take Profit: 107.427
- Stop Loss: 108.217