EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Waspadai Gelombang Kedua COVID-19, Emas Diperkirakan Masih Bullish

Penulis

Minggu lalu, harga emas menguat akibat statement The Fed yang dovish. Minggu ini, testimoni Powell dan kemungkinan gelombang kedua wabah COVID-19 akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (12 Juni 2020), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah mengalami depresiasi selama tiga minggu berturut-turut, pekan lalu harga emas kembali mencatat kenaikan yang signifikan dan ditutup pada level USD1731.57 per troy ounce. Harga penutupan tersebut menguat 2.8% dibandingkan minggu sebelumnya. Penguatan harga logam mulia disebabkan oleh sentimen risk aversion di tengah kenaikan jumlah pasien COVID-19, terutama setelah adanya pelonggaran lockdown di berbagai negara termasuk AS. Investor pun melepas asset-asset berisiko dan masuk ke safe haven termasuk emas dan US Dollar.

Seperti diperkirakan, pernyataan The Fed pada rapat terakhir yang dianggap dovish juga mendukung apresiasi harga emas. Selain statement yang kurang optimistis, proyeksi ekonomi yang muram mencerminkan waktu pemulihan yang cukup lama. Pada proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini, The Fed memperkirakan ekonomi akan mengalami kontraksi hingga 6.5% (atau -6.5%), jauh merosot dibandingkan proyeksi bulan Desember 2019 yang +2.0%. Sementara itu, tingkat pengangguran tahun ini diproyeksikan naik hingga 9.3% dibandingkan proyeksi Desember yang 3.5%. Untuk suku bunga acuan, The Fed menyatakan tidak akan ada perubahan setidaknya hingga tahun 2022.

Dengan outlook perekonomian AS yang kelam tersebut, diperkirakan emas masih akan cenderung bullish pekan ini. Data dan peristiwa penting minggu ini adalah statement hasil pertemuan BoJ, pernyataan BoE, testimoni ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Senat dan House, Retail Sales, serta Jobless Claims AS. Selain itu, pelaku pasar juga akan mewaspadai adanya gelombang kedua wabah COVID-19 pasca pembukaan lockdown di berbagai negara. Seperti diberitakan, pemerintah China telah mengumumkan kasus baru COVID-19 minggu lalu dan menutup kembali sebagian kawasan ibu kota Beijing.

Survei yang dilakukan Kitco.com menunjukkan bahwa sekitar 71% pemain Wall Street memperkirakan minggu ini harga emas akan berlanjut bullish, 0% bearish, dan 29% netral atau sideways. Sementara itu, 62% pemain Main Street memperkirakan bullish, 24% bearish, dan 14% netral.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Waspadai Gelombang Kedua Covid-19, Emas

Pergerakan harga menunjukkan keadaan konsolidasi dengan kecenderungan bullish. Kondisi ini didukung oleh penunjukan indikator trend dan momentum berikut ini:

  1. Kurva indikator MACD berimpit dengan kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di sekitar level 0.00; ini menunjukkan keadaan konsolidasi.
  2. Harga berada di atas kurva support EMA21 dan middle band indikator Bollinger Bands.
  3. Titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
  4. Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau yang menunjukkan sentimen bullish.
  6. Harga penutupan terakhir berada di atas level Pivot mingguan (weekly pivot).

Resistance kuat berada pada level 1746 (sekitar 38.2% Fibo Expansion), sedangkan support kuat pada level 1700.

Level Pivot mingguan: 1717.91

Resistance: 1746.10 (38.2% Fibo Expansion) ; 1769.62 (50% Fibo Expansion) ; 1793.13 (61.8% Fibo Expansion) ; 1822.71 (76.4% Fibo Expansion) ; 1868.81 (100% Fibo Expansion).

Support: 1717.32 (23.6% Fibo Expansion) ; 1700.00 ; 1670.60 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1607.00 ; 1588.00 ; 1566.50 ; 1547.00 ; 1521.00 ; 1485.00 ; 1450.00 ; 1432.00 ; 1400.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Expansion:

  • Titik 1: 1556.48 (harga terendah 1 April 2020).
  • Titik 2: 1765.11 (harga tertinggi 18 Mei 2020).
  • Titik 3: 1670.60 (harga terendah 5 Juni 2020).

Download Seputarforex App

Arsip Analisa By : Martin
293072
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.