PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan outlook PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Penurunan oleh Pefindo ini sebagai akibat dari resiko adanya eksekusi proyek reklamasi.
Yogie Perdana selaku Analis Pefindo menjelaskan, alasan memberikan outlook negatif untuk APLN adalah karena adanya antisipasi terhadap dampak material yang bisa jadi mempengaruhi kinerja bisnis serta keuangan karena sentimen negatif terkait dengan proyek reklamasi.
Selain itu, peringkat perseroan APLN ini juga sedang berada di bawah tekanan jika kinerja penjualan pada seluruh proyek perusahaan tercatat lemah. Pasalnya, APLN sendiri telah menghabiskan biaya yang cukup tinggi yakni sekitar Rp 1.7 triliun untuk mewujudkan proyek reklamasi, sebanyak Rp 700 miliar untuk membuat kontrak dengan perusahaan reklamasi, Rp 1 triliun untuk membayar kewajiban kepada Pemerintah Daerah (Pemda). Serta adanya tambahan utang yang melebihi proyeksi tanpa dikompensasi oleh pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu saja, tingkat leverage keuangan APLN yang agresif bisa menyebabkan proteksi atas arus kas menjadi lemah, serta karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan keadaan makroekonomi. Beban-beban dan persoalan seperti itulah yang akan menghambat perolehan pendapatan PT Agung Podomoro Land Tbk untuk beberapa tahun ke depan.
Mengingat hal tersebut, seorang analis Pefindo, Haryo Konconegoro berpendapat, sebenarnya outlook perusahaan APLN bisa menjadi kembali stabil kalau pada beberapa kuartal ke depan resiko terhadap proyek reklamasi tidak terjadi dan didorong juga dengan penjualan marketing perusahaan yang sesuai target dan ada pula kemajuan-kemajuan lainnya yang berhasil dibuat.