iklan | iklan |
Menurut indeks volatilitas dari DailyFX.com, volatilitas pasar forex akhir-akhir ini cenderung rendah (sampai dengan 12 Maret 2014 saat sumber artikel ini dipublikasikan oleh dailyfx.com). Banyak trader forex merasa frustasi terhadap kondisi ini, karena mengharapkan pergerakan trending dan terjadi breakout.
Volatilitas pasar yang rendah sebenarnya menguntungkan trader forex, karena biasanya membuat pasar bergerak ranging (sideways). Penelitian DailyFX menunjukkan bahwa banyak trader yang sukses mendulang profit dari kondisi ini, apalagi jika volatilitas rendah terjadi selama sehari penuh.
Mengapa demikian? Ini terjadi karena level support dan resistance cenderung kuat dan konsisten. Konsistensi itu mampu memuluskan strategi buy pada support dan sell pada resistance (buy low sell high) yang lazim disebut strategi pullback . Pada keadaan tertentu, bisa terjadi harga bolak-balik beberapa kali antara level support dan resistance, sehingga frekuensi trading meningkat. Trader dapat panen profit dengan persentasi kesalahan entry yang minimum.
Dengan logika tersebut, trader seharusnya bisa enjoy dalam kondisi volatilitas pasar yang rendah. Jika hasil trading Anda akhir-akhir ini kurang konsisten, mungkin Anda telah melakukan 3 kesalahan yang lazim ketika trading pada pasar ranging atau volatilitas rendah, yaitu:
- Menggunakan strategi trend-following dalam kondisi pasar tidak trending.
- Stop loss terlalu dekat dengan entry.
- Tidak sabar menghadapi pergerakan harga yang lambat, sehingga terburu-buru dalam menutup posisi trading.
Mari kita bahas satu per satu setiap kesalahan ini.
1. Menggunakan strategi trend-following dalam kondisi pasar tidak trending.
Saran untuk trader: gunakan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar.
Satu hal yang sering terlupakan dalam membuat strategi pada rencana trading adalah menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar (trending atau ranging). Biasanya, setelah strategi berjalan sesuai harapan, kita akan cenderung menggunakan strategi tersebut secara terus menerus tanpa memperhatikan kondisi pasar saat entry.
Perlu diingat, sebuah strategi tidak akan bisa berjalan pada dua keadaan pasar sekaligus, trending dan ranging. Kita perlu mengenali kondisi volatilitas pasar terlebih dahulu, baru kemudian menentukan strategi apa yang akan dipergunakan. Bagaimana caranya?
Beberapa indikator yang dapat diguankan untuk mengenali volatilitas pasar antara lain Average True Range (ATR) dan Average Directional Index (ADX). Jika melihat perubahan kondisi, kita bisa segera mengubah strategi atau mengganti pasangan mata uang yang ditradingkan.
2. Stop loss terlalu dekat dengan entry.
Saran untuk trader: berikan ruang gerak yang lebih lebar agar trade Anda dapat bertahan lebih lama.
Banyak trader menganggap bahwa resiko ditentukan oleh perbedaan pip antara level entry dan level stop loss (SL). Padahal, ini pandangan yang salah kaprah. Sebenarnya, resiko adalah sejumlah nilai uang yang bisa kita relakan jika ternyata strategi kita tidak berjalan dengan benar.
Contoh nyata: Trader A dengan SL 100 pip bisa saja menanggung resiko lebih sedikit daripada trader B dengan SL 10 pip, karena ukuran lot (volume) trading trader A jauh lebih kecil dibandingkan volume trading yang digunakan trader B, sehingga nilai per pip trader B jauh lebih besar.
Jadi, resiko tidak ditentukan oleh besarnya pip, melainkan nilai uang. Oleh karena itu, kita seharusnya mengatur besarnya SL sesuai dengan sejumlah nilai uang yang kita bisa terima sebagai resiko. Menentukan level SL yang terlalu dekat dengan entry justru sangat tidak nyaman, dan akan "mengundang" pasar untuk menyentuh level itu.
Semakin dekat SL dengan level entry, maka SL akan semakin rawan untuk tersentuh. Hindari memperbesar resiko dengan SL yang terlalu dekat dengan level entry. Biarkan trade bertahan lebih lama dengan SL yang logis dan obyektif. Dalam hubungannya dengan volatilitas pasar, trader dapat menentukan level stop loss dengan bantuan indikator Average True Range (ATR).
3. Tidak sabar menghadapi pergerakan harga yang lambat.
Saran untuk trader: jangan menggunakan ukuran lot trading yang terlalu besar dalam kondisi volatilitas rendah.
Secara psikologis, ketidaksabaran timbul karena kita ingin secepatnya meraup profit ataupun merealisasikan kerugian agar bisa kembali entry. Jadi, kunci untuk mengendalikannya akan kembali kepada diri kita sendiri.
Perlu Anda ketahui bahwa ketika volatilitas sedang rendah, maka kondisi pasar ranging. Selaras dengan itu, wajar saja jika pergerakan pasar lambat sehingga akan lebih lama mencapai level support atau resistance. Cobalah memahami hal ini.
Apabila masih merasa sulit mengendalikan kesabaran walaupun sudah memahami situasi ini, maka cobalah gunakan ukuran lot lebih kecil saat entry. Dengan ukuran lot yang relatif kecil, Anda akan lebih santai dan sabar dalam menyikapi pergerakan harga pasar. Anda juga akan bisa entry pada pasangan mata uang lain jika diinginkan.
Komentar : 6