iklan | iklan |
Bagi pemula, trading bisa jadi membingungkan, bahkan menakutkan dengan adanya segala "noise" di luar sana. Istilah-istilah seperti price action, indikator, garis, trend, Support dan Resistance, Fibonacci, dan sejenisnya bisa membuat pemula merasa kewalahan di masa awal belajar.
Ditambah lagi, banyak trader mengeluh bahwa salah satu hal tersulit dalam bertrading adalah menjaga kedisiplinan dan mengikuti aturan yang telah dibuat. Bagaimana menyikapinya?
Jangan putus asa dulu! Anda bisa belajar trading mudah dengan checklist untuk menghiraukan hal-hal tidak penting, sehingga fokus Anda akan terpaku pada aspek-aspek yang memang membangun skill trading. Belajar trading mudah dengan checklist secara terperinci terbukti dapat membantu Anda melalui proses trading dengan lancar, lho.
(Baca Juga: 5 Tips Asyik Belajar Trading Forex)
Seperti kita ketahui, sebuah checklist adalah catatan berisi daftar pekerjaan yang harus kita selesaikan. Di dunia trading sendiri, checklist juga berfungsi sama, yaitu guna mencatat hal-hal penting, mengerjakannya, lalu mencoret tugas-tugas yang telah dikerjakan sebelum mengeksekusi transaksi.
Nah, belajar trading mudah dengan checklist mampu membuat Anda lebih disiplin dan mengontrol emosi juga. Hal ini penting, mengingat disiplin adalah kunci sukses trading.
Perbedaan Checklist Dan Trading Plan
Secara sederhana, trading checklist dapat didefinisikan sebagai ringkasan rencana trading yang berisi daftar pekerjaan sebelum entry pasar. Anda juga bisa melihatnya sebagai seperangkat aturan yang perlu diikuti saat siap-siap memulai trading.
Hmmm, kok mirip trading plan? Trading checklist jangan sampai disamakan dengan trading plan, ya.
(Baca juga: Membuat Sebuah Trading Plan)
Trading plan lebih berkaitan dengan gambaran besar. Misalnya, jenis pasar yang ditradingkan atau analisis yang Anda pilih. Trading plan memberikan pedoman lebih makro untuk menangani semua aspek trading: mencakup hal-hal seperti money management dan risk management, withdrawal, profit, dan banyak lagi.
Di sisi lain, trading checklist menyediakan proses mikro terperinci untuk mengeksekusi trade tertentu di dalam lingkup trading plan Anda. Belajar trading mudah dengan checklist fokus memeriksa setiap transaksi dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum trading dilakukan.
Perlu dicatat, trading dengan checklist bersifat personal, yang berarti bahwa satu checklist mungkin tidak bisa diterapkan oleh trader lain. Pasalnya, setiap trader memiliki gaya, strategi, serta tujuan trading masing-masing.
Manfaat Belajar Trading Mudah Dengan Checklist
Trading dengan checklist adalah bagian penting dari proses trading, sehingga Anda bisa tetap disiplin, berpegang pada trading plan, dan membangun kepercayaan akan diri sendiri.
Terkadang saat trading, mental dan emosi Anda bakal sering diuji. Momen tersebut biasanya terjadi ketika tengah asyik trading, tapi pasar justru bergerak ke arah berlawanan dari perkiraan. Belajar trading mudah dengan checklist membuat Anda tahu apa yang harus dilakukan agar tidak sampai banyak merugi.
Terlebih lagi, hanya perlu waktu singkat untuk membuat trading checklist. Anda tidak harus membuat catatan rumit, cukup berupa satu halaman sederhana dengan bagian kotak kosong yang harus Anda centang saat menyelesaikan setiap langkah.
Intinya, buatlah trading checklist sesederhana mungkin untuk menghindari kebingungan selama proses trading.
Susun Daftar Pertanyaan Sebagai Panduan
Agar proses belajar trading mudah dengan checklist berjalan mulus, Anda perlu mengetahui apakah kondisi pasar sudah memenuhi syarat dan ketentuan untuk trading. Untuk itu, Anda bisa menuliskan daftar pertanyaan yang perlu dijawab sebelum eksekusi order.
Nantinya, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan membantu mengatasi kebingungan Anda. Di bawah ini adalah contoh pertanyaan yang dapat Anda manfaatkan untuk belajar trading mudah dengan checklist:
- Apakah pasar sedang trending atau ranging?
- Apakah ada area Support atau Resistance di sekitar titik entry?
- Apakah sudah terkonfirmasi indikator?
- Bagaimana rasio risk/reward-nya?
- Berapa jumlah kapital yang dirisikokan?
- Apakah ada rilis data signifikan yang bisa memengaruhi transaksi?
- Apakah sudah sesuai dengan trading plan?
Langkah-Langkah Membuat Trading Checklist
Berikut ini adalah rincian beberapa langkah penting belajar trading mudah dengan checklist. Tak harus persis seperti contoh, Anda dapat menambahkan poin-poin lain yang sesuai dan nyaman bagi Anda.
1. Pastikan Trading Setup Sudah Memenuhi Syarat
Langkah pertama adalah memastikan Anda sudah menemukan kondisi pasar, pola, atau struktur harga yang diinginkan. Misalnya, jika Anda menggunakan strategi trend-following dengan pola penerusan, maka pastikan pasar sedang bergerak dalam trend yang sudah terkonfirmasi dan membentuk chart pattern yang menandakan penerusan trend.
2. Konfirmasi Semua Filter
Anda perlu menganalisis setiap faktor teknikal atau fundamental yang diperlukan. Dalam hal strategi trend-following, Anda bisa memanfaatkan peluang buy saat kondisi uptrend atau sell saat kondisi downtrend.
Selain itu, Anda mungkin bisa menambahkan filter berita dengan dampak sangat tinggi seperti pengumuman bank sentral, rilis data NFP, dan sejenisnya. Jika strategi Anda berpatokan pada metode teknikal dan tidak mengandalkan momen berita sebagai pemicu, sebaiknya hindari entry di sekitar event berdampak seperti itu.
3. Temukan Posisi Entry
Katakanlah Anda trading dengan strategi trend-following berdasarkan pola Triangle, maka Anda bisa menentukan titik entry pilihan ketika harga terkonfirmasi breakout dari pola tersebut.
4. Cari Juga Alternatif Posisi Entry
Titik entry pilihan mungkin tidak selalu bisa tereksekusi. Oleh karena itu, diperlukan rencana cadangan dalam bentuk entry alternatif. Entry alternatif ini dapat dimanfaatkan ketika titik entry pilihan awal tidak muncul. Selama entry alternatif tidak mengubah rasio risk/reward awal, maka ia bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan peluang order tereksekusi.
5. Temukan Titik Stop
Titik stop memberi tahu kapan dan di mana sebaiknya Anda menutup paksa posisi trading yang merugi. Dengan demikian, kerugian Anda tidak akan membesar tak terkendali. Stop Loss bisa menjadi fitur yang dimaksimalkan, karena jenis order ini bisa menutup posisi secara otomatis sesuai level yang ditentukan trader.
6. Hitung Position Size
Anda bisa menggunakan metode size positioning yang berbeda tergantung pada toleransi risiko. Contohnya saja, jika Anda memiliki akun sebesar $5,000 dan memutuskan untuk menggunakan risiko 2% per transaksi, maka batas maksimal risiko setiap transaksi tidak boleh lebih dari $100.
Otomatis, Stop Loss akan ditempatkan pada level tertentu yang memenuhi kaidah toleransi risiko $100 dari titik entry. Ini adalah cara paling dasar untuk mengukur position size Anda.
7. Gunakan Trailing Stop
Ada dua cara utama untuk exit trade: Anda dapat memasang Stop Loss atau memanfaatkan Trailing Stop. Stop Loss dapat dipakai saat harga bergerak di luar skenario, sedangkan Trailing Stop digunakan ketika harga sudah bergerak naik sesuai skenario, tetapi keuntungannya perlu diamankan sebelum terjadi pembalikan arah atau koreksi.
8. Eksekusi
Pada poin ini, Anda harus mengecek semua parameter sebelum memasang posisi baru. Setelah selesai membuat checklist, saatnya Anda berangkat mengeksekusi order.
Contoh Penerapan Trading Dengan Checklist
Mari kita lihat contoh praktis penerapan belajar trading mudah dengan checklist. Di sini, akan didemonstrasikan strategi trading berdasarkan Bat Pattern yang mengilustrasikan posisi long (buy) menggunakan variasi bullish dari pola Bat t:
1. Pastikan Trading Setup Sudah Memenuhi Syarat
Karena contoh trading setup yang digunakan adalah Bat Pattern, maka Anda harus mengecek apakah candlestick sudah membentuk pola Bat. Ada dua persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk memvalidasi formasi Bat.
Pertama-tama, antara garis AX terdapat retrace 38 sampai 50%. Meskipun tidak tercantum di gambar, garis AB merupakan 38% retracement garis XA.
Selain itu, garis paling bawah harus berhenti atau dekat 88% retracement dari kaki XA. Anda dapat melihatnya pada garis abu-abu tepat di atas titik D, yang merepresentasikan 88% retracement.
Karena kedua ketentuan ini telah terpenuhi, Anda dapat mencentangnya dalam trading checklist dan bergerak ke proses selanjutnya.
2. Konfirmasi Semua Filter Trading Setup
Dalam strategi ini kita akan menggunakan indikator Aaron periode 50 sebagai indikator trend. Garis hijau yang berada di atas garis merah setelah harga mendekati titik D mengkonfirmasi bahwa pasar berada dalam trend naik jangka panjang.
Seperti yang Anda saksikan pada chart di atas, garis hijau berada di atas garis merah seiring harga mendekati titik D. Karena filter indikator sudah sesuai dengan indikasi sebelumnya, Anda bisa mencentang step ini dalam trading checklist.
3. Temukan Posisi Entry
Titik entry Bat Pattern terjadi pada level 88% retracement dari garis XA. Garis abu-abu mencerminkan titik entry pilihan Anda. Namun, harga ternyata tidak bergerak turun menyentuh garis tersebut dan justru merangkak naik. Hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga Anda membutuhkan titik entry alternatif.
Baca Juga: Cara Menentukan Open Posisi
4. Cari Juga Alternatif Posisi Entry
Titik entry alternatif Bat Pattern bullish terjadi saat harga bergerak di atas level retracement 61% setelah hampir mendekati titik poin pilihan awal di level 88%.
Titik entry alternatif memberikan kita kesempatan kedua untuk memasuki pasar. Garis horisontal biru merepresentasikan level 61%, yang bertindak sebagai titik poin alternatif saat harga menyentuhnya dari bawah.
5. Temukan Titik Stop
Titik stop bullish Bat pattern terjadi saat harga bergerak di bawah pola kelelawar. Dengan kata lain, ketika harga bergerak di bawah titik X, maka kemungkinan besar harga sudah mengalami reversal. Untuk itu, Stop Loss sebaiknya dipasang di bawah titik X.
6. Hitung Position Size
Mari kita hitung position size dengan memasukkan ukuran akun dan jarak antara titik entry dengan Stop Loss. Dalam contoh ini, jarak antara entry pada level retracement 88% dan Stop Loss tepat di bawah titik X adalah sekitar 50 pips. Sementara, jarak antara entry alternatif yang terjadi saat harga mencapai level retracement 61% dari bawah adalah 150 pips.
Jika ukuran akun sebesar $10,000 dengan risiko 2%, maka risiko maksimalnya adalah $200. Mengeksekusi pada titik entry utama menyediakan peluang trading dengan position size 0.4 lot. Namun apabila Anda mengeksekusi di titik entry alternatif, position size perlu disesuaikan menjadi 0.13 lot. Jangan lupa, catat perubahan ini di trading checklist Anda.
7. Gunakan Stop Loss Atau Trailing Stop
Anda perlu memutuskan apakah akan menggunakan Stop Loss atau Trailing Stop. Untuk pola Bat Pattern ini, berdasarkan pengalaman, Stop Loss cenderung bekerja lebih baik daripada Trailing Stop.
8. Eksekusi
Setelah memastikan bahwa seluruh checklist telah terpenuhi, maka segera lakukan eksekusi order. Sebagai panduan lebih lanjut, Anda bisa mempelajari artikel: Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah Berikutnya?
Ketika sebagian besar trader amatir fokus pada hasil trading mereka, trader profesional telah menyadari bahwa proses seringkali jauh lebih penting daripada hasil akhir. Dengan kata lain, jika Anda merencanakan dengan baik, maka hasil yang diinginkan pasti akan mengikuti.
Belajar trading mudah dengan checklist pada dasarnya dapat membantu Anda mendapatkan proses yang sangat mendukung peningkatan skill serta pemahaman trading. Memang, tidak semua trading checklist otomatis akan membuahkan keuntungan. Namun, metode ini membantu Anda tetap patuh pada trading plan, sehingga profit bisa menjadi lebih konsisten dan menghindarkan Anda dari sifat trading impulsif atau sembrono.
Tak hanya dengan trading checklist, Anda bisa belajar trading mudah melalui banyak metode, bahkan lewat aplikasi Smartphone. 5 Aplikasi Mobile Untuk Belajar Trading berikut ini cukup direkomendasikan untuk mengasah kemampuan trading Anda.
Komentar : 1