iklan | iklan |
Sebelum berburu profit di pasar forex, trader tentunya menyiapkan beragam senjata. Salah satunya adalah jenis indikator yang hendak digunakan. Nah dalam artikel kali ini, penulis akan menjelaskan dua jenis indikator yang saling "bersaudara", yaitu indikator Bollinger Bands dan Simple Moving Average. Apa ya alasannya sehingga dua indikator tersebut dikatakan bersaudara?
Biasanya, indikator Bollinger Bands dan Simple Moving Average dipasang dalam satu "paket" dan bersifat saling melengkapi. Pun, dua indikator ini sama-sama memiliki tampilan sederhana, tidak ruwet, dan relatif mudah dipahami. Dengan demikian, tak ada salahnya Anda mencoba "dua saudara" ini terlebih dahulu, sebelum berpusing ria dengan berbagai indikator yang lebih ruwet. Lalu bagaimanakah caranya mengggunakan informasi dari Bollinger Bands dan Simple Moving Average?
Aplikasi Bollinger Bands Dan Simple Moving Average Untuk Trading
Indikator Bollinger Bands (BB) digunakan sebagai patokan untuk memprediksi batas pergerakan harga sekaligus pelengkap informasi dari indikator Simple Moving Average. Namun, saya tidak akan membahas detail tentang perhitungan dan rumus Bollinger Bands di sini deh, toh Anda akan mudah mencarinya di banyak artikel lain kalau ingin berpusing-pusing ria hehehe...
Pada dasarnya, Bollinger Bands menghitung Standar Deviasi dari Simple Moving Average dengan periode tertentu. Jika dilihat secara visual, Bollinger Bands terdiri atas tiga pita; Upper Band, Middle Band, dan Lower Band. Upper dan Lower Band ditentukan berdasarkan penambahan dan pengurangan nilai SMA dengan Standar Deviasi.
Sebagai indikator penentu batas pergerakan harga, Anda bisa menggunakan Upper Band dan Lower Band sebagai pembatas utama. Menurut pemahaman tersebut, maka dapat dikatakan bahwa harga kemungkinan akan berbalik arah saat harga menyentuh level Upper Band atau Lower Band. Sebagai contoh, yuk perhatikan chart EUR/USD berikut:
Saya menggunakan Time Frame Hourly di pair EUR/USD dengan Bollinger Bands dan SMA 48. Perhatikan pergerakan harga yang berada di area Bollinger Bands tersebut. Satu hal yang perlu diingat dari indikator ini adalah batasan Bollinger Bands akan efektif apabila SMA yang digunakan memperlihatkan trend mendatar (flat). Batasan Bollinger Bands akan cenderung dilanggar apabila SMA menunjukkan kondisi trending.
Selain itu, indikator Bollinger Bands sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain untuk menentukan open posisi yang tepat. Anda bisa menggunakan konfirmator berupa Price Pattern atau tambahan indikator teknikal lain. Jika Anda lebih suka dengan opsi kedua, maka dua indikator SMA bisa digunakan sebagai konfirmator Bollinger Bands. Kita bisa memanfaatkan perpotongan (crossing) antara dua SMA sebagai patokan entry, sementara Bollinger Bands digunakan untuk mengetahui gambaran batasan pergerakan harga.
Anda juga bisa memanfaatkan Bollinger Bands sebagai penentu level Stop Loss dan Take Profit. Adapun contoh aplikasinya bisa Anda lihat di grafik AUD/USD berikut, yang menerapkan kombinasi Bollinger Bands, SMA 48, dan SMA 26:
Dengan berpedoman pada perpotongan SMA dan Bollinger Bands di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Apabila harga menyentuh Upper Band, kemudian SMA berperiode rendah memotong SMA berperiode lebih tinggi dari atas ke bawah, maka entry yang bisa diambil adalah SELL.
- Sebaliknya bila harga menyentuh Lower Band, dengan crossing SMA berperiode rendah ke SMA berperiode lebih tinggi dari bawah ke atas, maka entry yang bisa diambil adalah BUY.
Ulasan singkat yang saya kemukakan di atas hanyalah contoh penggunaan aplikasi indikator Bollinger Bands dan Simple Moving Average secara sederhana. Masing-masing trader mungkin punya cara sendiri untuk memanfaatkan informasi dari suatu indikator teknikal. Untuk itu, silahkan Anda mencoba-coba sendiri dan menemukan "ramuan" indikator yang pas dengan gaya trading Anda. Good luck!
Selain memanfaatkan kombinasi antara dua indikator bersaudara ini, Anda juga bisa mencoba menggabungkan beberapa tools teknikal lainnya. Ada "duet" antara Bollinger Bands dan Stochastic, atau RSI dan MACD. Bagaimana ya cara aplikasinya? Apa pula indikasi yang ditunjukkannya? Yuk simak ulasan selengkapnya di artikel "Penggabungan Beberapa Indikator".
Komentar : 5