iklan |
iklan |
Keseimbangan antara prospek profit (reward) dan potensi kerugian (risk) selalu menjadi topik menarik bagi trader. Kesuksesan para trader pro juga ditentukan oleh kemampuan mereka memperbesar rasio risk/reward. Namun, upaya optimalisasi itu tidak mudah untuk dilakukan. Banyak trader pemula hanya menggeser-geser stop loss dan target take profit tanpa memperhitungkannya secara matang. Hasilnya, profit gagal dicapai.
Sudah menjadi pendapat umum bahwa kita mesti rela kehilangan kesempatan profit atau memperkecil probabilitas profit kita demi memperbesar rasio risk/reward. Dengan kata lain, sangat riskan memperbesar level reward atau memperkecil stop loss dari nilai yang telah kita tetapkan. Anda bisa membuktikannya sendiri melalui pengalaman aplikasi strategi trading Anda. Tapi sebenarnya ada cara jitu untuk memperbesar rasio risk-reward tanpa menanggung risiko kehilangan profit.
Salah satu cara yang paling efektif dan cukup populer untuk memperbesar rasio risk/reward dengan tetap mempertahankan probabilitas profit: mencermati pergerakan harga pada time frame yang lebih rendah, kemudian menilai apakah masih ada peluang yang logis untuk merubah stop loss atau target profit. Kita akan membahas gambaran jelasnya dalam artikel ini.
Studi Kasus Memperbesar Rasio Risk/Reward
Berikut dicontohkan GBP/USD pada akhir bulan Juli 2012 pada grafik Daily. Kita akan masuk pasar berdasarkan sinyal dari setup pola candlestick Engulfing yang sudah terjadi dan sekaligus menentukan besarnya rasio risk/reward. Di bawah ini penjelasan singkat untuk mengingat kembali sifat pola candlestick tersebut:
Pola Engulfing terdiri dari dua batang candle di mana salah satu bar "menelan" (engulf) bar yang lain dengan body candle yang lebih panjang. Pola Engulfing ini akan makin valid jika memiliki ekor pendek atau tanpa ekor, karena ekor yang panjang mencerminkan ketidakpastian arah pergerakan harga. Trader biasanya mematok validitas pola Engulfing berdasarkan ketentuan panjang ekor "bar yang menelan" tidak lebih dari 20%-25% dari keseluruhan panjang body candle-nya.
Pola Engulfing mengisyaratkan terjadinya pembalikan trend (trend reversal). Sinyal untuk membuka posisi sell akan lebih valid jika pola Bearish Engulfing terbentuk pada saat uptrend. Sebaliknya, sinyal untuk buy akan lebih valid jika tersebut terbentuk pada downtrend. Selain itu, pola ini akan lebih akurat jika terbentuk pada time frame trading yang tinggi, semisal grafik Daily, .
Kembali ke contoh GBP/USD Daily (gambar di bawah). Perhatikan, grafik menunjukkan setup pola candlestick Engulfing yang cukup valid sebagai sinyal untuk membuka posisi sell. Normalnya, trader akan membuka posisi sell setelah candlestick kedua dari pola Engulfing selesai terbentuk. Selanjutnya, trader memasang level stop loss di atas level tertinggi candlestick kedua tersebut, sedangkan target profit yang paling aman pada level risk/ratio 1:1.
Jika kita amati pergerakan harga lebih lanjut, target profit sebesar +105 pip akan terealisasi dalam dua bar atau kurang lebih dua hari. Tapi untuk pembahasan cara memperbesar rasio risk/reward ini, mari abaikan realisasi profit tersebut sementara waktu.
Sekarang mari kita amati pergerakan harga dan pola tersebut pada time frame yang lebih rendah untuk menemukan posisi entry yang lebih baik atau stop loss yang lebih kecil, tapi masih logis. Dalam hal ini, kita akan meninjau grafik GBP/USD pada time frame 1 jam (H1). Tampilannya seperti berikut:
Grafik GBP/USD H1 menunjukkan pergerakan harga uptrend secara nyata. Setelah ditarik garis tren, tampak pergerakan harga dalam pola Engulfing di grafik Daily tadi telah menembus (break) garis tren pada chart H1 ini (lingkaran warna biru muda). Penembusan itu juga telah di-retest oleh beberapa batang candle selanjutnya yang menguatkan arah downtrend. Selain itu, tiga bar berikutnya setelah penembusan garis tren pun menunjukkan pola Triangle (segitiga warna hijau) yang dalam hal ini mengisyaratkan penerusan tren (downtrend).
Nah, dalam konteks seperti itu, bagaimana peluang memodifikasi entry dan kemungkinan mengubah stop loss atau target profit demi memperbesar rasio risk/reward kita?
Setelah membandingkan grafik H1 dan Daily, sebaiknya kita tidak mengubah level entry. Akan tetapi, kita bisa memodifikasi besar stop loss hingga ke atas garis tren dan pola Triangle-nya, atau sekitar 45 pip. Jadi dibandingkan dengan hanya melihat grafik Daily dengan rasior risk/reward 1:1 dan stop loss 105 pip, sekarang kita bisa memperkecil stop loss menjadi 45 pip (target profit tetap +105 pip sesuai grafik Daily). Hasilnya, kita telah memperbesar rasio risk/reward menjadi lebih dari 1:2.
Kita bisa percaya bahwa trade ini akan tetap aman karena sinyal trading yang cukup valid saat kita masuk pada time frame Daily. Yang kita lakukan hanya mengubah besarnya stop loss pada time frame 1 jam, dan ini masih logis. Selain itu, ada jaminan harga tidak akan berbalik arah dengan cepat berkat kemunculan pola Triangle serta penembusan garis tren yang sudah di-retest pada time frame 1 jam.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa trader bisa memperoleh manfaat tambahan dengan memeriksa pergerakan harga dalam grafik time frame lain. Faktanya, kita bisa memperbesar rasio risk/reward dengan melihat pola pergerakan harga pada time frame yang lebih rendah. Teknis memperbesar rasio risk/reward seperti ini tidak memaksa kita menanggung potensi rugi lebih besar maupun memperkecil probabilitas profit kita.
Apakah Anda tertarik untuk mendalami tips & trik trading dengan beragam time frame? Simak juga artikel "Cara Trading Multi Time Frame dengan Stochastics".