iklan |
iklan |
Seringkali saya ditanya oleh teman-teman yang sedang belajar trading forex, "gimana sih tips trading yang baik?" Wah, terus terang, jawaban untuk pertanyaan ini nggak bisa singkat. Kalo mau diceritakan panjang lebar, bisa-bisa nggak kalah tebalnya dengan novel Harry Potter yang terakhir tuh. Eh, tapi udah dibilang githu juga rata-rata mereka masih memaksa. Katanya, "mosok ditanya githu aja pelit jawab sih". Waduhh, iya deh, daripada dibilang pelit, saya biasanya kasi tips singkat ajah: kalau mau trading forex dengan aman, hal terutama yang harus dilakukan adalah: mengelola Margin dengan sebaik-baiknya.
Pertanyaan biasanya berlanjut lagi nih "gimana tuh maksudnya?" atau "gimana sih cara mengelola Margin yang baik?" Nah kaann, nggak selesai-selesai. Oke deh, saya akan sedikit uraikan mengenai bagaimana cara mengelola Margin yang baik, dan mengapa perkara pengelolaan Margin ini menjadi hal yang menurut saya penting untuk dipahami oleh trader.
Mengenai detail perhitungan Margin, saya pernah membahasnya dalam artikel terdahulu. Silakan Anda baca-baca lagi deh kalau ingin mengetahui dan memahami tentang detail perhitungan Margin. Yang ingin saya kemukakan dalam artikel kali ini berkaitan dengan pengelolaan margin yang baik adalah terutama bagaimana menjaga Used Margin maupun Available Margin sehingga aman dari Margin Call.
Cara Mengelola Margin Bisa Menentukan Untung dan Rugi
Saat awal belajar trading forex, saya pernah diberi sinyal oleh mentor saya: sell GJ di harga sekian dengan TP sekian. Dengan senang hati, saya menuruti sinyal tersebut dan main hantam dengan margin sekitar 40%. Saya pikir, toh kalau ternyata hasilnya loss, kan ada temannya. Saya bilang, "Siip deh, kalo profit, profit bareng yaa… kalau loss juga loss bersama". Wah, ternyata, apa jawaban mentor saya? Beliau bilang, belum tentu kita sama-sama profit atau sama-sama loss, walaupun mengikuti sinyal yang sama.
Saya sempat bingung ketika mendengar jawaban itu, "Lah, kok bisa? Bukannya kita sell di harga yang sama dengan TP di harga yang sama juga? Trus apa bedanya yang bisa bikin kita jadi nggak sama-sama profit atau sama-sama loss?"
Hmm, mau tahu kuncinya? Kunci perbedaannya adalah: perhitungan Margin! Lah, gimana tuh ceritanya? Kok bisa? bisa saja. Lah, mentor saya paling besar menggunakan margin 5% per posisi, sedangkan saya main hantam dengan margin 40% per posisi. Seandainya harga akhirnya mencapai Target Profit (TP), tetapi sebelumnya sempat floating minus dulu, tentunya kekuatan margin saya (dengan used margin 40%) tidak sekuat margin mentor saya (dengan used margin 5%). Bisa jadi, saya terkena Margin Call duluan sebelum harga mencapai TP tadi.
Ketahui Margin Yang Tepat Per-Posisi Trading
Setelah menyimak cerita tadi, boleh jadi Anda bertanya-tanya, berapakah margin yang tepat untuk dikatakan aman? Mmm… ini tidak sama bagi setiap trader, tergantung gaya trading forex masing-masing. Dari hasil bertanya kesana-sini, saya bisa lihat kecenderungan bahwa pengguna teknik Swing Trading biasanya hanya menggunakan 1-5% margin per posisi dengan target TP sampai ratusan pips. Namun, pengguna strategi lainnya bisa menetapkan aturan berbeda. Trader yang sering melakukan scalping, terkadang menggunakan margin sampai 20-40%, tetapi tentu saja jumlah TP mereka lebih kecil.
Ada satu saran dari seorang rekan trader yang sering bermain long-term mengenai cara menglola margin yang menurut saya bagus juga untuk menjadi patokan: sebaiknya jagalah agar floating negatif selalu lebih kecil daripada Available Margin. Dengan demikian, asalkan kita tak membuka terlalu banyak posisi trading, maka ketahanan margin bakal terjamin.
Selain itu, sebenarnya kunci dalam mengelola margin adalah pengendalian emosi. Kalau kondisi margin kita mepet, sebaiknya tahan diri untuk tidak melakukan open posisi. Jadi bisa dikatakan, melakukan open posisi dalam kondisi margin yang terbatas adalah tindakan nekad yang bakalan membahayakan kelangsungan hidup account kita.
Oke, sampai di sini, saya harap Anda sudah bisa memahami maksud utama yang ingin saya sampaikan. Eh, omong-omong, mungkin Anda penasaran, bagaimana nasib posisi saya yang main hantam 40% margin tadi? Yah… untunglah, di akhir cerita, posisi trading saya ter-closed tanpa sempat terkena Margin Call. Namun, dari contoh kasus "nyontek posisi trading orang lain tanpa ba-bi-bu" itu, saya mendapat pelajaran tentang pentingnya mengelola margin dengan hati-hati.
Oh… iya, ada satu lagi kesimpulan yang saya ambil: seterusnya di lain waktu, kalau ada teman trader yang berbaik hati berbagi sinyal trading, sebelum ikutan nyontek juga, saya akan tanya dulu, "pakai berapa margin nih?". Lah, daripada dia dapat profit, tetapi saya malah dapat Margin Call duluan, kan nggak enak bangeet.