EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,378.64/oz   |   Silver 28.39/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 17 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 17 jam lalu, #Saham Indonesia

Kiat Bertahan Menghadapi Krisis Ala Thomas Rowe Price Jr.

Penulis

Apa resep investor sukses untuk bertahan di tengah badai krisis? Thomas Rowe Price Jr. menjawabnya dengan satu kata: Berubah.

Thomas Rowe Price Jr. (1898-1983) adalah founding father dari T. Rowe Price Group, Inc., salah satu perusahaan investasi raksasa Amerika Serikat yang listing di bursa Nasdaq. Dikenal sukses bangkit setelah bertahan menghadapi krisis di era depresi besar AS, apa prinsip trading yang bisa dipelajari darinya? Mulai dari awal mula karir di dunia trading hingga tips bermanfaat tentang cara berinvestasi, inilah kisah teladan Thomas Rowe Price Jr.

thomas rowe price jr.

Membangun Usaha Dari Kerja Keras

Thomas Rowe Price lahir di Linwood, Maryland pada tahun 1898. Seusai menyelesaikan studinya dibidang kimia, ia merasa lebih tertarik pada trading hingga memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan pialang saham di Baltimore yang bernama Mackubin Goodrich (sekarang bernama Legg Mason). Merasa frustasi dengan cara kerja perusahaan yang menurutnya tidak memahami prospek pertumbuhan saham, Price mundur dan trading sendiri sebelum mendirikan T. Rowe Price Associates pada tahun 1937.

Sukses Thomas Rowe Price bukan diperoleh karena mendapatkan fasilitas, melainkan perjuangan susah payah pada masa depresi besar AS. Sebagai seorang trader saham yang "trading for living", Price harus mampu menghadapi perubahan keadaan waktu itu. Perubahan harus dihadapi dengan perubahan juga, dan ia tidak takut untuk merubah caranya dalam berinvestasi.

"Change is the investor's only certainty," katanya, yang bisa juga diartikan sebagai: Perubahan adalah keniscayaan yang harus dihadapi seorang investor.

 

Tak Gentar Akan Perubahan

Masa depresi saat itu membuat harga saham-saham rontok dan jumlah klien-nya nyaris habis. Agar bisa tetap bertahan Price harus melakukan perubahan, dan ia tidak lagi menerapkan cara bagi hasil keuntungan pada klien, melainkan hanya biaya per transaksi yang relatif kecil.

"Yang paling penting kita bekerja sebaik-baiknya untuk klien, dan mereka tentu akan memperhatikan kita juga. Jika klien tertarik, kita akan memperoleh pekerjaan, dan jika klien profit, perusahaan kita juga akan makin dikenal," tuturnya.

Perubahan tersebut membuat perusahaannya berkembang, hingga pada tahun 1950 Price memperkenalkan produk investasi pertamanya (semacam resksadana), T. Rowe Price Growth Stock Fund. Price menjabat sebagai CEO hingga ia pensiun pada awal tahun 1970-an.

Kini, selain mengelola dana dari institusi keuangan pemerintah dan sejumlah grup perusahaan raksasa dunia, T. Rowe Price Group, Inc. melalui beberapa anak perusahaannya juga menyediakan pelayanan jasa perencanaan investasi, perencanaan masa pensiun (retirement planning) untuk individu, dan manajemen investasi.

Perencanaan Pensiun(Baca juga: Tips Menyiapkan Pensiun Sejak Dini Dengan Deposito)

Dengan berkantor pusat di Maryland, AS, T. Row Prie membuka cabang di berbagai negara diantaranya Australia, Jepang, Inggris, Uni Emirat Arab, Argentina dan Singapore.

 

Disiplin Menggunakan Persepsi Jangka Panjang

Prinsip Price dalam berinvestasi atau trading adalah analisa fundamental, disiplin dan konsisten. Ia diakui piawai dalam memprediksi prospek pertumbuhan sebuah saham. Menurutnya, saham sebuah perusahaan yang bagus adalah jika pendapatan dan deviden-nya tumbuh lebih cepat dari tingkat inflasi.

Menurut John Train, penulis buku "The Money Masters", Price selalu memilih saham-saham perusahaan yang diharapkan bisa menghasilkan return 10% dengan pesaing relatif sedikit. Price sangat paham pada siklus pasar sehingga ia selalu berpikir untuk jangka panjang. Saham bagus yang saat ini tidak diperhatikan bisa jadi akan sangat menguntungkan pada waktu yang akan datang.

Para trader dan investor yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, mengembangkan software trading, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan Thomas Rowe Price Jr. melalui kesuksesan yang didapat dari prinsip berinvestasinya: Analisa fundamental, disiplin, dan persepsi jangka panjang.

 

Apa yang ditekankan Thomas Rowe Price Jr. tentang perubahan tak jauh beda dengan konsep keberhasilan investor legendaris lainnya, William Eckhardt. Untuk mengungkap lebih dalam prinsip trader yang membangun sistem turtle trading tersebut, ikuti kisahnya di: 2 Tips Trading William Eckhardt, Trader Sukses Penganut Konsep Matematika.

151911
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.


Dondon
owh ini stock trader yah. memang saham ga sefantastis forex gainnya. tapi pasar saham yang lagi turun gmn cara beliau menyikapinya ,itu yang pengen ane tau.. kbanyakan trader sukses yang diliatnya profitnya. tapi ketika pasar crash ane pengen tau apa yang dia lakuin, ngomong apa ke client, diapain ma client hahahhaha XD
Martin S
@ dondon: Di broker BEI beberapa tahun lalu ada istilah ‘short sell’, maksudnya ngejual saham tanpa punya barangnya, tapi transaksi harus diselesaikan hari itu juga, nggak tahu sekarang masih boleh atau sudah dilarang.

Jadi cara itu seperti entry sell di forex, tetapi pada umumnya kalau harga saham lagi turun biasanya di-averaging atau buy lagi pada harga rendah (karena nggak bisa hedging), dan trader saham biasanya bisa memprediksi sampai seberapa dalam turunnya harga sebelum kembali naik...

Kalau pasar sedang crash pasti banyak trader yang rugi besar, seperti disaat krisis. Dan lagi banyak saham2 yang didelisting karena perusahaannya bangkrut, dan nilai sahamnya nol.