Jika Anda perhatikan kalender ekonomi, Current Account adalah salah satu data ekonomi yang dirilis secara berkala dan rata-rata berdampak medium pada nilai tukar mata uang negara yang merilisnya. Bahkan, kenaikan dan penurunan Current Account sering disebut-sebut sebagai basis fundamental penguatan dan pelemahan nilai tukar. Mengapa bisa demikian? Apa itu Current Account? Bagaimana sebenarnya hubungan Current Account dan nilai tukar mata uang? Artikel ini akan mengulas semuanya.
Pengertian Current Account
Current Account (Neraca Transaksi Berjalan) adalah salah satu dari dua komponen utama neraca pembayaran di samping Capital Account. Current Account suatu negara terdiri dari neraca perdagangan, penerimaan (dari investasi asing) dan transfer tunai antar negara. Perhitungan tidak hanya dilakukan atas sektor pemerintah, tetapi juga sektor swasta.
Jika hasil perdagangan internasional dan arus dana masuk melebihi arus dana ke luar negeri, maka Current Account akan surplus. Sebaliknya, jika aliran modal keluar (capital outflow) lebih besar, maka Current Account akan defisit. Lalu apa pengaruhnya terhadap nilai tukar mata uang?
Pengaruh Current Account Terhadap Nilai Tukar
Untuk memahami hubungan Current Account terhadap nilai tukar, mari ambil contoh ketika Current Account suatu negara dilaporkan mengalami surplus.
Dalam prakteknya, perdagangan internasional mempunyai porsi yang besar dalam Current Account, sehingga jika ekspor lebih besar dari impor, maka Current Account kemungkinan akan surplus. Pembayaran hasil ekspor membutuhkan mata uang lokal, sedangkan untuk impor membutuhkan mata uang asing. Dengan demikian, naiknya kuantitas (volume) ekspor akan meningkatkan permintaan mata uang lokal, sehingga nilai tukar mata uang lokal akan menguat terhadap mata uang negara-negara partner dagang. Demikian juga jika impor berkurang, maka akan membuat permintaan mata uang negara partner dagang berkurang, sehingga mata uang mereka akan melemah terhadap mata uang lokal.
Simpulannya, Current Account yang surplus akan memperkuat nilai tukar mata uang. Sebaliknya, jika Current Account defisit, maka nilai tukar mata uang akan cenderung melemah.
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Current Account
Hubungan yang sebaliknya bisa terjadi, yaitu pengaruh nilai tukar mata uang terhadap Current Account. Sebabnya, aliran modal punya andil besar dalam mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Sebagai contoh: Jika aliran modal yang keluar dari suatu negara cukup besar, maka akan memperlemah nilai tukar mata uang, sehingga harga ekspor relatif lebih murah dan harga impor relatif lebih mahal. Akibat langsung dari hal tersebut adalah turunnya Current Account, sehingga efeknya bisa menyebabkan surplus berkurang atau defisit makin membengkak.
Dalam prakteknya, Current Account didefinisikan sebagai :
(harga ekspor x kuantitas ekspor) - (harga impor x kuantitas impor)
Dalam analisa hubungan pengaruh nilai tukar mata uang dan Current Account, mula-mula efek dari kuantitas tidak diperhitungkan atau dianggap konstan. Ketika nilai tukar mata uang menguat, maka pengaruh jangka pendeknya adalah harga ekspor naik dan harga impor turun, sehingga current account akan surplus. Dalam jangka panjang, kuantitas impor akan naik dan kuantitas ekspor menurun, sehingga Current Account akan defisit. Defisit Current Account memang bisa ditutup dengan hutang ke negara eksportir, tetapi langkah tersebut juga dapat memperlemah mata uang lokal.
Simak juga: Di Mana Bisa Mendapatkan Fitur Belajar Analisa Fundamental?
Akhir kata, Current Account sering disebut oleh analis ketika mengulas naik turunnya nilai tukar suatu mata uang, karena berhubungan dengan neraca pembayaran yang menunjukkan kinerja ekonomi suatu negara. Apalagi jika dikaitkan dengan ekspor dan impor serta aliran modal yang masuk atau keluar ke atau dari negara tersebut. Secara khusus, indikator ekonomi fundamental ini bisa berdampak tinggi pada nilai tukar mata uang jika terjadi perubahan yang menyolok dibandingkan periode sebelumnya.