iklan |
iklan |
Beberapa tahun lalu, regulator forex AS sempat memicu kehebohan di jagat forex dengan memberlakukan aturan FIFO (First In, First Out) yang sekaligus meng-ilegal-kan hedging dalam satu pair forex. Beberapa pengembang kemudian membesut platform trading yang dilengkapi fitur anti-hedging dengan maksud memfasilitasi aturan tersebut, tetapi kemudian malah memancing penolakan keras dari para trader sedunia. Solusinya, pengembang dan broker memberikan opsi Hedging dan Netting dalam platform trading kekinian.
Hedging dan Netting dalam fitur broker forex ini bisa diaktifkan maupun dinonaktifkan sesuai jenis akun trader. Pertanyaannya, apa perbedaan antara Hedging dan Netting? Perbedaan utama terletak pada sistem akuntansi (pembukuan) posisi trading yang sedang dibuka. Namun, konsekuensinya berdampak pada metode yang boleh (atau tidak boleh) dipergunakan saat close posisi. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Hedging: Fleksibel Mengatur Close Tiap Posisi
Dengan fitur Hedging, Anda bisa membuka banyak posisi buy maupun sell pada satu pair forex dalam waktu bersamaan. Setiap posisi yang dibuka akan dibukukan sebagai posisi trading independen yang sepenuhnya terpisah dari posisi trading awal.
Contohnya: Anda membuka posisi buy 1 lot pada GBP/USD, lalu satu jam kemudian membuka posisi sell 0.5 lot pada GBP/USD. Kedua posisi trading tersebut dicatat sendiri-sendiri dalam riwayat transaksi, dan Anda harus menutup posisi masing-masing secara terpisah. Anda juga bisa menutup posisi sell 0.5 lot GBP/USD terlebih dahulu, kemudian membiarkan posisi buy 1 lot GBP/USD untuk floating hingga esok hari atau kapanpun.
Keuntungan dari fitur Hedging dalam trading forex ada tiga:
- Anda bisa membuka banyak posisi long dan short pada instrumen trading apapun secara bebas.
- Anda bisa menerapkan target Stop Loss (SL) dan Take Profit (TP) berbeda-beda pada setiap posisi trading.
- Anda bisa menyaksikan gambaran posisi trading yang banyak sekali itu di atas grafik.
Kekurangannya, tampilan daftar transaksi bisa jadi agak sesak. Anda juga harus menghitung sendiri titik impas (breakeven point) dari semua volume trading yang ditempatkan pada satu pair. Ada kemungkinan Anda akan keliru membuka posisi hingga terjadi konflik dimana ketika satu posisi profit, maka posisi lain akan loss.
Masih bingung apa keunikan fitur Hedging? Coba bandingkan dengan karakteristik fitur Netting dalam uraian berikutnya.
Netting: Manajemen Risiko Lebih Sederhana
Apabila Anda coba googling istilah "netting", maka hasil pencarian puncak mungkin berhubungan dengan permainan bulu tangkis. Namun, sebenarnya istilah ini juga dikenal luas dalam trading forex. Tentu saja, muatan maknanya berbeda.
Aktivasi fitur Netting dalam trading forex artinya Anda hanya boleh memiliki satu posisi dalam satu pair. Apabila Anda membuka posisi trading lagi dalam pair tersebut, maka secara otomatis akan menambah atau mengurangi volume trading sebelumnya dalam pembukuan transaksi.
Contohnya: Anda membuka posisi buy 1 lot pada GBP/USD, lalu satu jam kemudian membuka posisi sell 0.5 lot pada GBP/USD. Saat membuka posisi trading kedua, maka posisi trading buy yang dibuka lebih awal akan ditutup parsial (partial close) secara otomatis. Pada akhirnya, Anda hanya akan punya satu posisi trading buy sebesar 0.5 lot saja pada GBP/USD.
Keuntungan dari fitur Netting dalam trading forex ada tiga:
- Anda hanya perlu mengelola satu posisi trading saja untuk setiap pair forex.
- Anda mengetahui titik impas (breakeven point) dari semua volume trading yang ditempatkan pada satu pair.
- Anda mengurangi risiko posisi trading yang saling konflik dimana ketika satu posisi profit, maka posisi lain akan loss.
Namun demikian, fitur Netting membuat Anda tidak bisa mengatur SL atau TP pada setiap posisi trading secara terpisah. Anda juga perlu ekstra hati-hati saat memasang Pending Order, karena kemungkinan posisi trading sebelumnya belum tertutup saat Pending Order tersebut ter-trigger.
Fitur Hedging dan Netting saat ini masih cukup jarang diperbincangkan di kalangan pengguna platform Metatrader 4. Akan tetapi, Anda boleh jadi akan menemukan kedua opsi dalam platform-platform trading yang lebih mutakhir. Trader forex umumnya lebih menyukai fitur Hedging karena dianggap lebih fleksibel. Namun, ada saja trader yang menganggap Netting lebih baik karena Risk Management menjadi lebih simpel.
Simak Juga: Maksimalkan Trading Dengan Platform MT5 Booster
Patut diperhatikan juga bahwa tak semua platform memiliki kedua opsi ini, karena default platform trading lama hanya memungkinkan sistem Hedging. Perintis yang menyatukan Hedging dan Netting untuk pertama kalinya adalah platform cTrader, disusul oleh Metatrader 5, dan sejumlah proprietary platforms ciptaan broker forex tertentu (khususnya asal AS).