iklan | iklan |
Pada semua negara mata uang utama, data Industrial Production termasuk salah satu indikator fundamental yang selalu diperhatikan oleh pemerintah maupun investor. Indikator ini mengukur output sektor industri termasuk sektor manufaktur, pertambangan, elektrik dan gas. Meski secara langsung tidak berdampak tinggi, tetapi dianggap cukup penting karena selain ikut menyumbang besar pada GDP (Gross Domestic Product). Indikator ini juga mempengaruhi tingkat konsumsi dan pada akhirnya tingkat inflasi.
Industrial Production yang tinggi akan memicu percepatan tingkat konsumsi dan inflasi, sehingga bank sentral menggunakannya sebagai salah satu indikator awal tingkat inflasi. Indikator ini juga sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga dan tingkat permintaan masyarakat. Karena sensitivitas tersebut, indikator ini juga digunakan sebagai salah satu alat penting untuk memprediksi GDP dan kinerja perekonomian pada waktu mendatang.
Di Amerika Serikat, perubahan output sektor industri diukur setiap bulan melalui Industrial Production Index dengan periode acuan tahun 2002. Pada masa Perang Dunia Pertama, data Industrial Production pernah dianggap sebagai GDP. Dan pada tahun 2007, output sektor industri mengambil porsi 23% dari GDP AS.
Mengukur Besaran Produksi Industri
Output sektor industri bisa diperoleh dari dua jenis sumber data, yaitu hasil output yang diukur dalam satuan fisik, dan data input pada proses produksi yang bisa memprediksi output yang dihasilkan. Data produk secara fisik diperoleh dari berbagai sumber tergantung dari jenis industri dan persediaannya. Sumber-sumber tersebut antara lain:
- Asosiasi perusahaan swasta dan pemerintah untuk data seperti produksi baja dalam satuan ton, produksi minyak dalam satuan barrel.
- Pembagian estimasi output nominal pada berbagai perusahaan yang berbasis teknologi seperti komputer, peralatan komunikasi dan semi konduktor.
- Jumlah jam kerja karyawan pada berbagai perusahaan yang berbasis industri, yang biasanya dirilis setiap bulan oleh biro statistik tenaga kerja.
Data input pada proses produksi didasarkan pada hubungan histori antara input dengan data acuan hasil produksi tahunan pada berbagai jenis industri. Data-data tersebut bisa diperoleh melalui berbagai sumber, antara lain perusahaan survey swasta maupun publikasi data resmi dari pemerintah seperti pada Departemen Energi dan lainnya.
Pentingnya Data Industrial Production
Indikator Industrial Production bereaksi sesuai dengan siklus ekonomi, dan berhubungan langsung dengan keadaan konsumen seperti tingkat pengangguran dan pendapatan. Pada periode tertentu, bisa diperhatikan perubahan volume produksi barang modal (seperti otomotif, barang-barang elektrik dan lainnya) dibandingkan dengan produk-produk barang konsumsi (seperti pakaian, bahan makanan, dan lainnya).
Kita juga bisa melihat perubahan volume produk-produk sarana konstruksi dan material-nya. Sehingga, Industrial Production adalah leading indicator bagi aktivitas perekonomian, sekaligus menunjukkan sektor-sektor mana saja yang sedang ekspansi atau sedang mengalami kontraksi.
Trader dan investor menggunakan data Industrial Production untuk mengatur portofolio-nya. Trader saham lebih suka pada kinerja dan pertumbuhan ekonomi yang sehat untuk memperoleh keuntungan dari saham-saham perusahaan yang dibelinya. Sebaliknya, trader bond lebih suka pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi, agar tekanan inflasi bisa berkurang.
Bagi trader forex, data Industrial Production mewakili ekspektasi terhadap pergerakan kurs suatu mata uang. Misalnya data Industrial Production dari Jepang meningkat, maka diharapkan kurs Yen bakal menguat (USD/JPY menurun). Sedangkan jika data Industrial Production dari Amerika Serikat yang naik, maka diekspektasikan kurs Dolar AS ikut meninggi (USD/JPY naik). Walaupun, tentu ada indikator-indikator fundamental lainnya yang juga akan berpengaruh pada nilai tukar masing-masing mata uang.
Komentar : 9