EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,218.46/oz   |   Silver 24.99/oz   |   Wall Street 39,782.06   |   Nasdaq 16,377.15   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 15 jam lalu, #Saham Indonesia

Kisah Sukses Steve Cohen: Pemain Poker Yang Jadi Hedge Fund Manager

Penulis

Pernah menjadi pemain poker bukan berarti menjadi trader spekulatif. Sebaliknya, poker mengajarkan bagaimana cara memperhitungkan risiko, seperti kisah sukses Steve Cohen berikut ini.

Sederet kisah trader sukses acap kali menjadi sumber inspirasi sekaligus motivator tak langsung bagi para trader pemula. Mulai dari trader lokal macam Ellen May, hingga trader kawakan sekelas George Soros atau Warren Buffett, tak luput dari stalking para pemburu Dolar.

Namun tahukah Anda? Selain beberapa nama tersebut, ada pula sosok Steve Cohen yang kiprahnya patut dijadikan inspirasi. Meski dulunya kerap bermain poker, tapi siapa sangka jika kemampuan bermain pokernya itu dapat ia manfaatkan untuk melatih kemampuan dalam memperhitungkan risiko saat trading. Seperti apakah kisah sukses Steve Cohen hingga kini menjadi salah satu Hedge Fund Manager terkaya di dunia?

Kisah Sukses Steve Cohen

 

Profil Singkat Steve Cohen

Meski didapuk sebagai trader terkaya di dunia, rupanya tak banyak orang tahu kisah sukses Steve Cohen. Berasal dari keluarga sederhana dengan tujuh orang saudara, pria kelahiran 11 Juni 1956 silam ini memiliki awal karir yang tidak berjalan mulus. Saat masih duduk di bangku sekolah menengah, Cohen gemar bermain poker dengan mempertaruhkan uang sakunya dalam turnamen poker. Berawal dari poker itulah, Cohen lantas bisa belajar bagaimana cara menyusun manajemen risiko yang baik.

Awal karirnya sebagai seorang investor dimulai setelah Cohen menerima gelar ekonomi dari Wharton School of Busines di University of Pennsylvania pada tahun 1978. Lulus dari sana, Cohen kemudian menjadi trader options di bank investasi Gruntal & Co.

Sebagai seseorang yang dulunya mahir bermain poker, kemampuan analisa serta manajemene risiko Steve Cohen tak perlu diragukan lagi. Buktinya, ia berhasil memberikan keuntungan sebesar $8,000 bagi Gruntal &Co. di hari pertamanya bekerja. Enam tahun kemudian, Cohen bahkan mampu menghasilkan profit hingga $100,000 per hari.

Kisah Sukses Steve Cohen

Keberhasilannya mengelola dana dalam bank tersebut mendorong Steve Cohen untuk memiliki perusahaan sendiri. Bermodalkan tabungan sebesar $25 juta dari hasil keringatnya di Gruntal & Co, Cohen akhirnya mendirikan sebuah perusahaan Hedge Fund pada tahun 1992 bernama "SAC Capital Advisor". Perusahaannya itu lantas menjadi salah satu Hedge Fund paling sukses, sebelum akhirnya ditutup oleh SEC (Securities and Exhange Commission) karena terlibat kasus pelanggaran hukum.

 

Awal Mula Skandal SAC Capital Advisor

Sejak didirikan pada tahun 1992 silam, SAC Capital Advisors telah muncul sebagai salah satu Hedge Fund paling populer di AS selama hampir dua dekade. Dengan menggunakan berbagai jenis pendekatan investasi hingga strategi, perusahaan ini sukses menghasilkan return tahunan sebesar 30% untuk investor mereka.

Selain karena kemampuan manajemen risikonya dari hasil bermain poker, kisah sukses Steve Cohen dalam mengembangkan SAC Capital Advisors juga didukung oleh kemampuannya membaca kondisi pasar. Hal ini diketahui setelah Cohen menghasilkan dua kali return sebesar 70%-an pada akhir tahun 90-an hingga 2000. Pada 2007, SAC mengambil posisi saham Equinix sebesar $76 juta. Sebulan kemudian, perusahaan merilis laporan laba positif, sehingga nilai sahamnya tumbuh hingga 32%.

Skandal SAC Capital Advisor

Kemampuan spekulasi Cohen juga dibuktikannya pada tahun 2012. Kala itu, ia membuat taruhan sebesar $26.7 miliar untuk saham Ardea Biosciences. Hanya dalam waktu tiga minggu, Steve Cohen berhasil mengantongi sekitar $13.3 miliar, karena Ardea Biosciences kemudian diakuisisi oleh AstraZeneca dengan nilai kesepakatan sebesar $40 miliar. Sebelumnya pada tahun 2009 dan 2010, SAC Capital Advisors juga mengambil posisi Long (Buy) pada saham Whole Food masing-masing sebesar $49 juta dan $78 juta. Karena saat itu SAC Capital Advisors memiliki nilai transaksi yang cukup fantastis, praktis kondisi ini ikut meningkatkan harga saham lainnya.

Bukan bisnis namanya kalau tidak ada risiko. Dibalik kesuksesannya mengelola dana investor hingga puluhan juta, SAC Capital Investor juga sempat tersandung masalah pada tahun 2012. Kala itu, Mathew Martoma, mantan manajer portofolio SAC Capital Advisors, dilaporkan memperoleh informasi dari "orang dalam" perihal proyeksi saham Elan dan Wyeth; dua raksasa dalam industri farmasi dan obat-obatan. Berbekal informasi itulah, Steve Cohen lantas bisa memasang posisi Sell dengan tepat, sehingga menghasilkan profit sebesar $275 juta.

"It is the most lucrative insider trading scheme ever!"

Begitulah statement dari pengacara Amerika Serikat yang mengajukan tuntutan terhadap Martoma di Federal Court. Menurut laporan dari SEC (Securities and Exchange Commission), Martoma diduga telah menerima informasi tentang uji klinis Elan dan Wyeth sebelum rinciannya dirilis ke publik. Informasi tersebut lantas ia gunakan untuk menyarankan Cohen mengambil posisi Sell. Akibat kejadian ini, Martoma dinyatakan bersalah dan dihukum sembilan tahun penjara.

Skandal fenomenal SAC Capital Advisors

Sementara bagi Steve Cohen, SEC menjatuhkan hukuman perdata pada 2013 atas tuduhan gagal mengawasi karyawan senior. Akibatnya, ia harus membayarkan denda perusahaan sebesar $1.8 miliar sebagai bentuk ganti rugi modal investor. Steve Cohen juga tidak diperbolehkan mengelola aset investor lain hingga akhir 2017.

Namun sebelum SAC Capital Advisor ditutup secara resmi pada tahun 2016 oleh SEC, Steve Cohen telah "mentransfer" manajemen SAC ke sebuah perusahaan Hedge Fund baru bernama Point72 Asset Management dua tahun sebelumnya (2014). Melalui Hedge Fund kedua ini, Cohen tampak lebih berhati-hati dan mempekerjakan beberapa tim profesional. Sang manager berasal dari Balyasny Asset Management, sementara anggota tim lainnya berasal dari Morgan Stanley.

Berkantor pusat di Stamford, Connecticut, Amerika Serikat, Point72 Asset Management kini telah memiliki pegawai sebanyak 1,400 orang, dengan nilai AUM (Asset Under Management) sekitar $14.6 miliar. Melalui perusahaan Hedge Fund satu ini, kekayaan Steve Cohen ditaksir lebih dari $13.6 miliar, sehingga ia menjadi salah satu trader sekaligus Hedge Fund Manager terkaya di dunia versi majalah Forbes.

Point72 Asset Management, Perusahaan Milik Steve Cohen

 

Apa Tips Sukses Steve Cohen Hingga Ia Berhasil?

1. Ketahui Cara Menyusun Manajemen Risiko Yang Baik

Tak ada bisnis yang tak memiliki risiko, termasuk trading. Bagi seorang Steve Cohen, kemampuan me-manage risiko merupakan komponen penting sebelum memasang posisi dalam pasar. Menjadi "mantan" pemain poker tampak sangat menguntungkan bagi Cohen, karena kemampuan manajemen risikonya telah terasah dengan baik. Lantas, adakah trik manajemen risiko yang bisa kita tiru dari kisah sukses Steve Cohen?

tips manajemen risiko

(Baca Juga: Resiko Itu Pasti Ada, Tinggal Bagaimana Kita Mengelolanya)

Pada dasarnya, ada beberapa cara untuk menyusun manajemen risiko yang baik. Mulai dari menentukan besarnya kapital (modal), hingga mengatur Risk Reward Ratio. Dengan berpedoman pada dua cara di atas, bukan berarti Anda akan lolos dari risiko trading. Setidaknya, Anda bisa mengelola risiko tersebut dengan bijak dan cermat.

 

2. Selain Manajemen Risiko, Perhatikan Manajemen Emosi

Saat SAC Capital Advisors terkena denda sebesar $1.8 miliar hingga Steve Cohen dilarang mengelola dana investor selama dua tahun, ia tak lantas putus asa. Sebaliknya, Cohen berusaha memutar otak dan tetap bersikap tenang, sehingga ia bisa kembali mengumpulkan pundi-pundi keuntungannya.

Kondisi yang demikian jelas tidak bisa tercapai apabila ia kerap mengutamakan emosi saat berburu cuan. Untuk itu, Anda bisa belajar darinya dengan menyingkirkan emosi sebelum masuk pasar. Jangan pernah mengambil keputusan entry saat emosi sedang meluap, misalnya takut harga merosot, atau panik atas rumor yang tidak jelas kebenarannya. Sebaiknya, singkirkan emosi tersebut terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh bisa sesuai harapan.

 

3. Pahami Momentum Yang Tepat Untuk Mengambil Posisi

Jika berkaca pada kisah sukses Steve Cohen di atas, maka bisa dilihat bahwa keberhasilan Cohen merupakan buah dari kemampuannya membaca kondisi pasar. Berkaitan dengan hal ini, Anda bisa menggunakan bantuan analisa fundamental maupun teknikal untuk mengetahui peluang entry. Analisa teknikal biasanya lebih berfokus pada harga dan volume, sedangkan fundamental berpusat pada pengetahuan mendalam mengenai tren suatu aset dan kondisi ekonomi, serta kemampuan menganalisa chart dan data finansial.

 

Selain Steve Cohen, ada pula trader lain yang harus mengecap pahitnya pasar forex terlebih dahulu, sebelum akhirnya menjadi seorang Hedge Fund Manager nan populer. Ialah Jarratt Davis, seorang trader otodidak yang berhasil mengembangkan sistem trading fundamental hingga berhasil mendirikan Hedge Fund dan lembaga edukasi forex terkemuka. Seperti apa sepak terjangnya? Simak selengkapnya di artikel "Jarratt Davis: Dari Belajar Trading Otodidak Hingga Mendirikan Hedge Fund Sendiri".

291594
Penulis

Alumnus Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang sudah mengenal dunia jurnalistik sejak SMP. Sempat aktif sebagai Editor dan Reporter di UKM Pers UWKS, kini bekerja sebagai salah satu Online Journalist di seputarforex.com.