iklan |
iklan |
Pergerakan harga bisa menjadi dasar menentukan trend dalam trading, tak perlu menggunakan indikator atau alat bantu teknikal apapun. Anda cukup memahami swing points untuk mengenali posisi High Low harga yang bisa membentuk trend. Pada bagian sebelumnya, telah diungkap bagaimana mengambil peluang entry sederhana dari swing points yang membentuk trend harga, juga penggunaan Trendline untuk melengkapi sinyal entry. Nah, di bagian ini, akan dibahas cara entry yang lebih terperinci untuk memanfaatkan trend harga dan pola-pola price action.
Identifikasi Swing Point Dan Bouncing Point
Ketika menentukan trend dalam trading, swing point memang sudah terdeteksi. Namun bagaimana dengan bouncing point? Untuk mengidentifikasi bouncing point, kita bisa melihat pantulan harga pada titik-titik HL atau LL. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar contoh untuk Uptrend seperti berikut:
Tampak Pin Bar pada titik-titik HH yang juga dianggap sebagai resistance. Hal ini menyebabkan reaksi retrace hingga ke level resistance (titik HH) sebelumnya. Jika pada pergerakan retrace ini tampak setup Pin Bar yang mengisyaratkan pergerakan harga akan kembali naik (bouncing), maka titik pada level tersebut adalah bouncing point yang pada gambar di atas ada pada level-level support. Kita bisa entry buy pada titik-titik bouncing point tersebut, atau entry sell pada titik-titik swing point untuk memanfaatkan saat koreksi atau konsolidasi pasar, walaupun mungkin agak riskan karena secara keseluruhan kondisi pasar masih Uptrend.
Dengan cara yang sama kita juga bisa mengidentifikasi swing point dan bouncing point untuk kondisi pasar Downtrend. Hanya saja, titik-titik swing point pada LL menjadi support, dan titik-titik bouncing point pada LH berperan sebagai level-level resistance. Entry sell bisa dilakukan pada titik-titik bouncing point.
Dari keterangan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa kondisi pasar yang trending cenderung untuk bergerak dengan kuat pada arah tertentu (ke atas atau ke bawah), tetapi akan selalu berkonsolidasi sebelum melanjutkan pergerakan ke arah trend utamanya. Untuk mengukur kekuatan trend tersebut, kita bisa menggunakan indikator ADX.
Faktor Pendukung Konfirmasi Entry
Seperti sering dibahas pada artikel-artikel mengenai price action, faktor pendukung adalah sangat penting sebelum kita mengambil keputusan entry. Yang lazim digunakan adalah level-level support atau resistance, baik yang statis (garis horizontal) ataupun dinamis (moving averages). Tanpa faktor pendukung, setup price action yang terbentuk pada suatu trend bisa saja lemah, atau bahkan mengisyaratkan pembalikan arah trend (trend reversal).
Pada gambar contoh di atas, pasar bergerak Uptrend pada time frame Daily. Tampak Pin Bar mengalami penolakan (rejection) pada level support kunci dan garis EMA-8 Daily, sehingga bisa dianggap sebagai sinyal entry yang valid. Indikasi penting lainnya yang bisa dianggap sebagai faktor pendukung untuk entry adalah:
- EMA-8 Daily dan EMA-21 Daily bergerak saling menjauh setelah sebelumnya berpotongan (cross). Ini menunjukkan bahwa Uptrend yang sedang terjadi masih cukup kuat dan akan berlanjut.
- Pergerakan harga berada di atas kedua garis moving averages. Hal ini menunjukkan bahwa momentum kenaikan harga masih cukup kuat. Jika harga telah melampaui atau menembus kedua garis tersebut, maka kemungkinan trend sedang melemah atau akan retrace.
Akhir Kata
Dalam pasar forex, trend biasanya hanya terjadi 25% sampai 35% dari suatu periode waktu tertentu (terutama Daily). Sisanya, harga cenderung bergerak ranging (sideways) atau bahkan choppy (pergerakan yang sempit dan tidak menentu). Oleh sebab itu, kita mesti bisa menentukan trend dalam trading dan memanfaatkan momentum trend dengan identifikasi yang tepat, antara lain dari price action yang terbentuk dengan faktor-faktor pendukung yang cukup.
Selain menentukan trend dalam trading, satu hal penting lagi yang tak bisa lepas dari cara trading dengan trend adalah mengukur kekuatannya. Hal ini pun bisa dilakukan tanpa indikator, sehingga Anda tak perlu pusing memilih indikator mana yang terbaik untuk dipasang. Baca info selengkapnya di artikel 3 Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator.