EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.30/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,117.12   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 21 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 22 jam lalu, #Saham Indonesia

Mengapa Yield Obligasi US 10-Year Treasury Diperhatikan Oleh Trader?

Penulis

Ada 4 alasan mengapa yield obligasi US 10-Year Treasury sering diperhatikan oleh trader dan ekonom yang memantau pasar keuangan global.

Saat Anda membaca berita mengenai nilai tukar Dolar AS di media seperti Reuters dan Bloomberg, seringkali akan menemukan pula satu paragraf terpisah yang memaparkan kondisi yield obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahunan (US 10-Year Treasury Bond Yield). Kadang-kadang, perkara yield obligasi US 10-Year Treasury bahkan menempati judul headline berita terkini. Padahal, ada banyak sekali jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah AS.

Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah AS dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kurun waktu jatuh temponya, yakni:

  • Obligasi jangka pendek (Treasury Bills/T-Bills) dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 1 tahun.
  • Obligasi jangka menengah (Treasury Notes/T-Notes) dengan jatuh tempo 2-10 tahun.
  • Obligasi jangka panjang (Treasury Bonds/T-Bonds) dengan jatuh tempo 10-30 tahun.

Diantara semua jenis obligasi tersebut, mengapa yield obligasi US 10-Year Treasury menjadi topik yang paling disoroti oleh trader? Ada beberapa alasan dibalik fenomena tersebut.

Mengapa Yield Obligasi US 10-Year Treasury Diperhatikan Oleh Trader

 

1. Yield Obligasi Mewakili Suku Bunga

Yield obligasi AS merepresentasikan suku bunga yang dibayarkan oleh pemerintah AS bagi pemilik obligasi (investor) yang telah meminjamkan uangnya kepada pemerintah AS. Naik-turunnya yield obligasi memiliki efek serupa dengan pengaruh suku bunga acuan terhadap nilai tukar mata uang. Skala pengaruhnya lebih besar dibandingkan yield obligasi negara lain, karena mata uang Dolar AS dipergunakan dalam sebagian besar transaksi pembayaran internasional.

"Semakin tinggi yield obligasi, maka nilai tukar Dolar AS cenderung semakin menguat. Sedangkan jika yield obligasi menurun, maka nilai tukar cenderung melemah."

Dalam pengertian ini, yield semua obligasi pemerintah AS bisa dianggap penting. Akan tetapi, yield obligasi US 10-Year Treasury memiliki beberapa karakter khas lain yang membuatnya memiliki pengaruh lebih besar.

 

2. Yield Obligasi US 10-Year Treasury Memengaruhi Bunga Hipotek

Secara khusus, yield obligasi US 10-Year Treasury dipergunakan sebagai acuan untuk bunga hipotek di Amerika Serikat. Ketika yield obligasi meningkat, demikian pula bunga hipotek. Mengapa demikian?

Ini karena investor pasti akan membandingkan suku bunga antar semua aset investasi berbunga tetap saat menyusun portofolio, baik investor ritel maupun investor institusional (perbankan, dll). Yield obligasi jangka pendek akan dibandingkan dengan sertifikat deposito dan reksa dana pasar uang. Sedangkan yield obligasi jangka panjang akan dibandingkan dengan KPR dan obligasi korporasi. Dengan demikian, semua yield obligasi akan memengaruhi bunga semua aset investasi lain yang bersaing untuk menarik perhatian tipe investor yang sama.

Sebuah artikel di The Balance mengupas tuntas mengenai hubungan antara yield obligasi US 10-Year Treasury dengan bunga hipotek bertenor 30-tahunan. Tampilan dalam grafik sejak tahun 2000 hingga pertengahan 2019 di bawah ini menunjukkan korelasi positif nyaris sempurna.

Yield Obligasi US 10-Year Treasury dan Bunga Hipotek

 

3. Yield Obligasi US 10-Year Treasury Merupakan Indikator Sentimen Investor

US 10-Year Treasury Bond dipandang sebagai salah satu aset investasi paling aman di dunia (safe haven), karena dijamin oleh pemerintah AS. Namun, hal ini juga membuat yield obligasi US 10-Year Treasury menjadi salah satu indikator sentimen investor.

"Ketika sentimen investor sangat baik, maka harga obligasi akan jatuh dan yield menguat, karena mereka merasa tak membutuhkan obligasi dan beralih ke aset investasi yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi (misalnya: saham). Ketika sentimen investor memburuk, maka harga obligasi akan meningkat dan yield menurun, karena banyak orang mengincar fungsinya sebagai aset safe haven."

Perubahan sentimen investor ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh keyakinan terhadap pasar keuangan AS saja. Seringkali, yield obligasi pemerintah AS dipengaruhi oleh kondisi geopolitik di negara-negara lain. Ketika terjadi perang di Timur Tengah, misalnya, maka permintaan terhadap obligasi pemerintah AS bisa meningkat hingga harganya naik dan yield menurun.

 

4. Fenomena Inversi Kurva Yield Obligasi Sebagai Pertanda Resesi

Yield obligasi dapat mengalami fluktuasi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain permintaan investor, salah satu faktor tersebut adalah masa hingga jatuh tempo.

Semakin lama masa jatuh tempo, maka yield obligasi semestinya makin tinggi, karena investor tentu ingin dibayar lebih mahal jika dananya "terikat" lebih lama dalam suatu aset investasi. Oleh karenanya, kurva yield obligasi normal akan menampilkan yield lebih tinggi untuk obligasi jangka panjang ketimbang obligasi jangka pendek.

Ada masa normal, tentu ada pula masa "abnormal". Masa "abnormal" ditandai dengan kenaikan yield obligasi jangka pendek hingga jauh lebih tinggi ketimbang yield obligasi jangka panjang, atau penurunan yield obligasi jangka panjang hingga jauh lebih rendah ketimbang yield obligasi jangka pendek. Inilah yang disebut sebagai pembalikan (inversi) kurva yield obligasi.

"Secara historis, inversi kurva yield obligasi dikenal sebagai salah satu indikasi resesi di negeri Paman Sam. Ini bukan sekedar spekulasi. Sebuah makalah yang dipublikasikan oleh Federal Reserve San Fransisco menyebutkan bahwa inversi kurva yield terjadi menjelang setiap resesi di Amerika Serikat sejak tahun 1955."

Untuk mengantisipasi inversi kurva yield obligasi, banyak pengamat pasar saat ini memantau selisih (spread) antara yield obligasi US 10-Year Treasury (US10YT) dan yield obligasi US 2-Year Treasury (US02YT), walaupun pemantauan bisa juga mencakup jenis obligasi lain. Selisih positif (positive spread) mengisyaratkan kondisi normal, sedangkan selisih negatif (negative spread) mengisyaratkan inversi kurva yield obligasi.

Grafik yield obligasi US 10-Year Treasury maupun spread US10YT dan US02YT telah dirangkum oleh Seputarforex di halaman data Yield Obligasi AS.

290043
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.