iklan |
iklan |
Seorang rekan trader berbagi cerita di sebuah forum. Dia bilang, dia baru saja berhasil memenangkan sebuah kompetisi trading di urutan ke-5 dan mendapat hadiah 150 USD. Saat mendengarnya, tentu saja rasanya salut atas keberhasilan tersebut. Namun sayangnya, hadiah itu tidak sempat dia nikmati, karena langsung digunakan untuk menambah modal trading yang kemudian ternyata kena MC seminggu kemudian.
Tentu saja yang mendengar jadi heran; habis menang kompetisi kok terus MC? Ekspektasinya kan kalau sudah menang kontes, bisa mengatur dana dan punya strategi yang mantap agar jauh dari MC. Tak ayal, pertanyaan-pertanyaan pun bermunculan:
"Seperti apa sistem yang dipakai?"
"Apa indikator yang dipakai?"
Rekan itu berkata bahwa dia tidak menggunakan indikator apapun, cuma mengandalkan feeling. Tinggal masuk pasar, kalau lihat biru dan angkanya sudah cukup menggiurkan ya di-close. Kalau merah, ditunggu sampai biru. Bagi trader yang masih hijau, bisa jadi langsung berpikir...
Wah, apakah ini yang dinamakan Naked Trading? Tanpa indikator, tanpa sistem, hanya modal untung-untungan?
Di sinilah kesalahpahaman itu terjadi. Padahal, jika trading hanya modal untung-untungan alias "nekad", sama sekali berbeda dengan Naked Trading. Pada dasarnya, Naked Trading mengunakan chart polosan sebagai bahan analisa, bukan nekad trading menggunakan feeling. Chart polos menyimpan banyak potensi untuk dianalisa. Mau tahu apa saja itu?
3 Hal Yang Bisa Dimanfaatkan Oleh Pelaku Naked Trading
Meskipun chart bersih tanpa indikator, ada 3 trik lain yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi seorang Naked Trader. Bukan hanya sekedar menjadi trader nekad lho, melainkan berdasar pada informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
1. Memperhatikan Candlestick
Candlestick adalah teknik penyajian data yang berasal dari negeri Sakura, lalu diadopsi oleh para analis pergerakan harga di seluruh dunia. Mau se-Naked Trading apapun, hal yang satu ini pasti kita lihat. Wajar saja, karena candlestick itu bukan hanya sekedar jenis chart biasa. Dari sebuah candlestick saja, kita bisa mendapatkan informasi tentang banyak hal.
Dengan melakukan pengamatan nilai Open-High-Low-Close (OHLC) di setiap periodenya, kita bisa tahu bagaimana proses tarik-menarik antara buyer dan seller. Berbagai bentuk candlestick bisa dipergunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan pergerakan yang akan terjadi.
Saking ampuhnya, telah banyak bahasan mengenai pola-pola candlestick yang menguntungkan. Contohnya: Pin Bar mengindikasikan sentimen pasar yang awalnya tergiring ke satu arah, tapi kemudian berbalik arah, sehingga meninggalkan jejak shadow panjang. Kita bisa mengambil ancang-ancang masuk pasar dan mengambil posisi dari Pin Bar karena ada sinyal reversal tersebut.
(Baca Juga: Tips Membaca Candlestick Simpel Dan Akurat, Tidak Perlu Hafalan)
2. Membaca Chart Pattern
Selain dari batangan candlestick tunggal, pola-pola yang dibentuk oleh candlestick tersebut juga bisa bercerita tentang apa sebenarnya yang terjadi di market. Ada banyak chart pattern yang sudah diindentifikasi dan diberi nama.
Nah, dari mengidentifikasi chart pattern tersebut, kita juga bisa memperoleh informasi arah pergerakan yang akan terjadi. Contohnya, ada Pola Pembalikan Arah (Reversal Pattern) dan Pola Penerusan Trend (Continuation Pattern).
Reversal Pattern antara lain:
- Double Top dan Double Bottom
- Triple Top dan Triple Bottom
- Head And Shoulder
- Falling Wedge
- Rising Wedge
- Rounding Bottom
- Bump And Run
Continuation Pattern antara lain:
- Flag
- Pennant
- Symmetrical Triangle
- Ascending Triangle
- Descending Triangle
- Rectangle
- Cup With Handle
Baca Juga: Apa Itu Chart Pattern
3. Data Sentimen Jual-Beli
Sentimen pasar artinya: sikap kesepakatan bersama (konsensus) dari para pelaku pasar untuk mengantisipasi pergerakan harga dalam suatu kondisi tertentu.
Baik trader yang menerapkan prinsip "Trend Following" maupun "Counter Trend", penting untuk tahu apakah lebih banyak yang jual atau beli di pasar forex. Data yang satu ini memang tidak bisa kita ketahui secara akurat 100%, karena pasar forex begitu besar dan tidak terpusat sehingga tidak mungkin dihimpun data jual beli keseluruhannya.
Namun, ada beberapa broker atau penyedia layanan trading lain yang bisa menyediakan data sentimen jual-beli berdasarkan transaksi trader di platform tertentu. Meski tidak menunjukkan transaksi seluruh pelaku pasar forex, data seperti ini dianggap cukup bisa mewakili sentimen jual-beli (paling tidak) secara mayoritas.
Namun tahukah Anda jika sentimen tersebut juga bisa dilihat secara langsung pada chart harga? Ya, pola candlestick yang berwarna-warni dengan perbedaan ukuran body serta panjang pendek shadow-nya ternyata juga bisa dijadikan patokan untuk membaca sentimen pasar.
Contohnya, ketika terbentuk candle bullish kuat dengan upper shadow dan lower shadow yang berukuran pendek, artinya pasar sedang dikuasai sentimen beli. Namun apabila sebaliknya, maka sentimen jual dianggap lebih mendominasi.
Lantas bagaimana jika terdapat candle ber-body kecil dengan shadow yang sangat panjang? Hal itu biasanya diartikan sebagai daya tarik buyer dan seller yang sama kuat.
Naked Trading Tak Sama Dengan Trading Nekad
Sampai di sini, lupakan keinginan trading nekad yang lebih mirip dengan mengadu nasib. Naked trading yang sebenarnya juga memiliki perhitungan cermat sebelum masuk pasar. Sah-sah saja jika Anda terkesan dengan para Naked Trader profesional yang bisa mempertahankan chartnya tetap bersih, tapi perlu diingat juga bahwa mereka bisa sampai ke sana berkat pengalaman panjang dan terus belajar, bukan karena cari wangsit atau hitung kancing.
Dari penjabaran di atas, sudah jelas bukan? Naked trading beda artinya dengan trading nekad dan asal-asalan. Meskipun tidak menggunakan indikator macam-macam, banyak juga aspek yang bisa dianalisa. Jika masih pemula dan mencari-cari cara terbaik untuk meraih profit di pasar forex, rajinlah berlatih di akun demo yang disediakan oleh broker.