EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,054.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 55 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 56 menit lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

Penulis

Memiliki siklus 4 tahunan, adakah kesamaan atau perbedaan antara bear market 2018 dengan penurunan tahun ini?

Bersamaan dengan pasar saham dan ekonomi global, pasar kripto mengalami penurunan yang signifikan selama beberapa bulan terakhir. Mulai dari inflasi tinggi, kenaikan suku bunga USD, masalah supply chain, krisis energi, hingga geopolitik yang tidak stabil, disinyalir menjadi faktor utama penyebab hancurnya harga mata uang kripto.

Saat ini, harga Bitcoin tengah berada di bawah $20,000, turun lebih dari 70% sejak menyentuh All Time High (ATH) atau harga tertinggi sepanjang masanya sebesar $69,000 pada November 2021 lalu. Tak hanya Bitcoin, total kapitalisasi pasar altcoin juga ikut turun hingga 72% lebih dari ATH-nya. Hal tersebut membuat kita tidak bisa menyangkal bahwa mata uang kripto telah memasuki masa bear market lagi.

Namun ada satu pertanyaan: apakah ini seperti bear market tahun 2018? Untuk bisa menjawab hal tersebut, artikel ini akan mencoba melihat bagaimana kondisi penurunan harga Bitcoin selama bear market 2018 dibandingkan dengan keadaan krisis saat ini. Apa saja perbedaan utamanya? Apa yang bisa Anda dapatkan dari krisis kali ini? Dan bagaimana cara agar bisa bertahan hingga bearish ini berakhir?

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

 

Bear Market 2018

Pada bulan Desember 2017, Bitcoin mencapai ATH sebesar $19,100. Dengan kenaikan harganya yang begitu cepat dan tinggi, membuat banyak orang tergila-gila pada kripto. Mulai dari munculnya berbagai proyek seperti ICO, hingga penambahan kata blockchain di berbagai nama perusahaan.

Dengan peraturan yang lebih sedikit daripada saat ini, ruang kripto dipenuhi proyek penipuan dan pencurian. Sebuah platform data blockchain, Chainalysis memperkirakan kecurangan ICO pada tahun 2017 sudah memakan korban hingga 30,000 investor dengan nilai kerugian mencapai $225 juta.

Dengan ruang kripto yang tidak sehat seperti itu, tak heran bila pada akhirnya terjadi bubble atau gelembung siap pecah pada pasar kripto. Benar saja, pada tahun 2018, harga mulai terkoreksi dan orang-orang mulai panik. Bahkan dalam waktu kurang dari 6 bulan, 90% dari semua proyek kripto tersebut mulai berguguran.

Di sisi lain, mulai muncul banyak berita FUD (Fear, Uncertainty, Doubt) di saat yang bersamaan. Mulai dari ketakutan akan regulasi karena maraknya penipuan, hingga perihal China dan Korea yang mempertimbangkan pelarangan cryptocurrency, itu membuat ruang kripto terlihat tidak baik lagi untuk investasi.

Baca Juga: 5 Momen FUD Terheboh Di Dunia Kripto

Berdekatan pada momen yang sama, Chicago Mercantile Exchange (CME) meluncurkan produk Bitcoin Futures. Hal ini memungkinkan investor institusional ikut andil dalam mempermainkan harga. Dengan semua FUD yang beredar dan pasar menunggu untuk melepaskan banyak tekanan, investor institusional mulai membuka posisi shorting di pasar. Mereka menciptakan tekanan jual yang sangat besar hingga akhirnya membawa harga BTC turun ke $7,000, dan terus turun ke $3,000 sampai pada pertengahan 2019.

 

Bear Market 2022

Setelah COVID-19 melanda, pasar mengalami resesi selama dua bulan. Karena semua orang ter-lockdown, akhirnya permintaan dan pasokan juga menyusut. Namun, begitu bank sentral mulai mencetak lebih banyak uang untuk membantu perekonomian sebagai stimulus, mereka memiliki banyak uang ekstra. Tapi karena tidak ada cara untuk membelanjakannya, akhirnya mereka mengalihkan dana tersebut ke investasi.

Setelah kehancuran bulan Maret 2020, pada sisa tahun tersebut terjadi lonjakan besar lagi di pasar kripto, mereka menyebutnya sebagai "musim panas DeFi", dan hal tersebut membuat harga BTC meningkat hingga 400% pada akhir tahun. Tren kenaikan tersebut terus berlanjut hingga akhir 2021, di mana itu adalah tahun NFT dan Metaverse.

Setelah mencapai harga puncaknya lagi pada November 2021, harga seluruh mata uang kripto mulai terus menurun. Inflasi yang mulai tidak terkendali, membuat pemerintah dan bank sentral melihat pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga, sebagai satu-satunya cara untuk mengendalikannya. Sayangnya, hingga bulan April 2022, masih banyak yang menyangkal tanda permulaan bear market.

Sekarang jalan ke depan tampak jelas. Kebijakan moneter Federal Reserve AS menyebabkan pasar kripto sangat menderita dan tidak dapat dihindari. Karena tingginya tingkat pencetakan uang sejak COVID-19, The Fed merasa kesulitan dalam memperlambat inflasi tanpa menyebabkan banyak kerugian.

Hasilnya, kekhawatiran terhadap resesi dan kenaikan angka inflasi yang merajalela bergabung menjadi satu. Semua harga naik, sementara pendapatan masyarakat stagnan dan pengeluaran terus meningkat.

 

Perbandingan Harga Bitcoin Pada Bear Market 2018 dan 2022

Seperti yang sudah tertulis di atas, Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) sebesar $19,100 pada bulan Desember 2017. Selama tahun berikutnya, BTC jatuh ke level terendah hingga $3,200 atau 83% dari ATH.

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

Sedangkan sejauh tahun ini, Bitcoin telah turun sekitar 76% dari ATH 2021. Apabila BTC mengikuti pola penurunan pada tahun 2018, maka harganya bisa lebih turun lagi hingga ke level $11,400.

Berdasarkan data dari Glassnode, harga realisasi Bitcoin hingga bulan Juni 2022 berada di $23,340. Harga tersebut adalah nilai rata-rata dari setiap Bitcoin yang berada dalam pasokan, namun perlu diketahui bahwa Bitcoin jarang turun di bawah harga realisasi ini, dan kalaupun Bitcoin menyentuh harga tersebut, maka biasanya telah mendekati akhir bear market.

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan dengan diskon sekitar 12% dari harga realisasinya, yaitu sekitar sekitar $20-$18 ribu. Menurut MVRV Z-score, Bitcoin saat ini dianggap undervalued, tetapi masih bisa mencapai level yang lebih rendah daripada tahun 2018 dan 2020.

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

Sedangkan perbandingan pengguna aktif harian Bitcoin, antara puncak 2017 dan 2021, jumlahnya meningkat sekitar 10%. Pengguna mengalami pertumbuhan dari 966,701 alamat wallet Bitcoin aktif harian pada Desember 2017 menjadi 1.041 juta pada April 2022. Tak hanya itu, kapitalisasi pasar Bitcoin juga meningkat 300% pada periode yang sama, dengan volume harian rata-rata Bitcoin tahun ini mendekati $5-6 miliar, dibandingkan tahun 2017 sekitar $0.8-0.9 miliar.

Perbandingan Bear Market 2018 Dan Penurunan Tahun Ini

 

Kapan Bull Market Selanjutnya?

Hingga saat ini, bank sentral masih fokus mengetatkan kebijakan moneter mereka demi menjinakkan angka inflasi. Sehingga, mungkin siklus bull selanjutnya adalah setelah The Fed melonggarkan kebijakan moneter mereka. Terlepas dari ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan, siklus bull berikutnya pasti akan tiba. Namun tetap sulit untuk memprediksi narasi seperti apa yang akan mendorong bull market kripto nantinya.

Bahkan salah satu prediksi katalis bullish market yang paling dipuji yaitu Ethereum Merge 2.0, ternyata tidak begitu berpengaruh bagi harganya. Namun hal tersebut seharusnya sudah bisa diperkirakan, sebab seperti yang telah biasa terjadi dalam pasar, hal-hal paling jelas sekalipun cenderung bukan menjadi katalisasi perubahan besar.

 

Bagaimana Cara Tetap Menghasilkan Uang Selama Bear Market Kripto?

Meski bear market kripto masih terlihat menakutkan, namun jangan sampai Anda berhenti melangkah. Berikut adalah beberapa uraian strategi yang dapat Anda coba gunakanuntuk memaksimalkan potensi kenaikan pada bull market berikutnya:

  • Dollar Cost Averaging (DCA). Daripada mencoba-coba atau menebak harga dasar bear market kali ini dan menginvestasikan seluruh modal sekaligus, lebih baik investasikan 10%-20% dari modal secara berkala, sehingga kemungkinan Anda bisa mendapatkan harga masuk rata-rata yang lebih bagus dan menuai keuntungan di masa depan.
  • Lakukan banyak penelitian. Analisis fundamental adalah cara terbaik untuk memastikan Anda berinvestasi dalam proyek yang memiliki potensi tinggi. Akan ada banyak proyek yang mati selama bear market saat ini, jadi penting bagi Anda untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya dan bersikap kritis terhadap semua, serta memposisikan diri dengan benar selama menuju ke tahapan bull market berikutnya.
  • Diversifikasi portofolio kripto. Seperti yang telah kita lihat dalam beberapa bulan terakhir, tidak semua proyek kripto sukses maupun gagal di saat yang bersama. Jadi, alih-alih melakukan all-in hanya pada satu proyek, lebih baik Anda membagi-bagi risiko di beberapa proyek. Hal ini bisa membuat modal Anda lebih terlindungi dari beberapa investasi buruk.
  • Buka posisi short di pasar futures. Ini tidak boleh dilakukan oleh siapa pun tanpa pengalaman trading, karena tanpa manajemen risiko yang tepat, segala sesuatunya bisa menjadi sangat buruk. Selama tren turun, cara menghasilkan uang adalah dengan buka posisi short, yang pada dasarnya berarti Anda bertaruh untuk penurunan nilai aset tersebut.

 

Kesimpulan

Seperti biasa, memprediksi dengan tepat bagaimana skenario bear market merupakan tugas yang rumit. Namun, apabila Anda bisa membuat langkah yang benar sekarang, maka bersiaplah menjadi pihak yang paling diuntungkan ketika kondisi pasar telah pulih kembali.

 

Tentu Anda juga masih ingat kejadian besar yang merugikan banyak orang di bear market tahun ini, yaitu keruntuhan Terra. Keruntuhan tersebut juga menjadi salah satu tanda bear market paling fenomenal. Agar tidak terkena hal semacam itu, Anda bisa mempelajarinya melalui artikel berikut ini.

298217
Penulis

Lulusan Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Menggeluti dunia penulisan sejak bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa tahun 2009. Mulai tertarik dengan dunia forex dan kripto, setelah lulus kuliah hingga sekarang sembari trading.