EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,167.48   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 10 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 11 menit lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 11 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 17 menit lalu, #Saham Indonesia

Sebuah Upaya Memahami Kondisi Pasar (1) - Mengenang Tragedi 13 September 1992

Penulis

Tanggal 13 September 1992 menandai peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Black Wednesday. Kejadian ini erat kaitannya dengan pemahaman konsep pasar forex.

Mungkin salah satu tragedi yang paling terkenal di dunia trading adalah saat George Soros dan kawan kawannya melakukan short atau aksi jual pound sterling besar-besaran sehingga mampu mematahkan pertahanan bank sentral Inggris (BOE).

Bulan September 1992 adalah sebuah tragedi bagi Bank of England. Saat itu, Soros dan beberapa spekulator lain melakukan akumulasi posisi short selling pada pound dengan asumsi bahwa ekonomi Inggris sedang dilanda inflasi tinggi serta anjloknya sektor properti dimana kondisi itu sama persis seperti yang terjadi di USA di tahun-tahun lalu.

Saat itu, Inggris baru saja masuk kedalam pakta atau perjanjian ERM (cikal bakal euro) dengan posisi harga GBP/DEM 2.95, dan pair ini hanya diperbolehkan untuk diperdagangkan pada kisaran sempit dimana ambang bawah kisaran di set pada 2.778. Jika harga jatuh di bawah level tersebut, Bang of England akan masuk pasar dengan melakukan intervensi untuk mengangkat nilai Sterling.

memahami pasar melalui black wednesday
Tanggal 13 September 1992 yang terkenal sebagai Black Wednesday, beberapa Big Player termasuk Soros dan Goldman Sachs mengetahui bahwa Bank of England tidak akan mampu mempertahankan pound selamanya, sehingga mereka memutuskan untuk menyerang pound secara besar-besaran. Menteri Keuangan Inggris saat itu berusaha meredam serangan ini dengan mencoba membangkitkan demand akan Pound melalui kenaikan suku bunga yang dilakukan tidak hanya sekali, tetapi dua kali dalam sehari.

Tetapi Bank of England gagal. pada malam harinya semua menjadi jelas bahwa departemen keuangan dan bank sentral tidal mampu untuk mengangkat nilai pound sehingga menyebabkan mereka menyerah atas kondisi ini

Hal ini pula yang membuat Inggris akhirnya keluar dari ERM. Mulai saat itu, pound bebas diperdagangkan, tidak lagi berada pada suatu kisaran tertentu. Pada akhirnya pound memang jatuh hingga 2.20 DM. Pemerintah Inggris diberitakan mengalami kerugian hingga 3 billion Pound dalam upaya mengangkat nilai mata uangnya, sementara Soros dan yang lainnya berhasil mengumpulkan keuntungan kurang lebih $1 billion.

Dari cerita tersebut yang perlu di ketahui adalah pergerakan market terjadi karena adanya tekanan Seller dan tekanan Buyer. Siapa yang menekannya lebih kuat maka dialah yang akan mendapatkan keuntungan dari hasil transaksi perdagangan yang dilakukannya. Dan adalah bisa dianggap keliru jika para Big Player Trading Asal Buy dan Sell saja. Big Player tetap saja membaca kondisi kondisi pasar untuk melakukan transaksi.

Memahami Supply and Demand

Dalam perekonomian, hukum yang paling berlaku adalah hukum Supply and Demand. Hukum ini berlaku di segala sektor perekonomian, baik itu Marketplace (pasar), Job Market (pasar kerja), dan Monetary Market (Pasar Uang).

Segala perubahan yang terjadi baik itu kenaikan harga barang, tingginya gaji pekerja, dan naik turunnya mata uang, itu semua terjadi karena hukum Supply and Demand. Untuk membaca seberapa besar Supply and Demand bisa dilakukan dengan cara membaca indikasi dari masing masih kriteria yang ada.

Singkatnya jika Imbalance Harga bergerak karena terjadinya ketidakseimbangan supply dan demand (Penawaran dan Permintaan). Sederhananya, harga akan menguat jika Demand ( permintaan ) lebih besar. Harga akan menurun jika penawaran (supply ) lebih kuat.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. ( bersambung )


oleh : Salman Djazuli, dari Kampus Trader

93272
Penulis

Mulai terjun di dunia trading akhir tahun 2009. Pertama kali belajar konsep Money Management dari seorang trader Jepang, kemudian berlanjut otodidak. Strategi trading berpatokan pada level Support dan Resistance (Supply and Demand), dengan dasar High Low yang pernah terjadi, ditunjang range market yang sedang berlangsung dan pembatasan risiko.


Wira Jaya
Great! Tekanan dari big players dapat mengalahkan posisi BOE
Sukarya Mt
Yah, begitulah arus trading. kalau g hati2 ya bisa jatuh.

Vie.ra Moetz
mch g ngerti napa bank segede boe kok bs klh cm trader
Dion Yhya
trader yang main itu bukan trader sembarangan gan, dia spekulan big player yang punya posisi besar makanya aksi jualnya langsung berpengaruh besar mempengaruhi harga poundsterling. diataskan suda dijelaskan bahwa pergerakan market disebabkan karna ada tekanan seller dan buyer. tekanan itu bukan dari banyaknya yg sell atau yg buy aja... tapi dari ukuran tradingnya juga. kalo dalam satu waktu spekulan itu melakukan sell dgn posisi yg sangat besar maka wajar bisa menurunkan harga poundsterling sampai sedemikian drastis. apalagi kalau benar2 niat melakukannya. makanya sebagai trader juga rasanya perlu waspada sama ulah para spekulan, karena ulah mereka itu kita nggak bisa prediksi sebelumnya. lain dengan faktor fundamental yg bisa kita update beritanya.
Sukarya Mt
@vie.ra:Itu karena dari supply and demandnya. Disitu jelas2 aksi sell dilakukan besar2an. Jadi BOE pasti juga kesulitan mengatasi aksi jual yang masif itu.
Croosssfx
klo gtu si soros serem juga yah..dibalik tubuhnya yang dah tua, dia masih bisa nyerang satu negara melalui mata uang nya.. ==.. tapi memang yang namanya market ga ada kasian - kasiannan, dimana ada kesempatan, itulah yang akan diambil walaupun akan membuat sengsara org banyak ..
Yulian Fr
sek ra mudeng aku