iklan |
iklan |
Baca Juga: Struktur Pasar Forex

Sebelum melihat fase-fase dalam pasar forex, definisi dan arti dari siklus pasar harus diketahui dan dipahami dengan jelas terlebih dahulu. Apa itu siklus pasar? Siklus pasar dapat didefinisikan sebagai pola khusus di pasar yang menyebabkan harga bergerak dengan cara atau arah tertentu.
1. Fase Akumulasi

Secara umum, fase akumulasi terjadi ketika harga turun selama 6 bulan terakhir atau lebih. Fase ini bisa terjadi mulai dari berbulan-bulan hingga terkadang bertahun-tahun. Semakin lama periode konsolidasi, semakin tinggi peluang terjadinya break out yang lebih kuat setelah aset kembali tren.
Perlu diingat bahwa pada fase ini, trader disarankan untuk hanya melakukan posisi sell trade. Pasalnya, kita tidak tahu pasti apakah harga benar-benar memasuki fase akumulasi atau hanya konsolidasi biasa dalam tren yang lebih kuat. Hindari pula melakukan trading pada harga di tengah harga rata-rata karena dapat merugikan sebab harga bisa bergerak di luar perkiraan.
Berikut adalah strategi efektif yang bisa dilakukan dalam fase akumulasi:
- Cari EMA-200 datar yang terjadi setelah setidaknya 6 bulan downtrend. Kemudian identifikasi tinggi dan rendahnya kisaran harga.
- Untuk sell trade, disarankan untuk menunggu hingga harga mencapai kisaran tertinggi dan cari price rejection yang biasanya ditunjukkan dengan pola candlestick reversal seperti Pin Bar atau Engulfing.
- Setelah polanya selesai, open posisi sell pada pola candlestick berikutnya.
- Tempatkan stop loss di atas candle, dan ambil untung di swing low terdekat.
2. Fase Lanjutan
Pada fase lanjutan, atau juga dikenal dengan beberapa sebutan lainnya seperti fase partisipasi atau fase mark up adalah fase dimana uptrend yang baru dan kuat mulai terbentuk dan merupakan sinyal yang baik bagi trader yang mencari trading dengan momentum. Tren yang kuat membawa volume dan pembeli baru ke pasar, menghadirkan peluang bagus untuk menghasilkan banyak profit. Hal ini nampak dalam grafik di bawah ini yang menunjukan kondisi pasar pada fase lanjutan.
Secara mendasar, yang terjadi pada fase in adalah terjadinya peningkatan permintaan untuk aset persediaan yang terbatas. Hal ini menyebabkan nilai aset meningkat. Dalam fase ini 200 moving average akan bergerak ke atas, key resistance akan tembus, dan harga akan berada di higher highs dan higher lows.
Fase ini bisa berlangsung dalam hitungan bulan dan tahun serta memiliki volume yang relatif lebih tinggi dan menjelang akhir, dimana volatilitas akan cenderung meningkat karena antusiasme yang tinggi. Berlawanan dengan fase akumulasi, fase ini ditentukan oleh harga yang melampaui level resistensi.
Oleh karena itu posisi buy sangat disarankan dalam fase ini. Ada dua metode yang bisa dicoba yaitu Price pullbacks dan Price breakouts. Pada price pullback, coba untuk mengamati dan menemukan Moving Average, Support area, resistensi yang berubah menjadi support, dan Fibonacci level.
Jika semua dapat ditemukan, tunggu hingga harga menyentuh empat indikator tadi dan beli pada candle berikutnya. Sedangkan pada price breakouts, tunggu hingga harga menembus di atas swing high atau menutup di atas swing high lalu masuk pada posisi buy.
3. Fase Distribusi
Fase distribusi atau bisa juga disebut dengan fase reversal awal adalah fase yang ditandai dengan uptrend yang berangsur menghilang dan pasar mulai ditinggalkan. Pada fase ini, volume trading masih cukup tinggi tetapi tidak cukup untuk melampaui penawaran dan mendorong harga lebih tinggi. Pada fase ini, harga berada dalam kisaran (range) karena bulls dan bears berada dalam ekuilibrium.
Sedangkan 200 moving average cenderung bergerak sideways dan harga masih bergerak di sekitar garis Moving Average. Hal lain yang biasanya terjadi adalah volatilitas yang cenderung tinggi karena bunga yang juga tinggi. Fase ini bisa berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun dan terjadi setelah harga mengalami kenaikan selama kurang lebih 6 bulan.
Cara terbaik untuk melakukan trade di fase ini adalah dengan melakukannya di dalam jangkauan (range). Oleh sebab itu, posisi buy sangat disarankan pada fase ini terlebih karena terdapat peluang untuk harga akan terus bergerak ke atas. Perhatikan beberapa strategi di bawah ini untuk menghadapi fase distribusi:
- Cari EMA 200 periode datar yang terjadi setelah setidaknya 6 bulan downtrend. Kemudian identifikasi tinggi dan rendahnya kisaran harga.
- Jika harga mencapai kisaran terendah, cari penolakan harga yang biasanya ditunjukkan dengan pola candlestick reversal seperti Pin Bar atau Engulfing.
- Setelah polanya selesai, open pada posisi buy pada pola candlestick berikutnya.
- Tempatkan stop loss di bawah candle, dan ambil untung di swing low terdekat.
4. Fase Penurunan
Fase terakhir adalah fase penurunan atau bisa juga disebut dengan fase kapitulasi. Fase ini ditandai dengan dimulainya downtrend yang baru. Ini berarti bahwa harga mulai berangsur menurun dan membuat rangkaian lower highs dan lower lows. Pada fase ini, 200 moving average cenderung bergerak lebih rendah, resistance level tembus, dan volatilitas yang cenderung tinggi karena terjadinya kepanikan. Kondisi pada fase ini bisa terlihat pada grafik di bawah:
Downtrend mungkin memberikan kesan yang negatif dan kurang bergairah karena kurangnya minat di pasar. Banyak trader yang mulai khawatir pada fase ini dan memiliki keingin untuk menjual aset yang dimiliki. Tetapi ini bukanlah alasan untuk menjadi panik dan terburu-buru untuk menjual aset karen fase ini hanya berlangsung sementara. Inilah mengapa sebagian besar trader yang tidak melakukan cut loss pada tahap sebelumnya biasanya akan menjadi investor jangka panjang selama fase ini.
Strategi breakout dan pullback bisa diterapkan jika berada di fase ini. Tetapi perlu diingat, di fase ini posisi yang harus diambil adalah sell bukan buy karena pasar sedang mengalami downtrend.
Kesimpulan
Dalam menghadapi kondisi pasar yang berubah secara cepat dan tiba-tiba, diperlukan kejelian dan kesiapan dalam membaca pola yang terjadi agar kerugian dapat dihindari dan keuntungan tetap dapat dimaksimalkan. Memahami siklus pasar forex dengan fase-fase nya dapat menjadi senjata yang ampuh untuk menghadapi perubahan pasar. Dalam fase yang berbeda, pendekatan dan strategi yang tepat dapat membantu dalam menghindari kesalahan langkah bahkan bisa mendatangkan profit meskipun sedang berada di fase pasar yang dirasa kurang menguntungkan.
Dengan bisa membaca siklus dan menggunakan strategi yang tepat di setiap fasenya, trader juga dapat melihat posisi buy atau sell yang harus diambil sehingga tidak akan salah langkah. Tak hanya cukup untuk bisa mengenali setiap fasenya, diperlukan pula indikator pendukung untuk memaksimalkan fase-fase ini.
Selain trading di empat fase pasar, EMA-200 juga bisa dijadikan alat yang handal dengan menggabungkannya dengan indikator lain untuk mencari peluang dan meraup keuntungan. Intinya, jangan takut dan gegabah dalam mengambil keputusan jika hanya melihat kondisi pasar yang turun dan jangan panik ketika melihat kondisi pasar yang berubah secara cepat.
Selain siklus pasar forex, Anda perlu mengetahui bahwa trend di pasar forex juga terpengaruh oleh perubahan musim. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel Apakah Istilah Musiman Juga Berlaku dalam Forex?