EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,081.46   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 13 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 14 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

Strategi Scalping Menggunakan MTA (Multiple Timeframe Analysis)

Penulis

Para scalper sering kesusahan mencari peluang entry yang akurat di timeframe rendah. Namun dengan scalping menggunakan MTA, trader bisa mendapatkan sinyal yang lebih berkualitas.

Timeframe merupakan komponen penting dalam aktifitas trading. Keberadaannya bisa dibilang sangat dekat sekali dengan para trader. Mengapa tidak? Timeframe dibutuhkan oleh semua golongan, tak peduli apakah anda seorang trader pemula atau trader profesional sekalipun pasti sama-sama membutuhkan timeframe untuk keperluan analisis.

Saking pentingnya, timeframe merupakan komponen utama yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum memutuskan strategi trading. Oleh karena itu, tak jarang pemilihan timeframe bisa menjadi hal yang sangat memusingkan bagi sebagian kalangan trader.

Kenapa tidak, jumlah timeframe yang tidak sedikit seringkali membuat para trader bingung menentukan timeframe trading yang tepat. Terlepas dari strategi trading yang digunakan, banyak trader yang bingung apakah sebaiknya menggunakan timeframe kecil atau timeframe besar untuk acuan trading mereka.

Oleh karena itu, guna mengatasi permasalahan tersebut beberapa trader menerapkan teknik trading yang dinamakan Multiple Timeframe Analysis (MTA). Teknik ini menggunakan dua atau lebih timeframe dalam pelaksanaannya. Normalnya para trader menggunakan tiga jenis timeframe, timeframe pertama sebagai trend detector, timeframe kedua sebagai konfirmator, dan timeframe ketiga sebagai timeframe eksekusi.

Teknik MTA ini dapat diterapkan hampir di semua jenis gaya trading. Hanya saja yang paling sering menggunakan teknik ini adalah para scalper yang sering keluar masuk pasar dengan cepat. Karena mereka lebih sering keluar-masuk pasar, maka mereka tentu harus masuk pada peluang yang benar-benar profitable saja. Masalahnya adalah, akan sangat sulit mencari entry yang berkualitas (entry dengan peluang profitabilitas yang tinggi) pada timeframe yang rendah.

Maka dari itu, mayoritas para scalper menyiasati hal ini dengan melakukan teknik analisa multi timeframe (MTA) ini pada strategi scalping yang mereka terapkan. Dengan begitu, teknik analisa multi timeframe ini sangat cocok digunakan untuk mereka yang suka berscalping ria.

scalping menggunakan mta

 

Pengertian Teknik Multiple Timeframe Analysis

Sesuai dengan namanya, cara trading Multi Time Frame adalah jenis analisa yang memanfaatkan lebih dari satu time frame untuk memprediksi pergerakan harga dalam pasar. Kita bisa menggunakan dua timeframe yang berbeda untuk menganalisa, namun yang paling sering digunakan adalah teknik MTA tiga timeframe. Tiga timeframe tersebut adalah timeframe besar, timeframe kecil/konfirmasi, dan terakhir adalah timeframe eksekusi.

Baca Juga:

Forex Trading Strategies You Can Try

 

Kondisi Timeframe Besar

Memeriksa kondisi di timeframe besar adalah hal terpenting dalam teknik ini. Timeframe besar biasanya digunakan untuk mencari dan menentukan tren utama. Hal ini penting dilakukan agar kita hanya entry posisi berdasarkan tren yang ada. Karena pada timeframe besar hanya untuk mengetahui tren apa yang sedang berlangsung, maka biasanya para trader meletakkan indikator pembaca tren seperti Average Directional Movement Index (ADX), Moving Average (MA), atau indikator tren lainnya pada timeframe besar ini.

 

Kondisi Timeframe Kecil

Selanjutnya adalah timeframe kecil atau biasanya disebut juga timeframe konfirmator. Pada timeframe ini biasanya trader akan mengkonfirmasi keberadaan tren dengan menggunakan indikator teknikal atau dengan price action. Sebagai contoh kasus, kita berhasil mengidentifikasi tren bullish pada timeframe besar, maka indikator teknikal atau price action pada timeframe kecil juga harus menunjukkan sentimen yang sama.

 

Timeframe Eksekusi

Yang terakhir adalah timeframe eksekusi. Tak banyak yang bisa dijelaskan pada timeframe ini karena sesuai namanya, timeframe eksekusi hanya digunakan untuk mengeksekusi (membuka/menutup) posisi. Eksekusi posisi hanya bisa dilakukan jika terdapat sinyal trading yang sesuai dengan timeframe besar dan timeframe kecil. Melanjutkan contoh kasus diatas, maka pada timeframe eksekusi ini anda hanya berfokus untuk mencari posisi buy saja karena sentimen bullish pada timeframe besar dan timeframe kecil sudah berhasil terkonfirmasi. Jika sinyal buy muncul pada timeframe eksekusi, maka barulah anda bisa membuka posisi buy.

Baca Juga:

Latihan Membuka Posisi Buy di Akun Demo

 

Cara Scalping Dengan Teknik Multiple Timeframe Analysis

Setelah mengetahui cara kerja teknik MTA ini, kita bisa menyimpulkan bahwasanya teknik ini sebenarnya membantu kita untuk mencari entry yang sesuai dengan arah pasar. Cara kerja teknik ini mengharuskan kita untuk melihat pergerakan di beberapa timeframe yang berbeda sehingga secara tidak langsung akan memfilter sinyal trading yang terbentuk nantinya. Sedangkan untuk eksekusinya sendiri, anda bisa menggunakan strategi trading masing-masing karena pada dasarnya teknik MTA ini tidak membutuhkan strategi trading yang sepesifik.

Banyak sekali strategi scalping yang bisa anda gunakan seperti:

Setelah menentukan strategi scalping apa yang akan digunakan, agar barulah kita bisa memulai teknik analisa multi timeframe ini. Berikut caranya:

  1. Pilih pasangan mata uang yang biasanya anda tradingkan. Untuk kegiatan scalping, disarankan memilih pasangan mata uang yang memiliki volatilitas tinggi namun spread/komisi yang rendah seperti EUR/USD.
  2. Tentukan di timeframe apa strategi scalping tersebut akan anda jalankan. Jika strategi scalping mengharuskan anda untuk mengeksekusi posisi di timeframe M1 atau M5, maka anda bisa menggunakan timeframe M15 sebagai timeframe kecil dan timeframe M30/H1 sebagai timeframe besar.
  3. Perhatikan kondisi timeframe besar.terlebih dahulu. Timeframe besar bisa menggunakan timeframe M30 atau H1. Cari tahu tren apa yang sedang berlangsung pada timeframe tersebut. Anda bisa menggunakan bantuan indikator ADX atau Moving Average.
  4. Pastikan terdapat tren yang jelas pada timeframe besar tersebut. Jika tidak ada tren atau kondisi pasar sedang ranging/sideways, maka sebaiknya anda tidak bertrading atau memillih pair trading lain yang terdapat tren didalamnya.
  5. Setelah tren terlihat jelas pada timeframe besar, maka saatnya melihat kondisi pasar di timeframe kecil. Anda bisa menggunakan timeframe M15 atau M30. Kondisi di timeframe kecil dengan kondisi di timeframe besar haruslah selaras. Misalnya pada H1 anda melihat kondisi pasar sedang bullish, maka kondisi di timeframe M30 juga harus sedang bullish.
  6. Jika pada timeframe H1 sedang bullish, namun kondisi pada M30 sedang sideways atau belum ada tren yang jelas, maka anda bisa menunggu hingga kondisi pada M30 menjadi bullish. Ketika timeframe besar dan kecil sudah menyatakan suara yang sama, maka anda bisa bergeser ke timeframe eksekusi.
  7. Nah, pada timeframe eksekusi inilah saatnya untuk menggunakan strategi scalping. Setelah mendapatkan filter dari timeframe besar dan timeframe kecil, maka anda bisa berfokus terhadap sinyal trading yang benar-benar dibutuhkan saja. Misalnya saja di timeframe besar besar dan kecil menunjukkan sentimen bullish, maka pada timeframe eksekusi ini anda hanya akan fokus untuk membuka posisi buy saja.

Kurang lebih begitulah urutan dalam teknik MTA ini. Pastikan anda melakukannya dengan urut agar mendapatkan hasil yang optimal.

Baca Juga:

Panduan Tanya Jawab Untuk Trader Pemula

 

Akhir Kata

Pada dasarnya teknik MTA ini hanya sebagai alat bantu untuk memfilter tren agar bisa mendapatkan entry yang sesuai dengan arah yang benar sehingga teknik MTA sangat memungkinkan untuk digunakan dengan beragam macam strategi trading.

Akhir kata, selalu ingat dan pahami risiko serta money management sebelum bertransaksi! Karena diakui atau tidak, money management berperan penting dalam kesuksesan bertrading. Tidak ada strategi trading yang benar-benar bisa menjanjikan keuntungan yang absolut. Akan tetapi penggunaan money dan risk management yang tepat bisa menjadikan strategi trading yang sederhana menjadi sumber keuntungan yang konsisten.

 

Teknik trading Multi Time Frame Analysis ternyata bisa juga digabungkan dengan Stochastic meski dibutuhkan kesabaran serta ketekunan lebih dalam menganalisa. Simak panduannya di artikel berikut ini.


Penulis merupakan ahli forex dan bekerja di sebuah perusahaan pialang lokal. Apabila ingin menyampaikan pertanyaan atau berdiskusi dengan Erik, Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar di bawah ini atau mengunjungi halaman Tanya Jawab berikut.

299282
Penulis

Erik Tri Cahyo merupakan Forex Expert, Technical Analyst, sekaligus Account Manager di sebuah perusahaan pialang lokal. Strategi yang digunakan terutama Trend-following dengan kaidah Breakout dan Bounce.