Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta penggantian Ketua SEC, Gary Gensler, dengan alasan penyalahgunaan kekuasaan dan promosi agenda politik yang kontroversial, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Kondisi jenuh jual berpotensi memicu koreksi XAU/USD, 1 hari, #Emas Teknikal   |   USD/CHF bertahan di dekat puncak beberapa bulan, di atas level 0.9200 berkat penguatan USD, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analisa UOB, pergerakan EUR/USD selanjutnya adalah di level 1.0430, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Emiten rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menargetkan pendapatan usaha perseroan tumbuh 30% pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Kepala Eksekutif Meta Platforms (NASDAQ: META), Mark Zuckerberg, meluncurkan produk AI baru untuk konsumen pada hari Rabu, 1 hari, #Saham AS   |   Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Amazon.com (NASDAQ: AMZN) dan meminta pengadilan untuk mempertimbangkan memaksa peritel online tersebut menjual asetnya, 1 hari, #Saham AS   |   Saham C3.ai (NYSE: AI) Inc. mengalami kenaikan signifikan sebesar 3.34% menjadi $24.42 pada hari Rabu, mengakhiri penurunan beruntun selama lima hari, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Strategi Trader Sukses Richard Dennis Untuk Bangkit Dari Kebangkrutan

Penulis

Dennis memulai trading dengan modal sendiri sejak usia 17 tahun. Walau pernah menderita rugi besar hingga nyaris bangkrut, tapi ia berhasil bangkit. Ini dia caranya.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Richard Dennis adalah seorang fund manager, trader, penulis, dan mentor (coach) trading. Ia adalah presiden dari Dennis Trading Group Inc. dan vice-chairman dari C & D Commodities. Selain menulis artikel di The NewYork Times, The Wall Street Journal, dan Chicago Tribune, ia juga penggagas sistem turtle trading. Namun ternyata, perjalanan trading-nya tidak mulus.

Dennis memulai trading di pasar saham dan komoditi dengan modal sendiri sejak usia 17 tahun dengan kinerja yang cukup mengesankan, sebelum menderita rugi yang sangat besar dan nyaris bangkrut pada saat crash pasar saham AS tahun 1987. Setelah istirahat cukup lama, tahun 1994 ia mulai trading kembali dengan strategi yang berbeda. Hasilnya, Richard Dennis berhasil meraih keuntungan 108% dan 111% pada tahun 1996. Berikut ini cerita lengkapnya.


Richard Dennis


The Prince of the Pit

Richard Dennis lahir di Chicago, AS, pada tahun 1949. Ia tertarik pada trading di pasar komoditi sejak usia remaja karena kebetulan Chicago Mercantile Exchange berada dekat tempat tinggalnya. Pada saat masih kuliah di jurusan filosofi DePaul University, Dennis sudah mulai trading dengan modalnya sendiri. Sebelum menuju kampus, ia selalu berkunjung ke Chicago Mercantile Exchange untuk melakukan transaksi pada account pribadinya, dan keesokan harinya ia melihat balance account tradingnya yang selalu bertambah alias profit.

Karena kinerja tradingnya yang bagus, nama Richard Dennis mulai dikenal hingga New York, pusat trading di AS. Dennis mulai trading dengan modal di luar milik pribadinya setelah banyak pihak memintanya untuk mengelola sejumlah dana. Karena cara tradingnya yang unik, ia sempat mendapat julukan ‘The Prince of the Pit’ oleh The New York Times.

Menurut pengakuannya, ia adalah pengikut trader terkenal saat itu, Richard Donchian, sang bapak ‘trend following’. Saat mengelola account para client-nya, ia juga masuk di pasar saham dan futures, dan karena ambisi untuk memperoleh profit dalam waktu singkat, ia menerapkan strategi pyramiding.

Strategi ini sering kali berjalan dengan baik. Namun, kemudian ia juga semakin agresif dengan seringnya menggunakan insting untuk memprediksi trend pergerakan harga. Akibatnya, hampir seluruh account yang dikelolanya nyaris ludes saat terjadi crash pasar saham tahun 1987 (Black Monday). Richard Dennis sendiri merugi jutaan Dollar ditambah setumpuk hutang yang mesti dilunasi.

 

Menciptakan Strategi Sendiri Untuk Bangkit

Setelah istirahat beberapa tahun, ia mulai bangkit lagi tahun 1994. Kali ini ia sangat berhati-hati dan tidak lagi menggunakan insting. Ia menciptakan sebuah sistem trading sendiri berdasarkan prediksi arah pergerakan trend yang dikombinasi dengan manajemen risiko.

"Pada kondisi pasar sekarang, trading dengan sistem yang jelas dan terarah adalah sangat penting. Itu adalah cara trading terbaik," katanya. Sistem trading-nya menghasilkan sinyal-sinyal trading lengkap dengan rekomendasi entry dan exit. Konon turtle trading banyak mengadopsi strategi sistem trading itu.

"Sekarang saya bukan hanya trader, tetapi juga peneliti, dan pengajar. Secara rutin saya selalu memperbaiki parameter-parameter dalam sistem trading saya untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Anda tentu tahu kondisi pasar begitu cepat berubah," kata Dennis yang juga aktif dalam pemberantasan narkoba dan penulis buku Toward a Moral Drug Policy’itu.

Sebagai mentor, apa nasehatnya bagi para trader pemula? "Apapun strategi yang Anda gunakan, jika Anda bertindak dengan benar maka pasti akan berjalan baik. Kuncinya adalah disiplin dan konsisten," ungkapnya.

 

Simak lebih lanjut mengenai sistem Turtle Trading yang diajarkan oleh Richard Dennis pada buku forex "The Original Turtle Trading Rules"

128175
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.