iklan |
iklan |
Pada bagian 1 disebutkan bahwa dalam scalping, kita mengumpulkan beberapa profit yang tidak begitu besar, tapi membidik akumulasi keuntungan dari beberapa posisi trading. Walau demikian, scalping bukanlah cara trading yang ngawur dengan sembarangan masuk pasar dan bersifat untung-untungan.
Seorang scalper yang berhasil justru sangat memperhitungkan apa yang diharapkan dari perubahan gerak harga pasar dan keputusan yang diambil. Mereka mengkombinasikan berbagai fitur khas yang ada dalam pasar forex untuk mendapatkan satu kondisi yang pas dan profitable untuk trading.
Semua karakter dan fitur dasar yang dimanfaatkan seperti trend harga, formasi dasar candlestick, pola pergerakan harga (pattern) serta event rilis berita fundamental dan peristiwa ekonomi penting lainnya. Itulah yang membedakan strategi scalping dengan strategi lainnya semisal swing trading.
Memanfaatkan Pergerakan Harga Yang Tajam
Sebagian besar scalper fokus pada pergerakan harga tajam yang sering terjadi di pasar forex. Dalam hal ini tujuannya adalah memanfaatkan perubahan yang tiba-tiba terjadi pada likuiditas pasar, untuk memperoleh profit dengan cepat. Tipe scalping yang ini tidak begitu mempedulikan apakah pergerakan harga pasar sedang trending atau sideways, yang lebih penting adalah volatilitas harga.
Tujuannya adalah mengidentifikasi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran harga pasar yang memberi peluang buka posisi. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh kekurangan likuiditas (bisa pada sisi buyer atau seller) yang bisa terjadi sementara, dan bisa dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan dalam waktu singkat.
Ambil contoh bila trading pada EUR/USD, dalam keadaan biasa spreadnya cukup kecil dan pasar cukup likuid hingga jarang terjadi perbedaan (gap) yang berarti antara harga bid dan ask-nya. Tetapi pada keadaan tertentu misalnya akibat rilis berita fundamental yang penting, likuiditas bisa sangat berkurang hingga terjadi perbedaan signifikan antara sisi bid dan ask, katakan misalnya bid pada harga 1.3010, sementara ask pada 1.3050. Dalam momen yang sangat singkat, spread harga bid dan ask akan menjadi sempit dan harga cenderung bergerak ke salah satu sisi (bid atau ask).
Scalper akan memanfaatkan momen fluktuasi yang cepat ini untuk meraup profit. Ketika harga telah mencapai 1.3030 dan spread bid-ask kembali menyempit seperti keadaan normal, scalper tersebut akan buka posisi misalnya sell, dan akan ditutup ketika harga turun di 1.3020 karena volatilitas.
Dalam hal ini, scalper tersebut mendapatkan profit dari reaksi emosional pasar. Itulah mengapa, gap yang terjadi saat rilis berita fundamental berdampak tinggi sering dimanfaatkan oleh para scalper.
Pengaruh Besarnya Leverage
Karena scalper mengumpulkan profit yang tidak begitu besar dan bila dijumlahkan jadi cukup berarti, para scalper sering tidak merasa puas pada hasil yang diperoleh dalam beberapa minggu atau beberapa bulan dibandingkan dengan tenaga dan waktu yang terbuang untuk trading.
Untuk mengatasi hal ini, scalper menggunakan beberapa ukuran leverage ketika trading, tentu saja tergantung dari peraturan broker tempat mereka trading. Leverage yang semakin besar akan menyebabkan margin trading (jumlah jaminan) kecil dan bisa menggunakan lot yang semakin banyak.
(Baca juga: Resiko Leverage Tinggi Dalam Trading Forex)
Tetapi, banyak scalper yang telah berpengalaman menyarankan agar menggunakan leverage kecil pada 3 bulan pertama trading, sampai menemukan sebuah metode yang cocok dan teruji untuk digunakan. Jika cara yang tepat dan teruji telah didapat, ukuran leverage bisa ditingkatkan sedit demi sedikit dengan tidak lupa selalu menggunakan setting Stop Loss dan target profit.
Menguasai Analisa Teknikal Dan Aliran Gerak Harga (Order Flow)
Trading dengan cara scalping yang umumnya dilakukan pada time frame 1 menit dan 5 menit memerlukan pengetahuan analisa teknikal agak mendalam, terutama untuk menerapkan indikator dan setting parameter yang pas. Selain indikator teknikal, kemampuan membaca dan interpretasi aliran gerak harga (Order Flow) seperti yang ditampilkan oleh formasi candlestick sangat membantu dan diperlukan. Misalnya pada chart 5-menit di bawah ini (hanya sekedar contoh):
Seorang scalper harus rajin, teliti, dan disiplin untuk terus memperhatikan gerak harga dan megikuti metode yang digunakan. Hal ini karena kecerobohan kecil bisa berdampak besar. Peran analisa fundamental dalam scalping sangat kecil dan hampir terabaikan. Saat rilis berita fundamental, fokus scalper lebih tertuju pada indikator teknikal dan Order Flow candlestick, sehingga kecil kemungkinannya untuk menganalisa rilis data Non Farm Payrolls misalnya.
Pada keadaan tertentu, scalper juga menggunakan analisa trend dengan melihat pada time frame yang lebih tinggi untuk mengetahui trend utama, tetapi tetap menggunakan time frame 1 menit dan 5 menit dalam trading.