iklan |
iklan |
Posisi trading pernah terjebak selama harga naik turun drastis dengan arah tren yang tak menentu? Bisa jadi sebenarnya saat itu Anda sedang menghadapi pola Megaphone atau pola harga melebar. Daripada mengulangi kesalahan, lebih baik manfaatkan kemunculan price pattern langka ini untuk mendapat keuntungan.
Apa Itu Pola Megaphone?
Pola Megaphone adalah pola harga (price pattern) dengan ciri khas utama rangkaian Swing High dengan nilai tinggi mendaki (Higher High) dan Swing Low dengan nilai rendah menurun (Higher Lows), sehingga terbentuklah pola harga yang tampak seperti instrumen pengeras suara. Pola ini terlihat dari pergerakan harga saat kondisi pasar bergejolak tinggi tanpa arah tren jelas.
Dari chart EUR/USD di atas, tampak bahwa harga membentuk Swing High dan Swing Low silih berganti. Swing berikutnya lebih kuat dari Swing sebelumnya sehingga jika Trendline diletakkan di setiap Swing, maka akan terbentuk Channel Divergen. Apa maksudnya Channel Divergen? Ketika Anda menarik satu garis untuk menghubungkan level-level High dan satu garis lagi untuk menghubungkan level-level Low, kemudian hasilnya ternyata menuju ke arah yang berbeda; itulah Channel Divergen.
Karena ciri khas bentuknya, pola Megaphone dikenal juga sebagai pola Broadening Wedge atau pola harga melebar. Sekilas bentuknya akan mirip dengan pola Triangle, hanya saja arahnya terbalik (melebar) dan lebih jarang muncul.
Meskipun jarang terlihat di chart, peluang trading dari pola harga melebar ini cukup menjanjikan keuntungan karena trader akan mendapat sinyal untuk membeli pada harga terendah, atau menjual pada harga tertinggi (reversal).
Bagaimana Strategi Trading Dengan Pola Megaphone?
Strategi trading pola Megaphone hampir serupa dengan pola Triangle. Bedanya, sinyal trading pola Megaphone tidak hanya difokuskan untuk memprediksi di mana titik breakout akan terjadi, melainkan juga untuk prediksi pengulangan reversal Swing. Perhatikan pola harga melebar pada chart GBP/JPY di bawah ini:
Sinyal trading pola Megaphone muncul setelah harga berbalik arah dari Swing ketiga menuju Swing keempat. Setelah mencapai titik Swing keempat, akan ada dua skenario:
1. Skenario Swing Reversal
Pada skenario ini, harga diekspektasikan untuk berbalik arah setelah menyentuh batas Trendline Divergen. Misalnya pada titik Swing keempat, posisi dapat dibuka setelah harga mulai menyentuh level Swing sebelumnya.
Setelah posisi terbuka, target profit (Take Profit) dapat dipasang di dekat Midline atau lebih jauh lagi di titik Swing berikutnya. Sedangkan Stop Loss diletakkan beberapa pip di atas Swing terakhir.
Pada contoh chart GBP/JPY di atas, peluang sell muncul ketika harga berbalik arah dari Swing terakhir ( #4). Posisi untuk Buy dibuka saat harga menyentuh level rendah Swing sebelumnya ( #2). Harga terus berlanjut naik dari target profit di Midline, lalu tembus hingga mencapai Swing berikutnya (#5)
2. Skenario Breakout
Setelah Swing keempat berbalik arah, biasanya Swing berikutnya memiliki potensi untuk breakout atau menembus batas Trendline. Untuk skenario ini, posisi dibuka setelah harga ditutup di batas luar Trendline Divergen.
Setelah OP, Stop Loss diletakkan beberapa pip di sisi dalam Trendline sesuai High atau Low Swing sebelumnya. Target profit bisa disesuaikan dengan Rasio Risk/Reward dan Money Management yang baik.
Dari chart yang sama, Swing terakhir (#5) tampak berbalik arah dari puncaknya, tapi berhenti menurun setelah mencapai Midline. Berikutnya, harga berbalik arah kembali hingga menembus batas atas Trendline. Posisi beli dapat dibuka ketika harga ditutup persis di luar batas Trendline tadi.
Kesimpulan
Sekilas pola Megaphone atau pola harga melebar tampak sangat mirip dengan pola Triangle. Bedanya, pola Triangle hanya digunakan sebagai sinyal breakout saja. Sedangkan pada pola Megaphone terdapat sinyal breakout dan reversal pula. Kemunculannya pun relatif lebih langka.
Meskipun langka, peluang mendapat untung dari pola harga melebar ini cukup bisa diandalkan selama Anda menggunakan Money Management yang baik pula.