EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,879.68   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 12 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 12 jam lalu, #Saham AS

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD, Dan Stochastic

Penulis

Tingkatkan akurasi analisis teknikal Anda dengan memanfaatkan tiga indikator populer: RSI, MACD, dan Stochastic. Pelajari selengkapnya di artikel ini.

Teknik trading dengan menggunakan indikator teknikal telah menjadi metode yang sangat umum digunakan oleh para trader di pasar forex. Hal ini dikarenakan pasar forex sangat dinamis dan fluktuatif, sehingga membutuhkan suatu metode analisis yang dapat membantu para trader dalam memprediksi pergerakan harga dan mengambil keputusan jual-beli yang tepat.

Dalam hal ini, indikator teknikal menjadi salah satu solusi yang sangat populer karena kemampuannya dalam memberikan sinyal jual-beli serta membantu trader dalam menentukan level support dan resistance pada grafik harga.

Tiga indikator yang sering digunakan oleh para trader adalah indikator teknikal RSI (Relative Strength Index), MACD (Moving Average Convergence Divergence), dan Stochastic. Ketiga indikator tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu trader dalam menentukan tren pasar dan momen yang tepat untuk melakukan transaksi. Meskipun memiliki tujuan yang sama, namun ketiga indikator tersebut bekerja dengan cara yang berbeda-beda.

Dalam teknik trading kali ini, kita akan memadukan ketiga indikator teknikal di atas secara bersama-sama untuk mengambil keputusan jual-beli pada pasar forex. Trader juga dapat mengatur ketiga indikator tersebut sesuai dengan preferensi mereka masing-masing. Namun, sangat penting bagi para trader untuk memahami cara kerja ketiga indikator tersebut agar hasil trading akurat dan efektif.

Baca Juga: Penggabungan Beberapa Indikator

trading 3 indikator

Lalu seperti apa cara trading menggunakan Stochastic, RSI dan MACD? Tanpa basa-basi, mari kita masuk ke pembahasan.

 

Indikator Yang Digunakan

Seperti yang sudah disinggung di atas, indikator yang akan digunakan dalam teknik trading adalah stochastic, RSI dan MACD. Ketiganya mempunyai fungsi yang berbeda dalam teknik trading ini. Namun sebelum itu mari kita pelajari terlebih dahulu tentang ketiganya.

 

Stochastic Oscillator

Stochastic oscillator adalah salah satu indikator teknikal yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi momentum harga aset dan titik pembalikan harga yang mungkin terjadi. Indikator ini diciptakan oleh George C. Lane pada tahun 1950-an dan umumnya digunakan untuk memperkirakan kondisi overbought atau oversold.

Stochastic oscillator menghitung perbandingan antara harga penutupan saat ini dengan rentang harga selama periode waktu tertentu. Indikator ini menampilkan nilai antara 0 hingga 100, dan dianggap overbought ketika nilainya di atas 80 dan oversold ketika nilainya di bawah 20.

  • Jika garis stochastic oscillator naik di atas level 80, hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin overbought dan harga aset mungkin akan turun.
  • Sebaliknya, jika garis stochastic oscillator turun di bawah level 20, hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin oversold dan harga aset mungkin akan naik.

Stochastic oscillator juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi arah tren harga dengan mengamati arah garis indikator dan garis sinyal. Jika garis stochastic oscillator naik di atas garis sinyal, hal ini menunjukkan tren naik dan sebaliknya jika garis stochastic oscillator turun di bawah garis sinyal, hal ini menunjukkan tren turun.

Beberapa fungsi utama dari stochastic oscillator adalah sebagai berikut.

  • Mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold.
    Seperti yang sudah disinggung di atas, stochastic digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold dengan melihat angka 80 (batas atas) dan angka 20 (bawah bawah). Saat nilai stochastic oscillator di atas 80, ini menunjukkan bahwa pasar sedang overbought, dan sebaliknya, jika nilai stochastic oscillator di bawah 20, hal ini menunjukkan bahwa pasar oversold. Informasi ini dapat membantu trader dalam menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual di market.

  • Mengetahui momentum pasar.
    Stochastic oscillator membantu trader untuk mengukur momentum pasar dan memperkirakan apakah harga sedang mengalami tren naik atau turun. Saat garis stochastic oscillator bergerak ke arah atas, itu menunjukkan bahwa momentum pasar sedang naik, dan sebaliknya, jika garis stochastic oscillator bergerak ke arah bawah, itu menunjukkan bahwa momentum pasar sedang turun.

  • Mengkonfirmasi sinyal trading.
    Stochastic oscillator dapat digunakan bersamaan dengan indikator teknikal lainnya untuk mengkonfirmasi sinyal trading. Misalnya, jika sinyal dari indikator lain menunjukkan tren naik, dan stochastic oscillator menunjukkan bahwa pasar tidak overbought, hal ini dapat menjadi sinyal untuk buy/beli.

 

Relative Strength Index (RSI)

Indikator RSI adalah salah satu indikator teknikal yang sangat populer digunakan oleh para trader dan investor di pasar keuangan, terutama saham dan forex. Indikator ini awalnya dikembangkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978, dan sejak saat itu telah menjadi salah satu alat analisis teknis yang paling banyak digunakan.

Indikator RSI mengukur kekuatan relatif suatu aset dengan membandingkan kenaikan harga dengan penurunan harga selama periode waktu tertentu. Indikator ini menggunakan perhitungan matematis yang melibatkan perbandingan antara jumlah kenaikan harga dan jumlah penurunan harga dalam suatu periode tertentu.

Baca Juga: Cara Menggunakan Indikator RSI

Indikator RSI dinyatakan dalam bentuk angka yang berkisar dari 0 hingga 100:

  • Sebuah nilai RSI di atas 70 menunjukkan bahwa aset tersebut sedang dalam kondisi overbought atau keadaan jenuh beli, yang berarti harga sudah terlalu tinggi dan kemungkinan besar akan mengalami koreksi harga ke bawah.
  • Sebaliknya, sebuah nilai RSI di bawah 30 menunjukkan bahwa aset tersebut sedang dalam kondisi oversold atau keadaan jenuh jual, yang berarti harga sudah terlalu rendah dan kemungkinan besar akan mengalami koreksi harga ke atas.

Namun, trader harus memperhatikan bahwa indikator RSI bukanlah sinyal trading yang sempurna. Ada kemungkinan bahwa sebuah aset dapat tetap dalam kondisi overbought atau oversold untuk jangka waktu yang lebih lama dari yang diharapkan. Oleh karena itu, trader harus menggunakan indikator RSI bersamaan dengan alat analisis teknis lainnya untuk mengkonfirmasi sinyal yang diberikan oleh indikator RSI.

Indikator RSI juga dapat membantu trader dalam mengidentifikasi divergensi antara pergerakan harga dan pergerakan indikator. Divergensi terjadi ketika pergerakan harga dan pergerakan indikator tidak sejalan. Contohnya harga yang membentuk higher high namun garis RSI membentuk lower high atau sebaliknya harga membentuk lower low sedangkan garis RSI membentuk higher low. Divergenci memberikan petunjuk bahwa momentum harga sedang berubah, dan trader dapat menggunakan informasi ini untuk mengambil keputusan trading.

Baca Juga: Trading Dengan Divergensi Dan Konvergensi Indikator RSI

 

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator MACD adalah indikator yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi arah tren, momentum, dan potensi pembalikan tren pada pasar saham, forex, dan instrumen keuangan lainnya.

Indikator MACD memanfaatkan perbedaan antara dua moving average eksponensial (EMA) dengan periode yang berbeda. Garis MACD terdiri dari selisih antara EMA 12-periode dan EMA 26-periode, sementara garis sinyal terdiri dari EMA 9-periode dari garis MACD. Selisih antara kedua garis ini memberikan indikasi arah tren dan momentum di pasar. Cara membaca indikator MACD adalah dengan memperhatikan perpotongan antara garis MACD dan garis sinyal.

  • Ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas, hal ini menunjukkan sinyal beli (buy signal) dan pasar dianggap bullish atau naik.
  • Sebaliknya, ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari atas ke bawah, ini menunjukkan sinyal jual (sell signal) dan pasar dianggap bearish atau turun.

Selain perpotongan antara garis MACD dan garis sinyal, trader juga dapat menggunakan histogram MACD untuk membantu membaca kekuatan tren dan momentum di pasar. Histogram MACD merupakan selisih antara garis MACD dan garis sinyal.

  • Ketika histogram positif dan semakin besar, ini menunjukkan kekuatan momentum yang meningkat.
  • Sebaliknya, ketika histogram negatif dan semakin besar, ini menunjukkan kekuatan momentum yang menurun.

Indikator MACD sangat populer karena mudah digunakan dan dapat memberikan sinyal yang akurat. Namun, seperti indikator teknikal, MACD juga memiliki keterbatasan. Terkadang, sinyal yang dihasilkan oleh indikator MACD dapat salah atau false, terutama ketika pasar sedang dalam kondisi sideways atau ranging.

 

Stochastic Oscillator Untuk Mendeteksi Overbought Dan Oversold

Ada dua garis penting yang perlu diperhatikan dalam indikator stochastic. Garis K (warna biru) menunjukkan harga penutupan, sementara Garis D (warna oranye) menunjukkan moving average dari Garis K.

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD,

Disarankan untuk menggunakan stochastic sebagai sinyal masuk utama, karena rentang angka yang tertampil adalah metrik penting dalam menentukan apakah aset tersebut overbought atau oversold. Ketika Garis K jatuh di bawah 20, ini menunjukkan peluang buy karena aset tersebut oversold. Sebaliknya, zona di atas 80 menunjukkan bahwa aset tersebut overbought dan mungkin menjadi sinyal untuk sell aset tersebut.

 

RSI Sebagai Konfirmasi Tren

Ketika angka RSI turun di bawah level 50, ini biasanya menunjukkan bahwa harga aset mulai melemah. Sebaliknya, ketika angka RSI naik di atas 50, ini secara umum berarti bahwa harga aset mulai menguat.

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD,

Disarankan untuk menggunakan level 50 sebagai ambang batas kunci. Setiap nilai RSI di atas level 50 dapat diinterpretasikan sebagai sinyal buy atau beli, menunjukkan bahwa harga dalam tren naik. Sebaliknya, setiap nilai RSI di bawah 50 dianggap sebagai tren turun, yang dapat dianggap sebagai sinyal untuk mengambil posisi sell.

 

MACD Sebagai Trigger Entry (Momentum)

Strategi yang banyak digunakan untuk menginterpretasikan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah dengan mencari crossover (persilangan). Titik di mana garis MACD (warna biru) memotong di atas garis sinyal (warna oranye), dan umumnya dianggap sebagai sinyal buy. Sebaliknya, ketika garis MACD memotong di bawah garis sinyal, hal ini umumnya diinterpretasikan sebagai sinyal sell.

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD,

Perlu dicatat bahwa strategi ini paling efektif digunakan pada pasar yang trending, di mana terdapat pergerakan harga yang jelas ke atas atau ke bawah. Pada pasar yang sideways atau ranging, MACD sering memberikan sinyal palsu.

 

Setup Buy

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD,

  • Langkah 1: Lihat stochastic, pastikan kedua garis K dan D berada di daerah oversold.
  • Langkah 2: Gunakan RSI untuk mengkonfirmasi tren naik dengan memastikan nilai RSI berada di atas garis tengah (50).
  • Langkah 3: Gunakan MACD untuk mengkonfirmasi pergerakan ke atas. Pastikan garis MACD menyilang ke atas garis sinyal.
  • Langkah 4: Pastikan bahwa kedua garis stochastic belum mencapai level overbought.
  • Langkah 5: Ambil posisi beli.

 

Setup Sell

Teknik Trading 3 Indikator: RSI, MACD,

  • Langkah 1: Pertama, lihat stochastic, pastikan kedua garis K dan D berada di daerah overbought.
  • Langkah 2: Gunakan RSI untuk mengkonfirmasi tren menurun dengan memastikan nilai RSI berada di bawah garis tengah (50).
  • Langkah 3: Gunakan MACD untuk mengkonfirmasi pergerakan ke bawah. Pastikan garis MACD menyilang di bawah garis sinyal.
  • Langkah 4: Pastikan kedua garis stochastic belum mencapai level oversold.
  • Langkah 5: Ambil posisi jual.

 

Catatan Penting

Jika Anda mengambil posisi buy, letakkan stop loss pada swing low terdekat. Swing low merupakan titik terendah yang terjadi sebelum harga bergerak naik kembali. Dengan menempatkan stop loss pada swing low terdekat, Anda dapat melindungi diri dari kerugian yang lebih besar jika harga berbalik arah dan turun kembali.

Sebaliknya, jika Anda berada dalam posisi sell, letakkan stop loss di atas swing high terdekat. Swing high adalah titik tertinggi yang terjadi sebelum harga bergerak turun kembali.

Namun, setiap individu memiliki toleransi risiko dan preferensi yang berbeda-beda dalam melakukan trading. Meskipun menargetkan stop loss pada swing terdekat dapat membantu melindungi trader dari kerugian besar, ada kemungkinan bahwa hal ini juga dapat mengakumulasi kerugian dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena itu, sebagian trader mungkin ingin meminimalkan risiko dengan memiliki persentase stop-loss yang lebih ketat.

 

Akhir Kata

Dengan memahami dengan baik teknik trading menggunakan indikator RSI, MACD, dan Stochastic, diharapkan dapat membantu Anda dalam membuat keputusan trading yang lebih tepat dan menghasilkan profit yang konsisten.

Namun, seperti halnya dalam segala bentuk trading dan investasi, selalu ada risiko yang terkait dan setiap keputusan trading harus dibuat dengan hati-hati dan berdasarkan analisa yang teliti.

 

Untuk mengetahui kondisi overbought maupun oversold, Anda bisa mengandalkan indikator RSI maupun Stochastic. Tapi, di antaranya keduanya, mana yang lebih akurat? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berjudul Perbedaan Indikator RSI Dan Stochastics: Mana Yang Lebih Unggul?

298934
Penulis

Sudah aktif dalam dunia trading sejak 2012 dan masih terus belajar untuk menjadi lebih baik. Awal mula trading dengan menggunakan EA, dan akhirnya pada 2014 fokus trading manual dengan terus riset pada metode trading. Saat ini, saya merupakan seorang Discretionary Trader yang menggunakan Trend Following dengan metode breakout.