EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,101.12   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Ternyata Emas Sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Mata Uang Kertas (3)

Penulis

Uraian ini akan menjelaskan tentang awal mula mata uang Dolar AS terbentuk dan penggunaanya dalam transaksi perdagangan.

Pada prinsipnya, sistem yang mendewakan uang kartal adalah sistem penipuan terhadap masyarakat banyak. Secara sederhana, sistem ini bisa digambarkan sebagai mencetak sebanyak-banyaknya uang kartal (uang simbol yang sesungguhnya tidak memiliki nilai sama sekali) dan mengguyurnya ke tengah masyarakat. Di lain pihak dalam waktu bersamaan, pengelola atau pengusaha yang mencetak uang kartal itu menarik sebanyak-banyaknya batangan emas ke pihaknya dari masyarakat luas. Jadi mereka menukar uang kartal yang sama sekali tidak ada harganya dengan batangan-batangan emas.

dolar dan emas


Sejarah Dollar AS

Sejarah uang kartal bisa kita lihat dengan sangat bagus dalam sejarah perekonomian Amerika Serikat. Semua paparan di bawah ini terkait sejarah uang di AS dikutip dari buku “Knights Templar, Knights of Christ” (Pustaka Alkautsar, 2006).

Jauh sebelum AS terbentuk, para Mason telah berada di daratan ini. Ketika Amerika masih berupa 13 koloni Inggris, Benjamin Franklin mengunjungi London dan menemui sejumlah pemodal Yahudi di sana. Dalam pertemuan yang dicatat dalam Dokumen Senat AS halaman 98 butir 33, yang dilaporkan Robert L. Owen, Mantan Kepala Komisi Bank dan Keuangan Kongres AS, dilaporkan bahwa wakil-wakil perusahaan Rothschild di London menanyakan kepada Benjamin Franklin hal-hal apa saja yang bisa membuat perekonomian koloni Amerika itu bisa maju.

Franklin anggota Freemansonry Inggris itu menjawab, "Itu mudah. Kita akan cetak mata uang kita sendiri, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh industri yang kita miliki”. Rothschild segera saja mencium kesempatan besar untuk menangguk untung di koloni Inggris ini. Namun sebagai langkah awal, hak untuk mencetak uang sendiri bagi koloni di seberang lautan tersebut masih dilarang oleh Inggris yang sudah dikuasai Yahudi.

Amshell Mayer Rothschild sendiri saat itu masih sibuk di Jerman mengurus bisnisnya, yang salah satu cabang usahanya adalah mengorganisir tentara bayaran (The Mercenaries) Jerman bagi Inggris untuk menjaga koloni-koloni Inggris yang meluas melampaui Eropa. Usulan mencetak mata uang sendiri bagi Amerika, lepas dari sistem mata uang Inggris, akhirnya tiba di hadapan Rothschild. Setelah memperhitungkan segala laba yang akan bisa diperoleh, demikian pula dengan penguasaan politisnya, maka Rothschild akhirnya menganggukkan kepalanya. Dengan cepat lahirlah sebuah undang-undang yang memberi hak kepada pemerintah Inggris di koloni Amerika untuk mencetak mata uangnya sendiri bagi kepentingan koloninya tersebut. Seluruh asset koloni Amerika pun dikeluarkan dari Bank Sentral Inggris, sebagai pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang dibayar dengan mata uang yang baru. Hal ini menimbulkan harapan baru di koloni Amerika. Tapi benarkah demikian?

Dalam jangka waktu setahun ternyata Bank Sentral Inggris - lewat pengaruh pemodal Yahudi menolak menerima pembayaran lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, padahal ini dijamin oleh undang-undang yang baru. Dengan sendirinya, nilai tukar mata uang Amerika pun anjlok hingga setengahnya. "…Masa-masa makmur telah berakhir, dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah. Jalan-jalan di seluruh koloni tersebut kini tidak lagi aman," demikian paparan Benjamin Franklin yang tercatat dalam Dokumen Kongres AS nomor 23.

Belum cukup dengan itu, Pemerintah Pusat Inggris memberlakukan pajak tambahan kepada koloninya tersebut yakni yang dikenal sebagai Pajak Teh. Keadaan di koloni Amerika bertambah buruk. Kelaparan dan kekacauan terjadi di mana-mana. Ketidakpuasan rakyat berbaur dengan ambisi sejumlah politikus. Situasi makin genting. Dan tangan-tangan yang tak terlihat semakin memanaskan situasi ini untuk mengobarkan apa yang telah terjadi sebelumnya di Inggris dan Perancis: Revolusi.

Sejarah mencatat, bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris melawan pejuang kemerdekaan Amerika Serikat meletus pada 19 April 1775. Jenderal George Washington diangkat menjadi pimpinan kaum revolusioner. Selama revolusi berlangsung, Konspirasi Yahudi Internasional seperti biasa bermain di kedua belah pihak. Yang satu mendukung Inggris, memberikan utang dan senjata untuk memadamkan "pemberontakan kaum revolusioner", sedangkan satu pihak lagi mendukung kaum revolusioner dengan uang dan juga senjata. Tangan-tangan Konspirasi menyebabkan Inggris kalah dan pada 4 Juli 1776, sejumlah tokoh Amerika Serikat mendeklarasikan kemerdekaannya.

Merdeka secara politis ternyata tidak menjamin kemerdekaan penuh secara ekonomis. Kaum pemodal Yahudi dari Inggris masih saja merecoki pemerintahan yang baru saja terbentuk. Rothschild dan seluruh jaringannya tanpa lelah terus menyusupkan agen-agennya ke dalam tubuh Kongres. Dua orang agen mereka, Alexander Hamilton dan Robert Morris pada tahun 1783 berhasil mendirikan Bank Amerika (bukan bank sentral), sebagai "wakil" dari Bank Sentral Inggris. Melihat gelagat yang kurang baik, Kongres membatalkan wewenang Bank Amerika untuk mencetak uang. Pertarungan secara diam-diam ini berlangsung amat panas. Antara kelompok pemodal Yahudi dengan sejumlah tokoh Amerika, yang herannya banyak pula yang merupakan anggota Freemasonry, untuk menguasai perekonomian negara yang baru ini.

Thomas Jefferson menulis surat kepada John Adams, "Saya yakin sepenuhnya bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuasaannya mengancam pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang bagi lembaga keuangan ini dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak."

Para pemodal Yahudi pun marah bukan main mengetahui surat ini. Nathan Rothschild secara pribadi mengancam Presiden Andrew Jackson akan menciptakan kondisi Amerika yang lebih parah dan krisis berkepanjangan. Tapi Presiden Jackson tidak gentar. “Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian semua!”

Pemodal Yahudi benar-benar marah sehingga mendesak Inggris agar menyerbu Amerika dan terjadilah perang pada tahun 1816. William Guy Carr telah merinci kejadian demi kejadian ini dengan sangat bagus. Presiden Abraham Lincoln sendiri pada malam tanggal 14 April 1865 dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. Konspirasi memerintahkan pembunuhan ini karena mengetahui bahwa Presiden Lincoln akan segera mengeluarkan sebuah undang-undang yang akan menyingkirkan hegemoni Konspirasi terhadap Amerika. Si pembunuh Lincoln, Dickles Booth, berhubungan dengan Yahuda B. Benjamin, seorang agen Rothschild di Amerika. Booth sendiri tertangkap dan dihukum, sedangkan pihak Konspirasi tetap aman.

114621
Penulis

Mulai terjun di dunia trading akhir tahun 2009. Pertama kali belajar konsep Money Management dari seorang trader Jepang, kemudian berlanjut otodidak. Strategi trading berpatokan pada level Support dan Resistance (Supply and Demand), dengan dasar High Low yang pernah terjadi, ditunjang range market yang sedang berlangsung dan pembatasan risiko.


Deno
Opini saya: Dari bab 1 - 2. di dalam perekonomian tidak ada yg namanya pasar sempurna... kita menggunakan uang kertas bukan lagi emas adalah inovasi manusia yg semakin baik pemikirannya dari jaman ke jaman. apa jadinya jika kita membawa bawa uang logam seperti emas ke mall atau ketempat hiburan... masa iya nenteng2 emas.pasti beratkan.munculah kartu kredit. inovasi dari pemikiran manusia lagi untuk menjadikan aktivitas menjadi lebih simpel.pastinya yg dinamakan pasar sempurna tidak ada Bab 3 - 4.capek deh pak kalo ngomongin teori konspirasi.korupsi di negeri sendiri aja ber belit belit.pastinya kalo sesorang mempunyai kekuasaan itu MANUSIAWI nya pasti akan mementikan diri sendiri.siapa sih manusia di dunia ini yg ga ingin memperkaya diri sendiri,anak dan keluarganya. tukang nasgor yg saya kenal aja mengkuliahkan anaknya agar bisa menjadi jadi orang kaya nantinya .apalagi yg dah kaya... pastinya ingin lebih kaya lagi.jadi itu manusiawilah. Bab 5. Yah memang seperti yg banyak berita tentang ekonomi indonesia yg katanya akan memasuki masa emas mulai tahun 2020an.bisa aja memang pendapatan per kapita indonesia 18.000rban. tinggal tambahkan aja setiap tahun inflasi negara ini yg contohnya 5 persen pertahun.kenaikan upah yah taro 7 persen. namun apakah itu menjadikan indonesia negara makmur.yah galah. meskipun gdp perkapita 1 miliar pertahun belum tentu menjadi indikator kemakmuran.pastinya diiringan dengan kenaikan harga barang juga. ga ngefek gdp perkapita. di amerika dan jepang gdp perkapita besar apa rakyatnya bahagia? pajak tinggi.kos mahal.ga ngefek jadinya gdp perkapita itu.namun itu akan menciptakan daya saing antar negara contoh gdp perkpita amerika 800jt.anggaplah rakyatnya bisa saving pertahun 150jt. nah dia buka usaha makanan di jawa.yah pasti menjadi salah satu warung terbagus di jawa.rakyat kita bisa buat warung di amerika? jadi pdb perkapita belum tentu menciptkan daya saing dalam negeri. Ini opini saya aja