iklan |
iklan |
Tahukah Anda? Memilih broker tidak semata-mata didasarkan pada kriteria-kriteria utama, seperti deposit withdrawal dan leverage saja. Trader yang sudah memiliki strategi trading tertentu, acap kali berusaha menemukan dan memilih broker forex yang layanannya bisa mendukung strategi mereka. Di artikel ini, kita akan membahas cara memilih broker forex untuk hedging.
Mengapa Strategi Hedging?
Strategi trading ada bermacam-macam, tapi dari sekian banyak yang ada, hanya segelintir yang memerlukan pemilihan broker secara tepat. Khusus untuk strategi hedging, ada beberapa komponen memilih broker forex yang benar-benar pelu diperhatikan, salah satunya adalah untuk menekan biaya trading serendah mungkin.
Jika Anda belum pernah mendengar apa itu strategi hedging, silahkan pelajari dulu penerapan dasarnya di artikel ini. Intinya, strategi hedging memang bisa memperbesar biaya trading, karena dilakukan dengan membuka (paling tidak) 2 posisi di arah yang berlawanan. Hal itu karena tujuan dari strategi hedging adalah untuk meminimalisir risiko kerugian dari posisi yang sedang floating loss.
Pembukaan lebih dari satu posisi trading dalam satu waktu jelas akan menggandakan spread. Apalagi, banyak di antara strategi hedging yang dipakai trader saat ini menekankan pembukaan hingga lebih dari 4 posisi dalam satu waktu. Bagaimana jika semua order tersebut berjalan terus karena Anda belum bisa membuka posisi hedging yang masih terkunci? Apabila sampai menghabiskan waktu berhari-hari, beban trading tentu akan semakin membengkak karena adanya Swap negatif.
Untuk itu, ada beberapa kriteria khusus yang bisa Anda jadikan sebagai tolak ukur, dalam cara memilih broker forex untuk hedging.
Yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Broker Forex Untuk Hedging
1. Regulasi
Regulator AS, National Futures Association atau NFA, memberlakukan aturan FIFO (First In First Out) untuk setiap transaksi trader. Hal ini membuat strategi hedging dalam satu akun tidak bisa dilakukan jika Anda trading di broker-broker AS yang teregulasi NFA.
Apabila Anda tetap penasaran dengan strategi hedging atau justru sudah berpengalaman menerapkannya, hindarilah trading di broker-broker teregulasi AS yang tidak berekspansi ke luar zona negeri tersebut. Masih banyak pilihan broker teregulasi yang bisa Anda pertimbangkan, seperti broker FCA dan mereka yang teregulasi ASIC. Anda juga bisa mempertimbangkan broker AS yang sudah meluas dan teregulasi di negara-negara lain.
2. Kebijakan Broker
Setelah memfilter regulasi broker, masih ada aspek lain yang perlu diteliti lagi, yakni kebijakan broker. Faktanya, broker yang tidak teregulasi AS pun belum tentu memperbolehkan strategi hedging secara bebas. Pertama-tama, sebaiknya pastikan jika broker tersebut memang memperbolehkan hedging. Informasi ini bisa diperoleh di situs resmi masing-masing broker, atau ditanyakan langsung ke dukungan kliennya.
Kedua, ada broker forex yang tidak teregulasi AS dan mengizinkan strategi hedging, tapi ternyata menetapkan batasan-batasan dalam kondisi tertentu. Biasanya, jenis broker ini memperbolehkan strategi hedging dalam kondisi normal, tetapi tidak memperkenankannya pada akun trading yang terdaftar di program bonus. Ada juga broker yang mempersilahkan strategi hedging, tetapi akan membatalkan order secara otomatis apabila trader menutup posisi kurang dari 5 menit setelah Open Order.
3. Spread
Broker dengan spread rendah merupakan prioritas utama apabila Anda mengaplikasikan strategi hedging. Mengapa? Tentunya untuk menekan biaya trading yang bisa berlipat dari pembukaan beberapa posisi dalam satu waktu.
Sudah menjadi pengetahuan umum jika spread adalah beban laten yang seharusnya ikut diperhitungkan dalam manajemen risiko Anda. Agar tidak terlalu memberatkan, Anda bisa memilih broker forex yang menyediakan floating spread dengan kisaran minimal 0-2 pips. Broker forex dengan kuotasi harga 5 digit lebih disarankan, karena bisa menyediakan spread yang lebih rapat.
4. Eksekusi
Jika strategi hedging Anda melibatkan Pending Order, maka kecepatan dan ketepatan eksekusi tentu sangat dibutuhkan. Apa jadinya jika Anda sudah memasang Buy Stop dan Sell Stop dengan tujuan hedging, tapi salah satu atau kedua order tersebut malah terkena slippage? Rencana hedging yang sebelumnya dibangun pun jadi berantakan. Bukannya menanggulangi risiko atau mendapat profit yang diinginkan, Anda justru mendapat kerugian berlipat dari kekacauan tersebut.
Masalah eksekusi tidak hanya terletak pada Slippage, tapi juga Requote dan lagging yang sama-sama bisa menurunkan akurasi peluang hedging Anda. Memilih broker forex dari layanan eksekusi sebenarnya cukup mustahil tanpa benar-benar menguji platform Live-nya. Karena itu, cara memilih broker forex untuk hedging berdasarkan eksekusi tidak dilakukan sebelum Anda membuka akun, tapi sebagai langkah uji coba setelah mendaftar.
Mula-mula, Anda bisa mendaftar di akun demo, lalu bergeraklah ke akun Live dengan deposit kecil. Lakukan test drive di semua kondisi pasar untuk benar-benar mengetahui kualitas eksekusi broker. Yang perlu diketahui di sini, eksekusi order hampir selalu mengalami masalah saat volatilitas bergerak kencang karena dampak fundamental. Jadi saat menilai eksekusi broker, sebaiknya kecualikan masalah yang terjadi akibat pengaruh berita pasar. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa melakukan perbandingan di beberapa broker sekaligus.
5. Swap Free
Masih ingat dengan kemungkinan hold posisi berhari-hari yang sempat disebutkan di atas? Masalah itu sebenarnya bisa diatasi dengan mudah, yakni mencari broker yang menyediakan layanan Swap Free. Keringanan trading tanpa Swap biasanya juga disebut sebagai akun Islami, karena disediakan untuk trader Muslim yang memang tidak diperbolehkan trading dengan Swap. Anda tak perlu repot-repot mencari broker mana saja yang sudah menyediakan Swap Free, karena kami sudah pernah membahasnya di artikel ini.
6. Platform Trading
Jika Anda ingin bisa leluasa hedging dengan teknik apapun (termasuk yang satu pair), maka hindari broker yang tidak memperkenankan hedging di MetaTrader 5. Saat ini memang masih banyak broker forex yang menawarkan MetaTrader 4, tetapi ke depan, penggunaan MetaTrader 5 akan lebih digencarkan.
Jadi tak ada salahnya untuk lebih selektif dalam memilih broker forex yang menyediakan MetaTrader 5. Saat ini, sudah ada beberapa broker yang bisa menawarkan MetaTrader 5 untuk hedging. Hal itu bisa terjadi karena mereka mengaktifkan platform MT5 dalam mode hedging, sehingga tidak terbatas oleh aturan standar MetaTrader 5 yang sebenarnya memang memberlakukan FIFO.
Contoh Broker Forex Untuk Hedging
Untuk membantu mempermudah pencarian Anda, berikut adalah pilihan broker forex untuk hedging yang memenuhi kriteria-kriteria di atas. Sebagai catatan, info eksekusi order yang dikumpulkan di daftar ini ditulis sesuai keterangan di masing-masing situs utama broker. Meski nantinya Anda masih perlu melakukan pengujian sendiri, info ini bisa menjadi filter awal untuk menghindarkan Anda dari kekurangan trading dengan Instant Execution.
MIFX (Monex Investindo Futures)
- Regulator: BAPPEBTI Indonesia.
- Mengizinkan Hedging: Ya.
- Spread: Floating (Zero Spread).
- Eksekusi: Eksekusi order tanpa delay.
- Swap Free: Tidak.
- Platform Trading: MetaTrader 4.
- Review Broker Monex
GKInvest
- Regulator: BAPPEBTI Indonesia.
- Mengizinkan Hedging: Ya.
- Spread: Floating mulai 1.6 pips.
- Eksekusi: Eksekusi dengan latency rendah.
- Swap Free: Ya.
- Platform Trading: MetaTrader 5.
- Review Broker GKInvest
Selain broker-broker forex di atas, masih ada contoh broker lain yang sebenarnya juga memenuhi kriteria sebagai broker forex untuk hedging. Apapun pilihan Anda nantinya, usahakan agar broker forex untuk hedging juga masih berada dalam koridor kenyamanan dan kondisi Anda, terutama dalam hal deposit minimal, kapasitas volume trading terendah, dan lain sebagainya.
Pilihan ideal menurut strategi trading tidak hanya berfokus pada broker forex untuk hedging, tapi juga scalping. Untuk mengetahui broker apa saja yang mendukung strategi scalping, mari beranjak ke artikel Broker Terbaik Untuk Scalping.