iklan | iklan |
Sudah sering sih mendengar, duh bingung deh liat market saat ini, mau investasi jadi takut.. Takut rugi! Di sisi lain, ada modal nganggur.
Jadi mesti gimana dong?
Hal tersebut sangat wajar. Pemikiran seperti itu tidak hanya dirasakan oleh yang sudah berpengalaman di market, tapi juga mereka yang masih pemula.
Tentu kita semua sepakat, akan kemana market kedepan tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi secara tepat. Yang bisa kita lakukan ialah sebaik mungkin membuat rencana investasi beserta skenario-skenario yang mungkin bisa diaplikasikan. Sehingga seandainya semua itu tidak berjalan sesuai rencana, kita tidak kehilangan arah.
(Baca Juga: 7 Saham Berkualitas Yang Dapat Dibeli Dengan Modal 100 Ribu)
Jika kita perhatikan, ambil contoh di pasar saham, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam satu bulan, IHSG berhasil naik +5.11% dan satu minggu menguat +0.56%. Jadi memang pergerakan market tidak ada yang bisa memprediksi.
Dengan kondisi pandemi seperti saat ini banyak yang berpikir bursa saham akan terus jatuh dan cukup lama untuk menunggu momentum kembali pulih.
Seperti di awal, kita tidak ada yang dapat dengan pasti menebak arah Market, tapi kita dapat belajar dari sejarah. Banyak yang mengatakan sejarah selalu berulang. (meski tidak 100% benar, tapi saya percaya itu).
Mari Kita Belajar Dari Sejarah
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Fidelity Investment Research, dengan memakai data bursa saham Amerika Serikat (AS), ada saatnya Market akan melakukan perlawanan ketika terus turun atau dinamakan Pullback.
Kinerja Historis Pergerakan Indeks Harga Saham AS - S&P 500
Sumber: Fidelity
- Sejak tahun 1926, pasar saham pernah 6 kali masuk kedalam tertitori tren bearish (koreksi), dengan rata-rata turun hampir mencapai 40%.
- Sejarah membuktikan bahwa meski ketika itu Market koreksi hingga 40%, tapi Market bisa membayar lebih banyak berkali-kali dari angka penurunan yang terjadi sebelumnya, setelahnya.
Intinya? Penurunan adalah hal yang sangat Wajar
"Selalu menggunakan Money Management dan Rencana Investasi sedari awal"
Tagline yang ga pernah usang dan selalu relevan hingga kapan pun. Bagi yang masih awam, rumus yang penting ialah jika tidak yakin dengan pasar saham pilihlah instrumen investasi yang lebih aman, selalu lindungi asset anda (uang).
Masih ada obligasi loh. Pemilihan aset investasi yang tepat akan menentukan potensi imbal hasil anda di akhir periode. Pilihlah investasi dengan mendiversifikasi alokasi aset investasi yang sesuai dengan tujuan, timeframe dan situasi finansial dan anda dapat bisa dengan 'nyaman' merasakan volatilitas di pasar.
Tipe Alokasi Investasi Portofolio Investor
Kalau melihat data di atas, kita dapat secara jelas melihat bahwa imbal hasil secara konservatif lebih aman. Namun memberikan return yang lebih kecil. Lalu jika kita memakai portfolio secara balance, maka kita bisa memilih aset investasi 50% Obligasi dan 50% Saham merupakan pilihan yang paling rasional saat ini.
Tetap Konsisten Dalam Berinvestasi, Meski Dalam Keadaan Turun
Kata-kata Warren Buffet bisa diaplikasikan dengan kondisi saat ini, waktu tepat beli saham adalah ketika kondisi sedang jelek. Dengan konsisten berinvestasi kita akan mendapatkan harga saham yang murah di saat market sedang turun dan ikut mendisiplinkan diri kita pribadi.
Kenaikan Pasar Saham Setelah Koreksi
Manfaatkan Perencana Keuangan dan Manajer Investasi yang Kompeten
Di dunia ini tidak ada yang ingin kehilangan asset atau modal secara cuma-cuma. Cermat dan teliti sebelum melangkah membantu kita dalam mengambil keuntungan di saat market sedang jatuh atau peluang keuntungan yang bisa didapatkan dari insturmen investasi khususnya saham atau obligasi.
Jika kita merasa tidak yakin, tidak ada salahnya kita bisa menggunakan jasa Perencana Keuangan dan Manajer Investasi yang sudah dikenal dan professional dalam menjalankan tanggung jawabnya. Lebih jelasnya bisa melihat di website OJK.
Jadi apakah kalian sudah yakin untuk mulai berinvestasi? Jika ingin mendapatkan return yang lebih tinggi, ada juga cara mengembangkan aset melalui trading. Yang jelas, kamu harus berhati-hati dengan tujuh kesalahan besar investor saham yang sering terjadi.
Komentar : 1