iklan | iklan |

Saat ini Indonesia telah memiliki bursa yang memperdagangkan kontrak berjangka minyak kelapa sawit, yakni Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia. Produk kontrak minyak sawit memiliki kode perdagangan KPOc3, menurut versi Reuters. Sedangkan di ICDX sendiri, kode perdagangan CPO adalah CPOTR. Selain CPO, untuk komoditas kelapa sawit di ICDX juga ada Olein (OLEINTR).
- Faktor Iklim Dan Cuaca: Faktor cuaca memberi dampak signifikan bagi keberlangsungan harga CPO karena terkait erat dengan prinsip supply and demand. Faktor cuaca buruk akan mendorong kenaikan harga, mengingat volume produksi kelapa sawit jadi terancam. Disaat yang sama, arus permintaan terus berjalan normal. Korelasi : Negatif (Semakin buruk faktor cuaca, maka harga cenderung semakin tinggi).
- Minyak Mentah : Kenaikan harga minyak mentah umumnya akan memberi dorongan bagi kenaikan harga CPO. Alasannya karena proses produksi dan distribusi komoditi sawit sangat tergantung pada ketersediaan bahan bakar minyak. Keluarnya biaya tambahan akibat kenaikan harga minyak akan dibebankan pada harga jual CPO. Korelasi: Positif (Semakin tinggi harga minyak mentah di pasaran, maka harga jual CPO semakin tinggi). Berikut ini adalah ilustrasi pergerakan harga CPO:
- Komoditi Subtitusi : Kenaikan harga CPO yang terlalu tinggi bisa membuat investor beralih ke komoditi substitusi, seperti minyak jagung maupun kedelai. Secara otomatis, harga komoditi pengganti tersebut juga akan terangkat. Apabila hal ini terjadi, maka CPO bisa makin mahal dibandingkan sebelumnya. Korelasi: Positif (Semakin tinggi harga CPO, maka harga komoditi lain juga ikat melonjak). Demikian pula sebaliknya.
Komentar : 1