iklan |
iklan |
Pola rectangle atau empat persegi panjang adalah salah satu dari pola pergerakan harga yang mengisyaratkan penerusan arah trend (trend continuation). Meskipun tidak selalu meneruskan arah trend atau kadang bisa juga terjadi pembalikan trend (trend reversal), tetapi kasus trend continuation lebih sering terjadi sehingga kemungkinannya lebih besar.
Pola ini muncul ketika kondisi trend sedang kuat, dan pada suatu waktu pergerakan trend terhenti dan berkonsolidasi pada level resistance dan support tertentu yang membentuk pola rectangle.
Dalam hal ini sebagian besar buyer yang menyebabkan harga bergerak naik atau seller yang menyebabkan harga bergerak turun menutup posisi buy atau sell-nya untuk mengambil keuntungan.
Namun demikian setelah beberapa waktu buyer atau seller tersebut masuk kembali dan trend pergerakan harga kembali berlanjut. Formasi pola rectangle ini mirip dengan pola flag (bendera), bedanya adalah pada periode konsolidasinya yang lebih panjang.
Ketika muncul pola seperti ini, Anda bisa siapkan strategi seperti berikut:
- Saat pola yang muncul adalah bullish rectangle, tunggu sampai harga breakout ke level resistance baru. Ketika harga penutupan breakout candlestick berada diatas level resistance, lakukan entry buy di candle berikutnya.
- Apabila yang muncul adalah bearish rectangle, tunggu sampai terjadi breakout dan harga menembus level support. Ketika harga penutupan breakout candlestick berada dibawah level support, lakukan entry sell pada candle setelahnya.
Simak pembahasan berikut ini untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Membedakan Bullish Rectangle dan Bearish Rectangle
Ada 2 jenis pola rectangle yaitu bullish rectangle dan bearish rectangle. Pola rectangle yang terbentuk pada akhir uptrend dinamakan bullish rectangle, dan yang terbentuk pada akhir downtrend dinamakan bearish rectangle.
Cermati ilustrasinya berikut ini.
Dalam prakteknya, fase konsolidasi pada pola rectangle tidak harus berbentuk channel horisontal yang lurus, tetapi bisa agak miring atau membentuk sudut seperti gambar di atas.
Pola bullish rectangle menandakan bahwa terjadi penerusan uptrend, sedangkan pola bearish rectangle menandakan bahwa downtrend masih berlanjut. Lantas, apa langkah yang tepat untuk menindaklanjuti situasi semacam ini?
Baca Juga:
Trading dengan Pola Bullish Rectangle
Jika harga bergerak uptrend dan kemudian berganti sideways (ranging) maka kemungkinan akan membentuk pola bullish rectangle, yaitu jika terjadi breakout dan harga menembus level resistance.
Namun jika tidak terjadi breakout dan pergerakan harga berbalik arah maka akan membentuk pola double top. Berikut contoh pola bullish rectangle pada USD/JPY H4:
Pola bullish rectangle bisa diidentifikasi dengan terbentuknya level resistance (1), level support (2) dan terjadinya breakout pada level resistance (3). Ketika harga penutupan breakout candlestick berada diatas level resistance, entry buy bisa dilakukan pada candle berikutnya.
Stop loss (SL) bisa ditentukan beberapa pip dibawah level support, dan target profit (TP) biasanya ditentukan sebesar tingginya rectangle atau sebesar jarak antara level resistance dan support. Dengan metode ini risk/reward ratio adalah sekitar 1:1.
Metode alternatif adalah setelah terjadi breakout dan level resistance berubah menjadi support, kita menunggu harga bergerak balik dan menguji (retest) level support tersebut. Jika harga tidak menembus level support maka kita bisa entry buy seperti pada contoh EUR/USD M15 berikut ini:
Untuk mendapatkan momentum entry yang lebih akurat bisa digunakan indikator teknikal semisal MACD atau indikator oscillator (RSI, stochastics), juga dengan memperhatikan formasi price action dari candlestick-nya. Seperti pada contoh diatas terbentuk formasi bullish engulfing ketika harga gagal menembus level support, yang menunjukkan sentimen bullish.
Dengan metode ini bisa diperoleh risk reward ratio yang cukup besar karena kita bisa menempatkan level stop loss (SL) pada beberapa pip dibawah level support, sementara target profit (TP) ditentukan sebesar tingginya rectangle atau sebesar jarak antara level resistance dan support seperti pada metode sebelumnya.
Tampak pada contoh diatas risk/reward ratio lebih besar dari 1:3.
Trading dengan Pola Bearish Rectangle
Kebalikan dari pola bullish rectangle, jika harga bergerak downtrend dan kemudian berganti sideways (ranging) maka kemungkinan akan membentuk pola bearish rectangle, yaitu jika terjadi breakout dan harga menembus level support.
Tetapi jika tidak terjadi breakout dan pergerakan harga berbalik arah maka akan membentuk pola double bottom. Berikut contoh pola bearish rectangle pada AUD/USD M30:
Ketika harga penutupan breakout candlestick berada dibawah level support, entry sell bisa dilakukan pada candle setelahnya. Stop loss (SL) bisa ditentukan beberapa pip diatas level resistance, dan target profit (TP) bisa ditentukan sebesar tingginya rectangle atau sebesar jarak antara level resistance dan support.
Dengan metode ini risk/reward ratio lebih kecil dari 1:1.
Metode alternatif adalah setelah terjadi breakout dan level support berubah menjadi resistance, kita menunggu harga bergerak balik dan menguji level resistance tersebut. Jika harga tidak menembus level resistance maka kita bisa entry sell seperti pada contoh indeks Nasdaq100 H1 berikut ini:
Level stop loss (SL) ditentukan beberapa pip diatas level resistance, dan target profit (TP) ditentukan sebesar tingginya rectangle atau sebesar jarak antara level resistance dan support seperti pada metode sebelumnya, sehingga dengan metode ini bisa diperoleh risk reward ratio yang lebih besar. Seperti pada contoh diatas risk/reward ratio sekitar 1:2.
Hal-Hal yang Harus Diwaspadai dalam Pola Rectangle
Secara umum, pola rectangle bisa dianggap sebagai salah satu pola yang cukup umum dalam analisis teknikal, dan trader sering menggunakannya untuk mengidentifikasi potensi peluang perdagangan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada jaminan bahwa setiap pola rectangle akan memberikan hasil yang sama.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diwaspadai saat muncul pola rectangle:
- Gagal breakout: Pola rectangle hanya akan terbentuk apabila harga breakout ke level support/resistance. Artinya, Anda tidak boleh buru-buru entry sebelum memastikan breakout terjadi. Jika ternyata harga gagal breakout, maka yang terjadi adalah pembalikan harga.
- Potensi reversal: Secara historis, pola rectangle lebih sering berhasil terbentuk. Namun, selalu ada kemungkinan yang terjadi justru pembalikan.
- Top dan bottom: Pola rectangle baru bisa dikatakan terbentuk apabila ada setidaknya 2 top atau 2 bottom. Jika masih ada 1, maka belum tentu pola rectangle akan terbentuk.
- Volume Perdagangan: Amati volume perdagangan selama pembentukan pola rectangle. Biasanya, volume akan menurun selama periode konsolidasi harga. Volume yang meningkat saat harga keluar dari pola bisa menjadi indikasi kekuatan trend baru.
- Tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan entry: Pola rectangle bisa berlanjut ke penerusan trend atau justru pembalikan. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk memanfaatkan alat teknikal seperti indikator MACD, RSI, atau Stochastic, untuk mendapatkan momentum entry yang akurat.
Pola rectangle hanyalah satu dari sekian banyak pola yang dikenal dalam trading forex. Menurut pendapat banyak orang, pola ini adalah salah satu dari beberapa pola yang umum dan cukup sering ditemui di pasar forex.