EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,048.48   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

Trend Market, Follower Vs Counter

Penulis

Dalam melihat market trend, terdapat dua kategori trader yang bermain didalamnya. Ada yang memilih untuk menjadi trend follower dan ada juga yang bermain sebagai trend counter.

Kondisi pasar yang bergerak naik turun dan terkadang bergerak dengan cepat, cenderung membuat semua pelaku ingin mendapatkan keuntungan dalam kondisi apapun. Mayoritas trader meyakini tidak ada transaksi yang lebih menguntungkan melebihi transaksi dengan mengikuti market trend. Namun ada juga yang sebaliknya.

trend market
Dalam melihat market trend, terdapat dua kategori trader yang bermain didalamnya. Ada yang memilih untuk menjadi trend follower dan ada juga yang bermain sebagai trend counter. Meskipun tidak ada jawaban pasti untuk menentukan mana yang lebih baik, disini kita akan menelaah lebih dalam tentang kedua aliran trader tersebut.


Trend Follower bagi mereka yang bermain aman

Jika dilihat dari situasi dan kondisi yang tidak jelas, kita tidak pernah mengetahui kapan market akan berubah. Kita hanya mampu memprediksikan kapan market akan berubah, dengan kata lain marketlah yang memutuskan. Sebagai trader pastinya kita hanya bisa mengikuti perubahan yang telah ditentukan oleh market. ”History repeat itself”, kecenderungan pola untuk terjadi berulang dalam market bisa dimanfaatkan dalam bertransaksi, sehingga peluang untuk meraih profit lebih besar disini.

Sebagian besar para pelaku pasar ialah seorang trend follower. Mereka akan masuk ke pasar ketika trend telah terbentuk. Para trend follower ini biasanya menggunakan analisa teknikal seperti penerapan indikator Moving Average untuk menentukan entry point. Seorang fundamentalis juga bisa menggunakan analisa fundamental berdasarkan event serta berita yang terjadi dan merangkumnya agar dapat menentukan, apakah trend akan berlangsung dalam jangka panjang atau tidak.

Terdapat 2 (dua) kondisi yang dominan serta mampu mempengaruhi trend market, yakni uptrend dan downtrend. Bagi seorang trend follower pastinya diwajibkan untuk mengambil posisi buy disaat market dalam kondisi uptrend dan posisi sell disaat downtrend. Alasan kenapa mereka mengikuti trend market ialah selain bersifat low risk juga dapat memperbesar peluang profit. "Ikuti trend, trend adalah sahabatmu".


Trend Counter untuk mereka yang telah berpengalaman dan menginginkan sebuah tantangan

Bagi follower mungkin pemikiran diatas ada benarnya, akan tetapi tidak bagi trader yang telah berpengalaman maupun yang menginginkan sebuah tantangan. Dimana terkadang dalam situasi tertentu mereka justru mengambil posisi yang berlawanan arah dengan trend market, seperti melakukan open buy ketika pasar mengalami posisi bearish dan sell saat market sedang bullish. Trader seperti ini biasanya dikenal dengan istilah “contrarian trader”.

Warren Buffet berkata “Greed when other fear and fear when other greed”

Warren Buffet adalah sosok fenomenal dari seorang trader counter trend. Mungkin bagi sebagian trader normal hal ini dianggap sesuatu yang gila dan tidak masuk akal. Tetapi bagi mereka yang bermain secara frontal, waktu terbaik untuk mengambil posisi adalah disaat trader lain tidak berani melakukannya.

Seorang contrarian trader selalu memanfaatkan perilaku manusia yang meliputi nalar, emosi, keserakahan dan ketakutan dalam menyikapi pergerakan market. Sebagai contoh, ketika market sedang bagus dan mengalami bulish secara signifikan, mayoritas para trader cenderung mengambil posisi buy dengan mudah. Disinilah para contrarian trader biasanya melakukan open posisi counter trend, dengan memprediksi akan terjadinya koreksi yang terjadi di market.

Mereka biasanya menggunakan analisa teknikal seperti fibonacci retracement untuk memprediksi koreksi, atau Volatility Index (VIX) yang mengukur sejauh mana tingkat optimisme dan pesimisme para pelaku pasar.

Menjadi seorang trend counter tidaklah mudah, karena tingkat pemahaman dan pengalaman trading serta mental yang kuat adalah hal paling utama di sini. Saat melihat harga sedag menguat, seorang trend counter tentunya juga harus lebih kuat mental dan teguh pada prinsipnya untuk tidak mengiktui arah tren. “Buy Low Sell High” adalah motivasi utama para contrarian trader untuk melakukan trend counter. Dimana ketika mereka berhasil melakukannya, maka profit yang mereka peroleh akan sangat maksimal.


Fakta

Bertrading sesuai dengan arah market bukanlah suatu hal yang asing bagi kebanyakan trader. Kita selalu mendapat penjelasan dan informasi yang menyangkut hal tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah mematuhi rambu-rambu secara disiplin dan konsisten. Meski ada kalanya menerima kerugian, namun itu tidaklah sebesar apabila kita loss dengan posisi sebagai trend counter.

Sebaliknya, jarangnya informasi mengenai hal yang berkaitan dengan trend counter membuat transaksi yang dilakukan dapat berakibat fatal, terutama apabila mereka tidak mampu mengendalikannya. Secara teori, open posisi yang terjadi diakhir trend memang lebih menguntungkan, terlebih jika kita bisa melakukannya dengan tepat waktu saat trend sedang mendekati titik jenuh. Namun kenyataannya, itu semua bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Bayangkan, berapa besar floating yang harus kita tanggung apabila kita salah menentukan keputusan disaat mencoba untuk menjadi seorang trend counter, sementara kita tidak pernah tahu kapan trend itu sendiri akan berakhir. Besarnya resiko inilah yang cenderung membuat mayoritas trader enggan menjadi trend counter.


Akhir Kata

Menjadi follower atau trend counter, semuanya sah-sah saja. Selama kita masih menjadi trader biasa yang cuma mampu menahan laju resiko kegagalan dalam skala kecil, alangkah baiknya jika kita memilih menjadi trend follower. Namun jika kita sudah memiliki cukup modal untuk menahan floating, juga punya cukup pengetahuan dan pengalaman, menjadi trend counter juga bisa dicoba.

127206
Penulis

Bayu mengenal dunia investasi saat masih studi di perguruan tinggi, kemudian berlanjut menjadi penulis mengenai berbagai jenis investasi dan strategi-strategi trading di Seputarforex. Bayu meyakini bahwa trading bukanlah mesin jackpot, dan kita harus terus belajar agar bisa menjadi seorang trader sukses.


Aaaaaaaaaaaa
yg jadi pertanyaannya , si george soros ini gimana cara dia menentukan waktunya untuk dia keluar dari saham yang dia beli? klo teknikal analis kan jelas diliat dari pola candle ato chart pattern nah klo si george soros beli jelas pas perusahaan memiliki track record penghasilan yang baik, tpi jual ketika kapan? apakah ketika perusahaan berkurang keuntungannya?
Masih Newbie Saya Mah
Counter trend menurut saya merupakan teknik investasi yang memprediksi trend yang akan terjadi.

tapi dibilang counter trend juga ga sepenuhnya benar itu cara yang dipakai warren, soalnya warren menganalisa perusahaan nya memiliki konsisten gain selama 5 tahun berturut2 dengan debt yang rendah, itu kan kita lihat 5 tahun gain berarti sudah ada trend walaupun kecil.. jadi warren juga follower trend hehhe
Jelass Masihh Newbiee
buat aaaaaaaaa yaaa dia keluar biasanya klo kondisi market makro yang jelek dan perusahaan tidak ada peningkatan laba lagi dengan kata lain barang nya sudah jenuh.. tapi bukan cuman itu ajah seh..masih ada beberapa indikator lainnya..
Aaaaaaaa Datang Lagi
berarti kmungkinan bakal nunggu lama dunk, secara itu laporan keuangan perusahaan kluar tiga bulan sekali. sabar juga si george .. apa dya bner2 pake value investing aja yaa? tidak melihat pergerakan harga ma skali di monitor? ane pernah baca di artikel mana gtuuu lupa source nya. george soros mulai mencoba day trading.. bner ga tuh O.o
Braniaja
pencerahan buat semua. dengarkan nasihat orang sok tau ini.. big player macem contoh diatas jng ditiru lho. knapa? alasan jelas. mereka big, kita small. kl cuma kita ikuti pola pikirnya tanpa mempunyai kemampuan finansial se level beliau, maka sama jg boong. analogi laen yg masuk akal jg.

gni.. big player disinyalir ada 3000orang. so knpa yg 2998 gak diulas? cb analisa gmn action mereka thd market? apa sama dng cara si 2 orang itu?jika sama ya brarti bener. kan mereka selevel. lha kalo kita dah jauh levelny kan gan. so..cari+simpulkan cara kita sndiri..siapa tau malah itu potensi kita jadi the next big player.
Gibran
sepertinya kalau di forex trend counter enggak harus pemain besar. trading di forex kan eksekusinya lebih gampang n cepet, likuiditas pasarnya juga bagus. jadi untuk masuk/keluar posisi bisa dilakukan hampir setiap waktu. lot trading pun bisa lebih ekonomis jadi kekurangan trend counter yang disebutkan di sini sepertinya kurang betul2 sesuai kalau mau dikondisikan di pasar forex
Fathoni Yudi
@ gibran, agan ada benernya. klo dipikir2 n disamain secara teori, tiap trader forex yg andalkan oscilator n suka entry d oversold/overbought berarti trend counter. cr seperti itu rsanya bnyak juga d forex. lagian yg menentukan besar kecilnya resiko bkn cuma strategi aja tapi jg manajemen resiko.
Zahri Hasim
Cara manapun peluangnya fifty fifty, yang membedakan nanti adalah bagaimana pemahaman kita. Tentu setiap orang punya kebiasaan yang berbeda, ada yang lebih nyaman ikut tren, ada yang lebih suka buy low sell high. Semenarik apapun potensi keuntungan masing2 strategi kalau tidak digunakan dengan pemahaman yang matang pastinya akan lebih banyak rugi daripada untungnya. Trend following ada keuntungan dan kelemahannya, trend counter pun juga. Jadi dua-duanya sama-sama ada peluang baik digunakan. Tinggal kita sendiri yang menentukan mana paling kita pahami dan mudah digunakan.
Tri Kusumo
btul bang. klo ngikut trend mang lbh aman, tp seringan telat entri jd susah dpt momen plg bagus. sbliknya mlawan trend bs entri di awal, profit kayakny bs lbh bnyak, tpi kl salah analisa bs floating bnyak, lbh rawan trkena false sinyal lh pokoknya
Eric Crown
Mungkin ndak, ada trader yg belom jelas profesinya sbg follower ato conter? Jd opennya tergantung dr sinyal yg lebih meyakinkan aja... Kadang bisa ngikut tren, kadang berani ambil resiko open ndak ngikut tren....
Joyce
bisa saja. plus menurut sy follower atau counter tren ini bukan tindakan yang harus selalu dilakukan oleh pengikutnya. ada beberapa trader yang misalnya sudah dianggap follower karena dia "cenderung" mengikuti tren, meskipun kadang dia juga mengambil sinyal yang tidak sesuai dengan tren harga saat itu. apapun yang dilakukan baiknya tetap disesuaikan dengan rule. mau sesuai atau tidak, kalau sudah punya rule maka harus digunakan secara disiplin.
Agus Bastian
saya lebih milih jadi trader fleksibel saja, ikut trend boleh, lawan tred kenapa tidak? Yang penting liat sikon pasar lah, kalo dah jelas2 masuk support-resistance ya knapa mesti diterusin trend-nya? Coba liat EURUSD dari tahun 2014 sampai sekarang, major trendnya kan bearish, tapi kalo dia jelas-jelas kena batas support yah ngapain sell? Buy lah
Emily

Bagaimana jika ternyata harga bergerak reversal setelah kita membuka posisi tsb? Dari pernyataan Anda, apakah Anda sudah menyiapkan rencana cadangan jika terjadi hal-hal yang tak terduga?