iklan |
iklan |
Dalam trading forex, seorang trader bisa menggunakan metode dan strategi yang lebih menekankan pada analisa teknikal (chartist), tetapi bisa juga lebih menekankan pada analisa fundamental termasuk berita ekonomi (fundamentalist). Dari kedua cara tersebut tidak bisa disimpulkan mana yang lebih unggul atau paling benar. Hal itu sangat relatif dan bergantung pada pengalaman trading. Namun, khusus bagi Anda yang trading berdasarkan berita fundamental, ada beberapa hal yang wajib diketahui.
Artikel ini adalah berdasarkan pandangan dari Niall Fuller, seorang trader yang menggunakan metode Price Action, yang tidak seratus persen chartist karena minimnya indikator teknikal yang digunakan, tetapi juga bukan sosok fundamentalist.
Beli Berdasarkan Rumor, Jual Berdasarkan Fakta
Ada alasannya mengapa slogan "Beli berdasarkan rumor, jual berdasarkan fakta" (Buy the rumor, sell the fact) telah lebih dari seratus tahun beredar di pasar bursa Wall Street. Secara umum, para pemain besar di pasar (lazim disebut big boys), yaitu mereka yang sebenarnya menggerakkan harga pasar, hanya akan masuk pasar berdasarkan pada prediksi mereka akan prospek sebuah saham atau instrumen investasi lainnya, dan tidak sepenuhnya berdasarkan berita yang baru saja dirilis.
Proyeksi pasar mengenai berita ekonomi yang dirilis akan selalu dicerminkan pada harga sebuah saham atau komoditas dalam pasar. Misalnya jika data Non Farm Payroll dari Amerika Serikat bulan ini diprediksi akan bertambah sebanyak 200,000 pekerjaan baru dibanding bulan lalu, maka pelaku pasar akan mentradingkan prediksi pertambahan 200,000 pekerjaan baru ini. Keyakinan mereka mengenai prediksi tersebut akan mempengaruhi harga yang disepakati di pasar. Padahal, mereka tidak tahu data jumlah pekerjaan yang sebenarnya sebelum berita Non Farm Payroll dirilis, kecuali mungkin jika mereka bisa memperoleh informasi sebelum rilis beritanya.
Saat berita data Non Farm Payroll tersebut dirilis, para big boys telah masuk pasar terlebih dahulu dengan keyakinan bahwa prediksi mereka akan mempengaruhi harga pasar. Jadi, apabila data Non Farm Payroll yang dirilis benar bertambah sebanyak 200,000 pekerjaan baru dibanding bulan lalu, maka justru akan membuat harga pasar turun, karena banyak yang telah membuka posisi buy sesuai prediksi tersebut. Jadi jika yang dirilis benar bertambah 200,000 pekerjaan baru, maka para big boys tidak akan membuka posisi buy lagi karena data yang keluar tidak membuat "kejutan" naik, melainkan sama seperti yang diramalkan para analis pasar.
Trading berdasarkan berita fundamental sama dengan "gambling" (untung-untungan). Anda tak akan tahu persis bagaimana reaksi pasar terhadap sebuah berita tertentu yang dirilis. Anda juga tidak bisa berasumsi bahwa secara logika jika hasil yang dirilis lebih baik dari sebelumnya dan lebih baik dari prediksi maka harga akan naik dan sebaliknya, karena berbagai faktor lain yang mungkin tidak Anda ketahui akan tercermin pada pergerakan harga saat berita tersebut dirilis. Oleh karena itu, trader yang terlalu fokus pada rilis berita sering kali mengalami kerugian akibat "slippage" (loncatan harga pasar) ketika masuk pasar pada saat rilis suatu berita.
Semua Faktor Telah Tercermin Pada Harga
Seorang trader yang menggunakan metode Price Action yakin bahwa semua faktor fundamental, termasuk berita yang dirilis, telah tercermin pada harga pasar dan bisa ditradingkan melalui analisa pola pergerakan harganya dengan metode Price Action. Rilis berita dan variabel lainnya hanyalah unsur-unsur yang menggerakkan pasar.
Setup Price Action yang terjadi adalah refleksi dari perubahan bermacam-macam variabel pasar yang menggerakkan harga. Refleksi ini bisa membentuk pola-pola yang berulang sebagai acuan untuk mengukur perubahan pergerakan harga. Jadi, dengan trading berdasarkan analisa pola pergerakan harga atau setup Price Action, berarti kita telah memasukkan faktor perubahan variabel fundamental, termasuk berita, didalamnya.
Pengaruh Rilis Berita Pada Posisi Trading
Terlepas dari pertimbangan di atas, rilis berita penting semisal Non Farm Payroll, pengumuman suku bunga (Interest Rate) atau pidato pejabat Bank Sentral tentu akan sangat mempengaruhi volatilitas pergerakan harga hingga bisa berdampak pada posisi kita, khususnya bila kita mempunyai posisi yang terbuka saat itu. Tetapi, hal itu bukanlah sesuatu yang tak bisa diatasi.
Asalkan kita telah membuka posisi trading berdasarkan dengan risk/reward ratio, biarkan saja pasar merespon posisi trading kita dengan reaksi yang memang seharusnya terjadi, terlepas dari apakah level Stop Loss atau level target profit kita yang kena. Ada baiknya kita gunakan Trailing Stop dengan teknik averaging atau pyramiding jika memungkinkan.
Selain itu, untuk menghindari resiko slippage atau loncatan harga pada saat rilis berita yang penting, sebaiknya kita membuka posisi beberapa saat setelah rilis berita tersebut pada kondisi pasar yang relatif tenang (tidak terlalu bergejolak atau volatile). Karenanya, walaupun Anda tak ingin trading berdasarkan berita fundamental, tetapi masih perlu mengetahui jadwal rilis berita-berita penting yang berpengaruh pada pasar forex.
Berita-berita penting apa saja itu? Yang sering kali mempengaruhi volatilitas pasar adalah berita-berita yang berhubungan dengan suku bunga (Interest Rate), data tenaga kerja (Non Farm Payroll di Amerika Serikat, tingkat pengangguran), inflasi (Consumer Price Index/CPI) dan pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Product/GDP). Untuk mendapatkan update terkini, Anda dapat memantau kalender ekonomi (kalender forex).
Secara keseluruhan, berikut adalah penjelasan mengenai trading dengan berita fundamental yang tertuang dalam infografi menarik:
Untuk mengetahui jadwal rilis berita-berita berdampak tinggi, trader umumnya berpatokan pada kalender forex. Seperti apa ya cara bacanya? Simak info lengkapnya di artikel Menggunakan Kalender Forex Factory Sebagai Perangkat Analisa.