Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar kata suku bunga, khususnya dalam kaitannya dengan urusan perbankan. Namun, konsep suku bunga sebenarnya tidaklah sederhana. Ada berbagai latar belakang menarik mengenai suku bunga. Suku bunga bahkan bisa memengaruhi beragam kondisi perekonomian, seperti investasi, inflasi, dan ketenagakerjaan. Untuk memahaminya, mari simak beberapa hal menarik tentang suku bunga berikut ini.
Ada Banyak Jenis Suku Bunga
Kata "suku bunga" dapat digunakan untuk menyebut persentase tertentu yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada bank umum untuk dana yang dipinjamnya. Nasabah penabung menyebut pendapatan dari deposito sebagai "suku bunga deposito". Namun, "suku bunga" juga bisa bermakna sejumlah persentase tertentu yang harus dibayarkan bank umum kepada bank sentral sebagai imbalan atas pinjaman likuiditas.
Setiap jenisnya memiliki implikasi berbeda-beda, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan suku bunga bank sentral, secara teoritis, bisa mendorong kenaikan ataupun penurunan tarif yang berlaku untuk produk pinjaman dan simpanan perbankan. Namun, kenaikan atau penurunan suku bunga yang berlaku di bank umum tidak lantas memengaruhi suku bunga bank sentral.
Suku Bunga Bank Sentral Punya Implikasi Baik dan Buruk
Bank sentral bertugas untuk menentukan kebijakan moneter suatu negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, mereka memiliki tiga alat utama, yaitu pengaturan jumlah uang beredar, jumlah cadangan yang diperlukan oleh perbankan (reserve requirement) dan tingkat suku bunga.
Perubahan kebijakan bank sentral melalui ketiga alat itu bisa memengaruhi beberapa variabel ekonomi, seperti investasi, inflasi dan tenaga kerja. Pada umumnya, pengaruhnya terhadap perekonomian bisa baik dan buruk pada saat bersamaan.
Sebagai contoh, kenaikan suku bunga dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi. Namun, langkah itu bisa mendorong perbankan menaikkan bunga pinjaman, sehingga biaya untuk meminjam uang akan lebih mahal. Ketika tingkat suku bunga sedang tinggi, para pelaku bisnis akan cenderung menghindari tindakan meminjam dana dari bank. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan berkurangnya investasi baru atau tertundanya ekspansi bisnis. Perlu diketahui bahwa sebagian besar pebisnis membiayai proyek-proyeknya dari dana pinjaman yang diperoleh dari bank.
Ketika Suku Bunga Naik, Menabung Jadi Alternatif Lebih Baik
Masyarakat seringkali meminjam dana dari bank untuk biaya keperluan sehari-harinya dengan memberikan jaminan barang-barang berharga. Saat ini juga banyak beredar kartu kredit yang bunganya bisa naik atau turun sewaktu-waktu. Ketika biaya pinjaman semakin tinggi, maka menabung akan menjadi pilihan alternatif yang lebih menarik bagi masyarakat. Hal itu dapat menimbulkan efek positif maupun negatif.
Pada saat tingkat suku bunga naik, maka aktivitas ekonomi cenderung menurun, dan pendapatan perusahaan-perusahaan besar juga akan menyusut. Apabila berlangsung secara terus menerus, maka pada akhirnya dapat mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi.
Kenapa bank sentral menginginkan hal tersebut terjadi? Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu alat bank sentral untuk menentukan kebijakan moneter adalah mengatur tingkat suku bunga. Menaikkan suku bunga adalah alat utama bank sentral untuk memerangi inflasi. Dengan membuat biaya pinjaman semakin mahal, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang dan aktivitas perekonomian akan menurun, sehingga laju inflasi bisa dikendalikan.
Ketika Suku Bunga Turun, Investasi dan Konsumsi Meningkat
Kejadian sebaliknya bisa terjadi. Turunnya suku bunga akan menyebabkan biaya pinjaman menjadi makin murah. Para investor akan cenderung terdorong untuk melakukan ekspansi bisnis atau investasi baru, sedangkan para konsumen akan menaikkan pengeluarannya. Dengan demikian, output perekonomian diharapkan akan meningkat dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pun bertambah. Selain itu, investasi ke pasar saham juga akan naik.
Namun demikian, aktivitas perekonomian yang terlalu tinggi akan menyebabkan meningkatnya inflasi. Makin tinggi tingkat inflasi akan menyebabkan makin mahalnya harga barang dan jasa. Akibatnya, daya beli uang akan menurun. Rendahnya suku bunga juga bisa berdampak pada turunnya penjualan Bond (obligasi) karena yield yang diberikan menjadi relatif rendah.
Bank Sentral Memperhitungkan Banyak Hal Sebelum Merubah Suku Bunga
Dari narasi di atas, Anda tentu sudah mendapatkan gambaran mengenai efek dari perubahan suku bunga. Perubahan dalam skala tertentu bisa jadi dibutuhkan untuk menyeimbangkan perekonomian. Namun, bank sentral perlu mempertimbangkan setiap kebijakannya dengan hati-hati. Bank sentral tidak akan serta merta menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga. Mereka akan mengevaluasi berbagai data ekonomi terlebih dahulu sebelum memutuskannya, antara lain data pertumbuhan gaji dan pengangguran, data inflasi, nilai tukar mata uang, dan masih banyak lagi.