Seputarforex.com - Harga emas stabil di level rendah, tertahan oleh menguatnya Dolar AS pasca data Manufaktur ISM. Di sesi perdagangan Senin (01/April) malam ini, harga emas spot bertahan di kisaran 1,2961 per ons. Sementara itu, harga emas futures di Comex New York diperdagangkan pada $1,296.20 per ounce, turun tipis 0.2 persen dari sebelumnya.
Meskipun Dolar AS terlihat menguat, data Retail Sales yang rilis di awal sesi New York tadi sempat menekan turun mata uang tersebut dan memberikan sedikit suntikan energi pada harga emas.
"Laporan Penjualan Ritel Amerika Serikat yang mengecewakan sempat memberikan dorongan bagi harga emas dalam jangka pendek, khususnya pada level-level dimana tak terlalu banyak pihak yang melakukan aksi jual agresif," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif dan Logam Mulia di BMO.
"Akan tetapi, pergerakan naik emas terbatas itu dipatahkan oleh data ISM yang menguat dan menaikkan yield-yield obligasi AS. Emas tampaknya membutuhkan tambahan bantuan (isu penggerak) untuk kembali ke level 1,300," imbuh Wong.
Emas Kembali Tertekan Di Bawah 1,300
Di akhir perdagangan minggu lalu, harga emas kembali jeblok ke bawah level psikologis 1,300 akibat bank-bank sentral mayor yang mengekor dovish-nya The Fed. Akibatnya, beragam mata uang rival Dolar AS melemah dan hal ini pun mengerek USD.
Dolar AS yang menguat menjadi halangan bagi harga emas untuk melanjutkan kenaikan. Menurut analis Forex.com, Fawad Razaqzada, emas perlu kembali ke level $1,300-$1,305 terlebih dahulu untuk memperbaiki gangguan-gangguan teknikal. Namun, analis tersebut pesimistis, sebab menurut perhitungannya, level rendah emas saat ini telah membuka jalan ke kisaran $1281.
Dari segi fundamental, bullish emas juga terpukul oleh data ekonomi China yang meningkat. Pagi tadi, PMI Caixin Manufaktur China dilaporkan naik ke 50.8 pada bulan Maret, berhasil melepaskan diri dari kontraksi di bulan sebelumnya. Data ekonomi China yang pulih berpotensi mengikis sentimen penghindaran risiko, sehingga ini bisa melemahkan harga emas.
