Analis memperkirakan bursa Asia pekan ini diperkirakan masih akan dipengaruhi sentimen isu perlambatan ekonomi dan geopolitik kawasan. Dimana pasar masih mencemaskan perlambatan ekonomi China.
Investor investor khawatir akan munculnya sinyal krisis pasar properti di China. Kekuatiran itu menguat setelah data yang rilis akhir pekan lalu menunjukkan harga rumah baru melambat pada bulan April.
Pada saat yang sama, meningkatnya eskalasi ketegangan antara China dan Vietnam turut menjadi fokus pasar Asia menyusul kerusuhan anti China di Vietnam yang menewaskan dua orang pekan lalu.
Sementara pasar Jepang diperkirakan akan terbatas pekan ini karena menguatnya nilai tukar yen. Pasar menduga Yen masih akan bertengger di bawah 102/USD AS. Tapi sentimen pasar sedikit terangkat oleh data machinery orders Jepang yang melonjak signifikan Maret lalu. Data kian meneguhkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang masih akan berlanjut.
Data pekan lalu menunjukkan perekonomian Jepang bertumbuh pada laju tahunan sebesar 5.9% di kuartal pertama, mencetak laju pertumbuhan paling cepat dalam hampir selama 3 tahun seiring kenaikan pada tingkat belanja konsumen menjelang kenaikan pajak penjualan di bulan April mendongkrak aktivitas perekonomian.
Bank of Japan akan bertemua pada pekan ini dan diperkirakan tidak akan mengambil langkah kebijakan baru. Analis mengatakan bank sentral mungkin akan mempertahankan pandangan optimisnya terhadap perekonomian.