Seputarforex.com - Pasar tampak mengabaikan data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang Rabu (08/Feb) pagi tadi, yang menunjukkan bahwa surplus neraca perdagangan tercatat pada angka 1.11 triliun yen pada bulan Desember. Data tersebut berada di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan surplus 1.29 triliun yen.
USD/JPY diperdagangkan flat di angka 112.252 saat berita ini ditulis. Dalam timeframe 1 jam, pair tersebut tampak sedikit naik ke level 112.27, dari angka 112.04 pagi tadi.
Cadangan Devisa China Menipis
Dolar AS tengah tertekan oleh kabar bahwa cadangan devisa China merosot secara mengejutkan di bawah level 3 triliun dolar AS bulan lalu, sekaligus untuk pertama kalinya dalam hampir enam tahun terakhir. Kondisi ini terjadi setelah Beijing telah mencoba membatasi outflow dengan mengetatkan capital control.
Yuan melemah hingga lebih dari 6 persen terhadap Dolar tahun lalu, yang merupakan kemerosotan terbesar di antara mata uang-mata uang mayor Asia. Bank sentral China berusaha mempertahankan diri dari kondisi ini, sehingga menyebabkan cadangan devisa negara menipis. Tekanan yang dialami China tersebut juga ditambah oleh rencana kenaikan tingkat suku bunga AS tahun ini.
Kunjungan PM Jepang Ke AS
Trump akan menerima kunjungan dari PM Jepang, Shinzo Abe, pekan ini. Para pelaku pasar sedang menunggu pidato terkait mata uang atau kebijakan fiskal maupun moneter Jepang yang mungkin akan muncul dari pertemuan kedua kepala negara tersebut. Isu-isu pertahanan negara dan perdagangan tak akan dilewatkan juga oleh pasar.
"Mereka (Trump dan Abe) mungkin hanya akan mencoba meluruskan hubungan perdagangan mereka. Jadi, saya kira, tak akan ada kejutan besar, walaupun memang sulit menebak apa yang kira-kira akan Trump sampaikan," kata Harumi Taguchi, ekonom di IHS Markit Tokyo. "Jika Trump ingin AS menjual lebih banyak mobil di Jepang, maka mata uang-mata uang kemungkinan akan menguat saat pembicaraan tersebut."
