iklan | iklan |
Seputarforex - Biro Statistik Nasional China pada hari Selasa (31/Januari) mempublikasikan data PMI Manufaktur yang meningkat dari 47.0 menjadi 50.1. Kenaikan ini melampaui ekspektasi pasar untuk kenaikan ke 49.8, sekaligus menandai kembalinya aktivitas manufaktur ke jalur ekspansi.
Perbaikan sektor manufaktur China didukung oleh kenaikan yang terjadi pada beberapa komponen. Sub-indeks pesanan baru melonjak untuk pertama kalinya dalam 7 bulan terakhir dari 43.9 menjadi 50.9, begitu pula dengan aktivitas pembelian yang akhirnya mencatatkan pertumbuhan (dari 44.9 ke 50.4) setelah 4 bulan terus menerus terkontraksi.
Tak hanya aktivitas manufaktur, sektor jasa juga mencatatkan hasil positif. PMI Jasa China bahkan melonjak tajam dari 41.6 menjadi 54.4 pada bulan Januari, mengungguli ekspektasi pasar di 52.0. Sementara itu, PMI Komposit meningkat dari 42.6 menjadi 52.4.
Keputusan pemerintah China untuk meninggalkan kebijakan Zero COVID disinyalir menjadi faktor utama yang mendorong rebound manufaktur dan jasa kali ini. Menurut ahli statistik senior NBS, Zhao Qinghe, pemulihan iklim bisnis dan investasi China memantik tumbuhnya optimisme pelaku usaha di sana. Akan tetapi, ia mencermati adanya kendala yang masih membebani perekonomian China untuk saat ini.
"Memang sektor manufaktur dan jasa China mencatatkan pemulihan yang cukup impresif pada bulan Januari. Namun kami masih mendapati sejumlah keluhan dari perusahaan yang mengaku permintaan pasar belum sepenuhnya solid sehingga menjadi perhatian utama bisnis mereka. Kami memperkirakan pemulihan ekonomi China masih perlu waktu," kata Zhao.
Pasar memperkirakan ekonomi China akan mencetak pemulihan pada tahun ini. Dalam proyeksi terbarunya, IMF memperkirakan perekonomian China tumbuh 5.2 persen pada tahun 2023. Proyeksi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3.0 persen yang tercapai pada tahun lalu.