JPMorgan telah memasang posisi short untuk Dolar terhadap Euro dan Yen, namun pasar diharap untuk jangan menyalahkan Greenback. "Hal itu adalah pandangan kami sehubungan dengan risiko-risiko dari ECB dan Bank Sentral Jepang bulan depan," kata Sally Auld, Ahli Strategi Pendapatan Tetap dan Forex di JPMorgan, kepada CNBC di hari Selasa (23/Agustus) ini. "Secara umum, kami memandang Dolar AS akan diperdagangkan ranging di sisa tahun 2016 ini."
Bank-Bank Sentral Dengan Moneter Longgar Sudah Mentok?
Auld mencatat bahwa meskipun para ekonom JPMorgan mengekspektasikan BoJ dan ECB akan melonggarkan kebijakan dalam rapat kebijakan moneternya bulan depan, keputusan dua bank sentral itu berpotensi memberikan risiko pada pasar.
Auld juga memperingatkan bahwa beberapa bank sentral mayor kemungkinan akan mulai mengindikasikan bahwa kebijakan tak konvensional mereka, mulai mendekati garis akhir. "Jika kita mulai merasa bahwa bank-bank sentral tersebut sudah mulai khawatir kehabisan (uang untuk stimulus) di tank, maka sebaiknya para investor mengubah perkiraan dari yang hanya perubahan kecil dalam kebijakan, menjadi perkiraan akan adanya perubahan yang lebih besar (di bank sentral). Dari sini, Anda akan melihat Euro dan Yen akan berpeforma lebih baik terhadap Dolar AS." kata Auld.
"Fed Hike" Tak Mungkin Dilakukan Sebelum Desember
Terkait kenaikan suku bunga The Fed, Auld memperkirakan bahwa bank sentral AS tersebut tidak akan mengetatkan kebijakan moneter hingga bulan Desember, dan hanya akan ada sedikit katalis yang berpotensi untuk mendorong penguatan Greenback.
Untuk memastikannya, Auld memperingatkan pasar untuk memasuki posisi short yang baru menjelang pertemuan Jackson Hole digelar. Pertemuan Jackson Hole kadang digunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pernyataan penting terkait kebijakan bank sentral.