EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,115.25   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

ANTM: Tandatangani Fasilitas Lindung Nilai Dengan Tiga Bank BUMN

Penulis

PT Antam Tbk (ANTM) telah menandatangani fasilitas hedging (fasilitas lindung nilai) dengan PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia, serta PT Bank Negara Indonesia.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menandatangani fasilitas hedging (fasilitas lindung nilai) dengan tiga bank BUMN diantaranya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), serta PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Fasilitas hedging ANTM berjumlah 20 juta dolar AS dari Bank Mandiri, sebesar 10 juta dolar AS dari Bank BRI dan sedangkan dari bank BNI senilai 30 juta dolar AS.

 

Antam

 

Tedy Badrujaman, Direktur Utama PT Antam Tbk menjelaskan, langkah penandatanganan fasilitas hedging oleh perusahaan yang dipimpinnya tersebut merupakan langkah proaktif dari pengelolaan resiko perseroan. Selain itu, saat ini perseroan juga tengah menghadapi kesulitan karena terdapat berbagai macam resiko keuangan karena dampak dari perubahan harga komoditas serta nilai tukar mata uang asing.

Sebagian besar pendapatan dari kas perseroan adalah berasal dari mata uang dolar AS, namun beban operasional adalah dalam mata uang rupiah. Pada kuartal I tahun 2014 lalu misalnya, perusahaan mengalami kerugian periode berjalan mencapai Rp 272.61 miliar dan selisih rugi kurs adalah sebesar Rp 94.63 juta.

Oleh karena itu, manajemen resiko emiten ANTM ini akan diarahkan ke upaya dalam menghadapi ketidakpastian pada pasar keuangan serta sebisa mungkin meminimalkan efek negatif pada kinerja keuangan perseroan. Dalam langkah agar bisa mengurangi resiko pada nilai tukar mata uang asing (foreign exchange), perseroan sudah memiliki strategi hedging (lindung nilai) lewat instrumen natural hedging dan juga instrumen hedging lain seperti plain vanilla options serta forward and cross currency swaps (CCS).

265335
Penulis

Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Sastra, jurusan Sastra Inggris konsentrasi Linguistik, Unversitas Negeri Malang. Menyukai bidang kepenulisan dan dunia penerjemahan ekonomi dan bisnis sejak tahun 2013 silam. Saat ini menjadi jurnalis di Seputarforex yang bertanggung jawab untuk menulis berita emas dunia, forex, dan saham.