EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,863.26   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 12 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 13 jam lalu, #Saham AS

AS Konfirmasi Kasus Pertama Omicron, Harga Minyak Tertekan

Penulis

Harga minyak melemah tajam akibat kabar kemunculan kasus pertama Omicron di AS yang meredupkan minat risiko pasar.

Seputarforex - Harga minyak mentah kembali merosot karena pudarnya sentimen risiko atas kemunculan kasus pertama COVID Omicron di Amerika Serikat. Pada saat berita ini ditulis pada hari Kamis pagi (02/Desember), minyak mulai terkoreksi dari penutupan kemarin. Harga minyak Brent berada pada kisaran $69.98 per barel, sementara minyak WTI diperdagangkan di kisaran $66.49 per barel.

Harga minyak melemah

Amerika Serikat kemarin mengonfirmasi kasus COVID Omicron untuk pertama kalinya sejak varian tersebut ditemukan di Afrika pada pekan lalu. Penderita dikabarkan telah divaksin lengkap dan diterinfeksi setelah pulang dari Afrika Selatan. Kemunculan varian virus Corona yang resisten terhadap vaksin tentu saja meningkatkan kekhawatiran pasar energi. Pasalnya, tidak tertutup kemungkinan varian Omicron dapat menyebar secara global dan menekan permintaan minyak karena banyak negara melakukan pembatasan perjalanan.

"Kami belum memiliki banyak informasi mengenai sifat virus COVID Omicron. Tidak ada kejelasan mengenai seberapa mudah tingkat penularan varian ini dan apakah vaksin yang tersedia efektif… Kondisi ini menimbulkan banyak perubahan sentimen pasar," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder.

 

AS Berencana Stabilkan Harga

Secara terpisah, AS tengah mengkaji langkah baru dengan melakukan penyesuaian waktu pelepasan stok minyak untuk mengantisipasi risiko penurunan harga akibat kehadiran Omicron. "Pemerintahan Biden memiliki fleksibilitas atas timing pelepasan stok minyak cadangan jika sewaktu-waktu harga energi global turun secara substansial," kata Wakil Menteri Energi AS, David Turk.

Turk menambahkan, negara-negara konsumen lainnya seperti China dan Jepang telah menyetujui langkah melepas cadangan minyak untuk menjinakkan harganya dan dapat menyesuaikan waktu pelepasan secara bebas jika diperlukan. "Saya pikir setiap negara akan membuat keputusan berdasarkan apa yang berguna bagi konsumen domestik mereka dan berupaya menstabilkan harga," imbuh Turk.

Download Seputarforex App

296888
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.