EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,181.16   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 8 menit lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 10 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 11 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 12 menit lalu, #Saham Indonesia

AS-China Batal Negosiasi, Dolar Australia Tertekan

Penulis

China urung hadir dalam undangan negosiasi AS mengenai perang dagang, sehingga semakin menyulut tensi konflik kedua negara. AUD/USD pun tertekan akibat kabar tersebut.

Dolar Australia turun tajam pada perdagangan hari Senin kemarin (24/9), di tengah kekhawatiran baru atas keputusan China untuk membatalkan negosiasi dengan AS terkait perdagangan. Kendati berusaha naik pada sesi Asia hari Selasa ini (25/9), Dolar Australia terlihat terus mendapat tekanan jual. Sentimen bearish yang kuat ini agaknya juga didorong oleh antisipasi pasar terhadap pengumuman suku bunga The Fed pada Kamis dini hari besok.

 

Negosiasi AS-China Batal Karena Bea impor Baru Trump

Performa Dolar Australia dalam dua pekan terakhir cukup impresif, karena AS dikabarkan telah mengundang China untuk kembali bernegosiasi. China awalnya menyambut positif undangan tersebut, sehingga mata uang komoditas seperti AUD pun semakin melambung.

Namun, keputusan Presiden Trump yang menaikkan kembali tarif impor barang membuat China membatalkan pembicaraan dengan AS. Alhasil, keputusan China tersebut langsung menimbulkan sentimen negatif terhadap Dolar Australia, yang dikenal sebagai 'proxy' Yuan China.

"AUD tertekan menuju level lebih rendah, setelah AS menaikkan tarif impor baru untuk barang-barang China, dan (pasar) melihat sikap yang sama akan dilakukan China terhadap impor barang dari AS," kata Joseph Capurso, Ahli Strategi Mata Uang Senior di Commonwealth Bank.

Capurso juga menambahkan bahwa sangat sedikit data ekonomi dari Australia yang rilis pada minggu ini, sehingga selain kabar dari China, pengaruh utama yang akan mengerakkan AUD adalah pengumuman suku bunga Fed dan RBNZ.

 

AUD Turun Dari Puncak Uptrend

Pada saat berita ini ditulis, pair AUD/USD diperdagangkan pada level 0.7257, lebih rendah dibandingkan sesi Asia pada hari Senin kemarin. Penurunan Dolar Australia dalam sejak awal pekan kemarin praktis mengakhiri Uptrend panjang yang terbentuk sejak 12 September 2018.

AUD/USD - 25 September 2018

Pelemahan Dolar Australia juga terlihat pada major currencies lainnya. EUR/AUD meningkat karena Euro mendapatkan dukungan dari penyataan hawkish Presiden ECB, Mario Draghi. Sementara itu, GBP/AUD berusaha bangkit setelah anjlok cukup dalam pada hari Jumat pekan lalu.

285434
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.