Advertisement

iklan

Google (NASDAQ:GOOGL) DeepMind telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi struktur lebih dari 2 juta material baru, sebuah terobosan yang menurut Google akan segera digunakan untuk meningkatkan teknologi di dunia nyata, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Sony (NYSE:SONY) Pictures Entertainment (SPE) telah menjalin kemitraan strategis dengan Guardian Media Group, yang memberikan hak eksklusif kepada SPE untuk mengadaptasi jurnalisme Guardian bagi proyek-proyek audiovisual, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple Inc (NASDAQ:AAPL) memperpanjang kontraknya dengan Qualcomm (NASDAQ:QCOM) Inc. untuk komponen teknologi utama hingga tahun 2026, 1 jam lalu, #Saham AS   |   AT&T Inc. mengalami kenaikan harga saham yang tidak terlalu besar kemarin, naik 0.74% menjadi $16.30, 1 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

AUD/USD Terancam Makin Bearish Akibat Data Inflasi Australia

Penulis

Data Inflasi Australia turun satu digit di depan koma, sehingga dapat menjadi alasan untuk tidak menaikkan suku bunga lagi.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Kurs dolar Australia kemarin sempat menguat sesaat karena terimbas oleh langkah intervensi China untuk menanggulangi pelemahan yuan. Namun, AUD/USD longsor lagi hingga menyentuh level terendah 0.6619 pada sesi Asia hari ini (28/Juni). Pasalnya, data inflasi Australia tadi pagi menunjukkan penurunan yang dapat menjadi alasan bagi Bank Sentral Australia (RBA) untuk tidak menaikkan suku bunga lagi.

AUDUSD Daily

Australian Bureau of Statistics (ABS) melaporkan pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (CPI) per Mei 2023 hanya mencapai 5.6% (year-over-year). Angka tersebut lebih lambat daripada kenaikan 6.8% pada periode sebelumnya, maupun laju 6.1% yang diperkirakan oleh konsensus untuk periode ini. Perlambatan laju inflasi terutama disebabkan oleh jatuhnya harga BBM serta berkurangnya biaya akomodasi dan perjalanan liburan.

Pasar langsung menanggapi kabar tersebut dengan mengurangi ekspektasi suku bunga Australia. Apalagi, notulen rapat RBA bulan Juni menunjukkan keraguan sejumlah pejabatnya untuk menaikkan bunga. Data pasar kini menunjukkan peluang kurang dari 20% untuk kenaikan suku bunga Australia sebesar 25 basis poin dalam rapat RBA pekan depan.

"AUD/USD jatuh sebesar 0.9% sampai 0.6619 setelah indikator CPI Australia untuk Mei lebih lemah daripada perkiraan," kata Joseph Capurso, pakar strategi di Commonwealth Bank of Australia, "Kami setuju ada peluang kecil untuk kenaikan suku bunga pada Juli. Dengan sedikitnya berita tambahan tentang paket stimulus ekonomi pemerintah China, jalur dengan rintangan paling sedikit bagi AUD/USD adalah ke bawah. AUD/USD dapat menguji 0.6547 pekan ini."

Beberapa analis lain memiliki opini berbeda. Data inflasi Australia di luar biaya liburan dan harga BBM tercatat naik 6.4% pada Mei 2023, atau hanya turun sedikit dibandingkan kenaikan 6.5% pada periode sebelumnya. Apabila RBA ingin benar-benar gigih "memerangi inflasi", mereka semestinya tetap menaikkan bunga lagi. Dalam skenario ini, pengumuman RBA pekan depan berpotensi memicu gejolak di pasar uang.

Download Seputarforex App

299520
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.