Di tengah ramainya perhatian pasar kepada Euro, di Sesi Perdagangan Asia Kamis (05/06) laporan ekonomi dari Australia dan Tiongkok tercatat mengecewakan prospek pertumbuhan Australia. Tiongkok merupakan negara partner ekspor terbesar bagi Australia terutama untuk ekspor bijih besi.
Neraca perdagangan Australia merosot ke defisit sebanyak A$122 juta dibandingkan dengan ekspektasi yang menyebutkan surplus sejumlah A$300 juta. Sementara itu, PMI HSBC Tiongkok untuk sektor jasa pada bulan Mei menurun dibandingkan dengan bulan April, yakni ke 50.7 dari 51.4. Meski demikian, AUD/USD masih bertahan dengan kenaikan tipis 0.02% setelah data tersebut dirilis.
Sejak level rendah 0.8659 terakhir muncul pada awal Januari tahun ini, Dolar Australia relatif bermain konsisten di angka 0.90-an. Dengan puncak 0.9461, mata uang Australia tersebut tertopang oleh outlook Bank Sentral Australia atau RBA.
Telah banyak sinyal-sinyal ekonomi Australia yang menandakan peningkatan, di luar sektor pertambangan, yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, para ekonom memperingatkan adanya potensi overheating akibat inflasi tinggi, pertumbuhan tinggi dan suku bunga rendah.