EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,116.40   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Aussie Gelisah Mempertimbangkan Quantitative Easing RBA

Penulis

Pidato Gubernur RBA Philip Lowe mendorong pasar untuk mengubah proyeksi suku bunga dan Quantitative Easing tahun depan, sehingga berefek menekan AUD/USD.

Dolar Australia diperdagangkan dalam kisaran terbatas sejak kemarin. Seusai penyampaian pidato Gubernur RBA dimana ia mengisyaratkan keengganan bank sentral untuk meluncurkan Quantitative Easing (QE) dalam waktu dekat, AUD/USD sempat ditutup menguat pada level 0.6975 di penghujung hari Selasa. Namun, posisinya menurun lagi ke kisaran 0.6780 dalam perdagangan hari ini (27/November), karena pelaku pasar terus menerus menimbang prospek pemangkasan suku bunga lanjutan dan peluncuran QE oleh RBA.

AUDUSD DailyGrafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan batas terendah suku bunga bank sentral Australia (RBA) berada pada 0.5 persen. Akan tetapi, pidato Gubernur RBA Philip Lowe kemarin mengisyaratkan bahwa suku bunga bisa dipangkas hingga 0.25 persen sebelum bank sentral mulai mempertimbangkan kebijakan inkonvensional seperti Quantitative Easing.

Dalam pidatonya, Lowe juga membahas serangkaian prasyarat yang dapat membuat RBA meluncurkan QE di masa depan, termasuk inflasi dan pengangguran yang kian menjauh dari target bank sentral. Ia menyatakan pula bahwa seandainya RBA melaksanakan QE, maka hal itu akan melibatkan program pembelian obligasi pemerintah saja, bukan aset keuangan lain. Namun, ia menegaskan QE takkan dilakukan dalam waktu dekat.

"Bisa jadi akan tiba suatu titik di mana QE bisa membantu mempromosikan kesejahteraan kita bersama, tetapi kita belum sampai pada titik itu dan saya tak memperkirakan kita akan sampai di sana," ungkap Philip Lowe.

Pesan Lowe yang mixed ini ditanggapi oleh pelaku pasar dengan memperhitungkan ulang proyeksi perubahan kebijakan RBA mendatang. Pasar Futures sontak memperhitungkan risiko pemangkasan suku bunga RBA sebanyak dua kali lagi dalam tahun depan. Yield Obligasi Pemerintah Australia juga terguling.

Para analis membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menelaah muatan pidato Lowe. Sejumlah analis awalnya cukup optimis karena pidato Lowe mementahkan prospek suku bunga negatif dan QE dalam waktu dekat. Namun, belakangan beberapa analis lain merilis proyeksi yang lebih bearish.

"Gubernur RBA Philip Lowe memasang ambang yang tinggi untuk meluncurkan QE di Australia. Namun, pada latar belakang inflasi yang bersikukuh rendah dan meningkatnya pengangguran, kami curiga (ambang) itu tak lama lagi akan dilewati," kata Simona Gambarini dari Capital Economics, "Kami telah memperkirakan dua kali pemangkasan 25 bps tahun depan, satu pada bulan Februari dan satu pada April. Hal itu akan membawa suku bunga Australia ke 0.25 persen, yang diisyaratkan Lowe sebagai batas suku bunga terendah dan level di mana bank sentral akan mulai mempertimbangkan QE."

Prediksi serupa dilontarkan oleh tim pimpinan ekonom Westpac, Bill Evans, dalam catatan untuk kliennya, "Westpac sekarang memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan dari RBA, dengan suku bunga terpangkas sampai 0.25 persen pada Juni 2020. Quantitative Easing juga diperkirakan akan dimulai pada paruh kedua tahun 2020."

291103
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.