Penyeimbangan kembali perekonomian Australia, tampaknya masih jauh dari kemajuan sehubungan dengan sektor pertambangan yang masih lesu. Selain itu, Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens, menyampaikan bahwa para investor meremehkan kemungkinan merosotnya nilai tukar Dolar Australia, sehingga makin menjatuhkan mata uang tersebut ke level terendah dua harinya sejak bulan Mei.
Namun, Stevens menambahkan bahwa nilai tukar Dolar Australia akan menguat dengan sendirinya oleh siklus historis serta dampak dari perkembangan ekonomi. Dolar Aussie pada hari ini telah melemah terhadap Dolar AS dengan AUD/USD yang melorot 0.69% ke angka 0.9378, menyusul pernyataan Gubernur RBA tersebut.
Tak Ada Rencana Kenaikan Suku Bunga RBA
Lebih luas, dalam pidatonya, orang nomor satu di RBA tersebut mengatakan bahwa dalam jangka pendek, belum terlintas rencana untuk menaikkan suku bunga 2.5% mereka. Kebijakan moneter yang telah diterapkan RBA saat ini akan berlaku untuk jangka waktu yang cukup lama.
"Meskipun rendah, suku bunga yang kami terapkan saat ini masih lebih baik daripada suku bunga mendekati nol yang terpaksa harus ditetapkan oleh sebagian negara." ungkap Stevens. Suku bunga 2.5% RBA saat ini dimanfaatkan untuk menopang permintaan konsumen, pembangunan gedung, tenaga kerja, dan investati non pertambangan.
Stevens juga terkesan mengesampingkan dampak dari kebijakan anggaran yang telah diatur oleh pemerintah Australia dengan mengatakan bahwa kebijakan pemotongan anggaran tak akan memberikan efek yang terlalu signifikan pada perekonomian tahun depan, maupun tahun-tahun selanjutnya.