Kemajuan perekonomian yang pesat, sistem pengelolaan tenaga kerja yang mapan, dan kepercayaan diri dari perusahaan-perusahaan Inggris adalah faktor-faktor yang akan semakin mendorong Komite Kebijakan Moneter untuk meningkatkan suku bunga Bank.
Meskipun data yang dikumpulkan kurang dapat memenuhi prediksi Bank pada kuartal kedua, pertumbuhan GDP tahunan sebesar 3.1 poin sebenarnya sudah menandakan pertumbuhan perekonomian yang menjanjikan. Angka tersebut justru menunjukkan peningkatan paling pesat sejak era sebelum krisis finansial. Beberapa sektor dalam perekonomian mengalami perkembangan pesat, sehingga kesulitan merekrut karyawan yang tepat. Kekurangan pegawai yang terjadi berarti tenaga ahli menuntut gaji lebih tinggi, sehingga menimbulkan kerisauan bahwa kenaikan gaji akan mendorong kenaikan harga dan memaksa BOE untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.
Akan tetapi, masalah ini hanya terjadi di beberapa sektor saja, karena secara umum masih banyak gaji yang tidak dinaikkan selama bertahun-tahun. Meskipun tingkat pengangguran telah mengalami penurunan dan pertumbuhan perekonomian Inggris disebut-sebut sebagai yang tercepat di antara negara-negara G7, angka pertumbuhan upah karyawan masih berada di level yang rendah.
BOE pada akhirnya akan dipaksa meningkatkan suku bunga untuk mengontrol inflasi. Jika suku bunga meningkat sementara upah karyawan tetap tidak dinaikkan, maka banyak orang akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini tentu memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, apalagi jika peningkatan suku bunga tidak segera dilakukan dan harus segera dinaikkan secara tiba-tiba, maka perekonomian Inggris tidak akan terhindar dari resesi.
Oleh sebab itu, peningkatan suku bunga akan terlaksana jika upah karyawan sudah mengalami kenaikan. Apapun yang terjadi, suku bunga rendah sulit untuk dipertahankan di jaman sekarang ini.
