Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

BI Optimis Penguatan Rupiah Tetap Stabil

Penulis

Dalam rapat terbarunya, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5.0%. Ke depannya, bank sentral optimis jika penguatan Rupiah akan stabil.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex.com – Pada perdagangan akhir pekan (24/Januari), Rupiah bergerak di area terbatas versus Dolar AS. Hal tersebut terlihat pada grafik USD/IDR di bawah ini, yang menunjukkan kurs Dolar Rupiah naik tipis 0.01% ke angka Rp13,622, menyusul penurunan 0.39% pada hari sebelumnya.

rupiah hari ini

 

BI Pertahankan Suku Bunga

Kemarin (23/Januari), Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di posisi 5.0%. Level suku bunga saat ini sudah bertahan selama 4 periode berturut-turut sejak Oktober 2019.

suku bunga bi

Keputusan yang sama juga ditetapkan pada deposit facility rate di level 4.25% dan lending facility rate di 5.75%.

"Dengan melihat outlook ekonomi, Rapat Dewan Gurbernur BI 22-23 Januari 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRRR tetap 5.0%, suku bunga deposite dan lending juga tetap. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan inflasi yang terpantau kendali, membantu momentum kestabilan," ungkap Gurbernur BI Perry Warjiyo dalam preskon.

 

Penguatan Rupiah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan pantauan BI, Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 1.74% selama Januari 2020. Perry menjelaskan bahwa nilai tukar Rupiah terus menguat, didukung kinerja neraca pembayaran Indonesia yang membaik. Dengan melihat daya tarik pasar domestik, pasokan valas dari para eksportir serta aliran modal asing tetap berlanjut.

"Penguatan nilai tukar Rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

BI optimitis penguatan Rupiah masih akan tetap stabil ke depannya dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Perry mengungkapkan bahwa pihaknya selalu mencermati siklus ekonomi dan keuangan untuk merumuskan kebijakan moneter. Di Indonesia, siklus ekonomi sudah melewati titik terendah sehingga ke depan diyakini akan terus mengalami peningkatan.

Hal ini didukung oleh faktor luar negeri, yaitu harga komoditas dan pola permintaan dunia yang membaik. Sentimen positif juga berasal dari dalam negeri dengan peningkatan investasi dan tingkat konsumsi yang terus terjaga. Karena itu, BI memprediksi siklus ekonomi Indonesia akan naik di atas 5.1%.

"Kita mencermati pada Oktober, November, Desember, sudah mengalami kenaikan. Tapi, masih sedikit di bawah 5.1% dan di atas 5.0%. Karena itu, kita memprediksi pada 2020 akan mencapai 5.1%, bahkan sampai titik tengah 5.3%," jelas Perry.

291760
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.


Dr. Bambang Prasetia
BI jangan spt lembaga penukaran valuta asing saja, tanpa ada prediksi klo idr mau keok hari ini.. semestinya bisa melihat gejala moneter dunia dong..